Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis. SEJUK lahir di tengah kecenderungan konservatisme yang meningkat di kalangan jurnalis dan pemberitaan media massa yang menyudutkan kelompok minoritas, korban diskriminasi dan kekerasan atas nama agama.
Visi SEJUK adalah terbentuknya masyarakat, dengan dukungan media massa, yang menghormati, melindungi dan mempertahankan keberagaman sebagai bagian dari pembelaan HAM.
Misinya memberdayakan dan mengembangkan kapasitas media massa melalui berbagai kegiatan dan program terkait isu-isu keberagaman. Sehingga, media banyak memproduksi pemberitaan yang menghidupkan penghargaan, toleransi dan perdamaian di tengah perbedaan, bukan sebaliknya.
Perspektif kebebasan beragama dan berkeyakinan, HAM, keadilan dan kesetaraan gender dan seksualitas (SOGIESC) dan multikulturalisme mendasari setiap kegiatan SEJUK.
SEJUK bergiat lewat: training Jurnalisme Keberagaman untuk jurnalis, menghadirkan para korban atau penyintas; in-house workshop atau media visit melibatkan ahli dan kelompok korban atau minoritas; workshop Jurnalisme Keberagaman untuk jurnalis kampus, mengunjungi komunitas agama atau kepercayaan yang rentan, termasuk agama-agama lokal; workshop untuk kalangan penyintas tentang advokasi dan memanfaatkan media (mainstream maupun media sosial); workshop regional Jurnalisme Keberagaman untuk jurnalis Asia Tenggara; diskusi media terkait isu keberagaman mutakhir (kasus-kasus intoleransi dan diskriminasi) yang menyita perhatian publik; feeding isu keberagaman kepada jaringan jurnalis dan media; diversity Award untuk karya-karya jurnalistik yang mempromosikan kebebasan beragama dan berekspresi; fellowship Liputan Keberagaman untuk jurnalis mainstream dan mahasiswa; monitoring media; penerbitan buku; serta kerja-kerja jaringan lainnya untuk mempertemukan media dengan kelompok minoritas sehingga pers Indonesia semakin ramah dan menyuarakan warga atau kelompok-kelompok yang terpinggirkan; perjumpaan lintas iman di kalangan anak muda dalam program: 1. Peace Train Indonesia, dan 2. Jurnalisme Keberagaman untuk pers mahasiswa dan mahasiswa lintas iman.
Revolusi Industri 4.0 yang memungkinkan produksi dan penyebaran berita keberagaman tidak lagi terpusat di Jakarta, mengharuskan program dan kegiatan SEJUK menjangkau ke daerah-daerah. Bahkan, sejak 2017 mainstreaming Jurnalisme Keberagaman mulai SEJUK tempuh dengan melibatkan jurnalis-jurnalis Asia Tenggara, secara khusus, dan Asia.
Lewat Jurnalisme Keberagaman media juga didorong tidak sekadar mengontrol negara atau pemerintah tetapi juga platform-platform media sosial seperti Twitter, Facebook, Google, Instagram dan lainnya agar ikut bertanggung jawab mengembangkan demokrasi tanpa ujaran kebencian.