Diskusi Media SEJUK
Pembukaan PON XIX Jawa Barat 2016 menjadi bukti agresifnya sensor kebebasan informasi dan berekspresi. Salah satu televisi menayangkan atlet renang hanya menyisakan bagian kepalanya. Seluruh tubuh diblur.
Begitupun pelanggaran kebebasan beropini dan berekspresi semakin meningkat. Putar film, diskusi, demonstrasi, dan mengekspresikan hak-hak warga untuk beribadah, berkesenian sampai menyampaikan pendapatnya di media sosial kerap dilarang, dibubarkan, bahkan dikriminalisasi.
Ke mana arah demokrasi bangsa ini? Menjadi dewasa atau semakin dirundung ketakutan dari ancaman ketidakwarasan yang dilakukan sekelompok masyarakat intoleran maupun negara?
Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) mengundang rekan-rekan jurnalis dalam Diskusi Media berjudul “Sensor Mengalir sampai Jauh.”
Waktu : Jumat, 30 September 2016 pkl. 15.00 sampai 17.30 (makan malam)
Tempat : Ibiz Tamarin, Jl. K.H Wahid Hasyim No. 77, Gondangdia Jakarta Pusat
Narasumber:
1. Nia Dinata, sutradara, produser, dan penulis naskah film: Seberapa jauh sensor membatasi dunia film Indonesia?
2. Damar Juniarto, Koordinator SAFEnet Regional: Ancaman kebebasan berkumpul dan berpendapat, termasuk di dunia maya atau digital (TV)
3. Okky Madasari, novelis dan pendiri ASEAN Literary Festival: Melawan sensor dalam berkesenian
Moderator: Saidiman Ahmad
Demikian undangan ini kami sampaikan. Terima kasih atas kesediaan rekan-rekan hadiri diskusi ini dan berdiri bersama kami melawan sesnsor.
**Kegiatan ini digelar dalam rangka merayakan Freedom Week kerjasama SEJUK dengan Friedrich-Naumann-Stiftung für die Freiheit (FNF)
CP: Rifah Zainani 085719461141