
Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) bekerja sama dengan Friedrich-Naumann-Stiftung für die Freiheit (FNF) dan didukung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mengundang rekan-rekan muda untuk terlibat dalam penguatan prinsip-prinsip jurnalistik yang menghargai keberagaman agama atau keyakinan dan etnis dan kesetaraan gender. Kalangan muda kembali diajak SEJUK untuk memproduksi karya-karya jurnalistik yang ramah keberagaman melalui program fellowship liputan.
Diskriminasi terhadap kelompok minoritas terus terjadi di tengah badai Covid-19. Upaya melawan virus korona pun harus dibarengi dengan menghambat dan menghilangkan virus intoleransi dan diskriminasi di negara ini dengan memaksimalkan peran media.
Salat Jumat, tarawih sampai Idul Fitri masih dilakukan dengan berjamaah, sementara ibadah massif di gereja-gereja dan rumah ibadah agama lainnya sudah tidak digelar karena mematuhi protokol PSBB. Perlakuan berbeda dari pemerintah ini tidak mungkin tidak menimbulkan ketegangan atau kecemburuan.
Selama pandemi korona, dari media mainstream maupun media sosial publik sempat dikejutkan beredarnya surat Dinas Sosial Bangka Belitung yang menyaratkan penerima bantuan untuk warga terdampak Covid-19 harus beragama Islam, video pembubaran ibadah virtual di rumah keluarga Kristen di Bekasi oleh ketua RT dan tokoh agama setempat. Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya juga hendak memaksa untuk menutup Masjid Al-Aqso milik jemaat Ahmadiyah di Singaparna. Sedangkan awal-awal merebak Covid-19 di Indonesia, kebencian bernuansa etnis mengemuka. Etnis Tionghoa menjadi “bulan-bulanan” di media sosial.
Kebebasan sipil Indonesia 10 tahun terakhir mengalami kemunduran, sebagaimana dilaporkan Lembaga Survei Indonesia (LSI) maupun Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Begitupun situasi tiga tahun terakhir, laporan LSI yang dirilis 19 November 2019 menunjukkan intoleransi politik cenderung mengalami peningkatan di 2018 dan 2019 jika dibandingkan dengan 2016.
Isu agama atau keyakinan dan etnis terlampau sering ditarik publik Indonesia ke tengah pusaran ketegangan, baik arena offline maupun online. Tak ayal, isu-isu tersebut tidak pernah absen dalam proses-proses politik nasional mapun lokal, terutama pemilu atau pilkada.
Di sisi lain, pemberitaan media-media terkait agama atau keyakinan dan etnis kurang menimbang dampakanya bagi kelompok rentan. Padahal, kepercayaan publik masih besar terhadap media. Karena itu, dengan pengaruhnya, media punya tantangan besar dalam memberitakan aksi-aksi intoleransi, diskriminasi dan persekusi terhadap kelompok minoritas. Pers Indonesia dituntut untuk setia menjalankan perannya mengawasi tanggung jawab pemerintah dalam menjamin pemenuhan hak-hak warga negara secara setara dan menyebar pendidikan toleransi dan perdamaian bagi masyarakat.
Narasi-narasi harmoni dari agama, keberagaman seksual dan etnis pun oleh media belum banyak diangkat dan didorong ke publik agar menjadi kesadaran bersama tentang pentingnya menghidupi semangat menghargai perbedaan. Di tengah Covid-19, misalnya, hampir setiap organisasi dan kelompok keagamaan maupun etnis bahu-membahu melawan virus dan mengurangi dampaknya bagi masyarakat.

Nama Kegiatan
Fellowship Liputan: Anak Muda dan Penyebaran Jurnalisme Keberagaman di Masa Pandemi Korona
Tujuan
Meningkatkan dan menyebarluaskan pemahaman dan praktik kebebasan beragama dan prinsip anti-diskriminasi melalui kerja-kerja jurnalistik
Capaian
- Meningkatnya kesadaran tentang pentingnya penghargaan terhadap prinsip-prinsip kebebasan beragama atau berkeyakinan dan anti-diskriminasi etnis;
- Berkembang dan meluasnya pemahaman dan praktik toleransi, kebebasan beragama atau berkeyakinan, dan anti-diskriminasi etnis lewat kerja-kerja jurnalistik;
- Terkuatkan fungsi watchdog media atau jurnalis dalam menuntut negara melindungi segenap warga di tengah fakta keberagaman;
- Menguatnya kesadaran pentingnya media atau jurnalis menjalankan fungsi edukasi perihal penghargaan terhadap keberagaman berbasis agama atau keyakinan dan etnis dalam pemberitaannya;
- Berkembang dan bergeraknya media kampus, jurnalis dan anak muda yang aktif di media sosial dalam memberitakan isu kebebasan beragama dan anti-diskriminasi etnis;
- Terpublikasi karya-karya jurnalistik yang ramah terhadap keberagaman.
Tema Fellowship Liputan:
Beasiswa terbatas liputan keberagaman yang dimaksudkan untuk menghidupkan toleransi dan anti-diskriminasi ini mengambil tema berikut:
- Agama atau kepercayaan
- Etnis dan masyarakat adat
- Keadilan gender dan perlindungan hak-hak perempuan
Ketentuan Fellowship
Fellowship Liputan: Anak Muda dan Penyebaran Jurnalisme Keberagaman di Masa Pandemi Korona hanya dapat diikuti oleh peserta yang memenuhi ketentuan berikut ini:
1. Proposal liputan mencakup:
- Judul
- Angle
- Latar masalah dan situasi beserta alasan (maksimal 120 kata)
- Pesan penting apa dan ditujukan kepada siapa saja, misalnya komunitas atau kelompok warga, pemerintah, aparat, dll. (maksimal 60 kata)
- Narasumber-narasumber kunci
2. Biodata singkat mencakup nama, tempat dan tanggal lahir, gender, alamat, pendidikan, profesi atau pekerjaan, pengalaman dan posisi di lembaga pers kampus, pengalaman lainnya yang berhubungan dengan media ataupun kerja-kerja jurnalistik (jika ada), nomer telpon yang terhubung dengan Whatsapp, dan akun media sosial.
3. Nama media digital (mainstream, pers kampus, komunitas, blog maupun akun media sosial) yang nantinya menayangkan hasil liputan
4. Pernah mengikuti workshop tentang jurnalisme keberagaman di kalangan mahasiswa yang diselenggarakan SEJUK
Setiap pendaftar boleh mengirimkan lebih dari satu proposal liputan berupa features artikel online, radio atau podcast, dan video.
Seluruh ketentuan di atas dikirim ke https://bit.ly/fellowshippersma2
Jumlah Dana dan Peserta Fellowship
Fellowship Liputan: Anak Muda dan Penyebaran Jurnalisme Keberagaman di Masa Pandemi Korona diberikan kepada 10 peserta terpilih dengan total dana beasiswa liputan: Rp. 20.000.000. Sepuluh peraih fellowship mendapatkan masing-masing Rp. 2.000.000.
Coaching dan Asistensi
Peserta terpilih wajib mengikuti Coaching Fellowship Liputan Keberagaman SEJUK bersama mentor sesuai jadwal yang ditentukan panitia. Proposal liputan dipresentasikan masing-masing peserta untuk didiskusikan bersama para mentor dan Tim Fellowship Liputan Keberagaman SEJUK.
Proses coaching dilakukan secara daring melalui Zoom. Setelah selesai coaching peserta melakukan peliputan dari rumah. Proses liputan diperbolehkan turun lapangan hanya jika ada izin dari Tim Fellowship Liputan Keberagaman SEJUK dan memenuhi protokol kesehatan.
Sepanjang jadwal dan proses liputan, para mentor dan Tim Fellowship Liputan Keberagaman SEJUK akan memberikan pendampingan secara daring.
Mentor Fellowship Liputan
1. Ahmad Junaidi, Editor The Jakarta Post
2. Budhi Kurniawan, Produser Kompas TV
3. Yuni Pulungan, Pemimpin Redaksi Sejuk.org
Jadwal Fellowship
- Pengiriman proposal liputan paling lambat Rabu, 10 Juni 2020, ke
https://bit.ly/fellowshippersma2 - Seleksi proposal dilakukan Tim Fellowship Liputan Keberagaman SEJUK bersama para mentor pada 11 Juni–13 Juni 2020. Keputusan Tim Fellowship Liputan Keberagaman SEJUK bersifat independen dan tidak bisa diganggu gugat.
- Pengumuman penerima Fellowship Liputan Keberagaman akan diunggah Minggu, 14 Juni 2020, di Sejuk.org dan media-media sosial SEJUK.
- Coaching Fellowship Liputan Keberagaman: Kamis, 19 Juni 2020.
- Proses peliputan dan asistensi: 20 Juni 2020 sampai 19 Juli 2020.
- Pengiriman seluruh karya atau bukti liputan fellowship paling lambat 31 Juli 2020 ke email: kabarsejuk@gmail.com.
Fasilitator
Maulidya, Staf Program SEJUK
Peserta
Yang dapat terlibat dalam “Fellowship Liputan: Anak Muda dan Penyebaran Jurnalisme Keberagaman di Masa Pandemi Korona” adalah mudi-muda berusia maksimal 30 tahun yang pernah mengikuti workshop-workshop tentang jurnalisme keberagaman di kalangan mahasiswa yang diselenggarakan SEJUK. Kegiatan ini akan memilih 10 peserta dengan proposal liputan dan profil terbaik.
Panitia
Kegiatan fellowship liputan ini diselenggarakan Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) bekerja sama dengan Friedrich-Naumann-Stiftung für die Freiheit (FNF) dan didukung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Penutup
Demikian Kerangka Acuan program kerja sama “Fellowship Liputan: Anak Muda dan Penyebaran Jurnalisme Keberagaman di Masa Pandemi Korona” ini kami buat. Semoga semangat merawat keberagaman dan membela yang terpinggirkan semakin lebih hidup di tengah Covid-19.
Jakarta, 25 Mei 2020
Ahmad Junaidi
Direktur SEJUK