Jumat, Agustus 1, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Agama

Ribuan Mangrove untuk Masa Depan: Seruan Darurat Lintas Iman

by Redaksi
31/07/2025
in Agama, Agenda
Reading Time: 3min read
Ribuan Mangrove untuk Masa Depan: Seruan Darurat Lintas Iman
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta, 26 Juli 2025 – Dalam memperingati Hari Mangrove Internasional yang jatuh tepat pada tanggal 26 Juli 2025, sebuah inisiatif kolaboratif antara Global Peace Foundation Indonesia bersama dengan Jadi PNS yang bernama Restoration for Peace resmi diluncurkan di kawasan konservasi Mangrove Pulo Cangkir, Tangerang, Indonesia. Kegiatan ini turut didukung oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Abdi Muda, Global Institute, Mapala Global, Peace! Project, Global Peace Leadership Corps Indonesia dan Pelopor Inovasi. Sebagai langkah awal dari program ini, para peserta yang terdiri dari generasi muda dengan latar belakang yang beragam bersatu untuk menanam 1.000 bibit mangrove di area pesisir yang semakin rentan terkena dampak abrasi. Acara ini terbuka untuk umum tanpa memungut biaya yang diikuti oleh lebih dari 200 peserta.

Miftahul Khoir, Program Manager Global Peace Foundation Indonesia, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari kolaborasi lintas sektor dan lintas iman untuk membangun masa depan yang lebih lestari dan damai. “Restorasi lingkungan adalah bagian penting dari membangun budaya perdamaian. Ketika anak muda dari latar belakang yang berbeda bisa turun tangan bersama menanam mangrove, kita sedang menanam harapan bukan hanya untuk bumi, tetapi juga untuk relasi antar manusia,” ujarnya.

Sementara itu, Jaya Setiawan Gulö, Founder Komunitas Jadi PNS, menegaskan pentingnya keterlibatan aktif anak muda dalam menjaga lingkungan hidup. “Kami percaya bahwa perubahan besar dimulai dari aksi kecil yang dilakukan bersama. Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa menjadi ASN bukan hanya soal birokrasi, tapi juga soal kepedulian sosial dan lingkungan,” kata Gulö. “Restoration for Peace adalah wadah bagi kami untuk belajar, berkolaborasi, dan berkontribusi secara nyata.”

Kolaborasi yang diawali dari kesadaran akan meningkatnya abrasi dan menurunnya permukaan tanah di banyak pulau di Indonesia menjadi katalisator dari terbentuknya inisiatif ini. Menurut jurnal Departemen Geografi Universitas Indonesia berjudul “Monitoring perubahan garis pantai untuk evaluasi rencana tata ruang dan penanggulangan bencana di Kabupaten Tangerang” di pesisir Tangerang tercatat ada 579 hektare lahan hilang sejak periode 1995 sampai tahun 2015. GPF Indonesia bersama dengan Jadi PNS meyakini bahwa inisiatif ini dapat menjadi sebuah alat untuk membangun perdamaian, dimana banyak orang yang memiliki fokus isu terkait dengan isu lingkungan, sosial dan perdamaian dapat berkumpul dan berdialog dengan satu sama lain.

Inisiatif Restoration for Peace tidak berhenti pada satu momentum ini saja. Namun, program ini telah dirancang sebagai kegiatan bulanan yang akan terus diadakan dengan fokus pada isu-isu yang berbeda tiap bulannya. Dengan menjadikan kegiatan ini sebagai agenda rutin, para inisiator ingin menunjukkan bahwa perubahan nyata hanya akan dapat terjadi dengan konsistensi dan komitmen jangka panjang, ditambah dengan adanya keterlibatan masyarakat untuk membangun masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan. Restoration for Peace menjadi simbol nyata bahwa perubahan tidak hanya bisa dimulai dari atas, tetapi juga dari akar rumput.

“Negara kita kan kepulauan, kita sudah banyak sekali kehilangan pulau, dan sekarang permukaan laut juga semakin naik (abrasi). Sangat senang dan antusias dengan kegiatan ini karena jadi salah satu aksi untuk penyelamatan bumi, khususnya di pinggir pantai” Alvi, Yayasan ARKAN (Aksi Relawan Kemanusiaan) Tangerang

“Pelajaran paling besar yang saya dapat di sini adalah bahwa sebagai anak muda, kita bisa melakukan banyak hal. Jadi saat kita bicara tentang isu lingkungan, anak muda juga punya peran penting terutama lewat aksi seperti ini. Nggak harus sesuatu yang besar, selama kita melakukan hal baik untuk bumi, itu sudah menjadi energi positif dari kita.” Bryan, Mahasiswa UI Kesehatan Masyarakat 

“Beberapa orang mungkin menganggap menanam mangrove itu aksi kecil. Tapi untuk saya, hal ini bisa melindungi kita sekaligus melawan perubahan iklim. Menurut saya, kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau, asalkan tetap ada usaha untuk menjaga lingkungan. Alam butuh bantuan kita. Cukup mulai dari aksi kecil, kalau bisa, tanamlah satu pohon.” Auns, Mahasiswa Internasional UIII asal Pakistan

Tags: #ToleransiHeadlineKeberagamanSEJUK
Previous Post

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

30/05/2025
Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

24/05/2025
Ahmadiyah

Global Peace Foundation Indonesia Gelar Peace! Project: Membangun Harmoni dalam Keberagaman

21/05/2025
pelatihan komunitas Pekanbaru Riau Sumbar

‘No Viral, No Justice’ Tak Selalu Adil bagi Komunitas Rentan

21/01/2025
Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ribuan Mangrove untuk Masa Depan: Seruan Darurat Lintas Iman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Di Ranah Minang Gereja Dilarang Didirikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Biarkan PPHAM Berjuang dalam Ancaman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In