Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Agama

Menuju Sulawesi Utara Sebagai Laboratorium Kehidupan Beragama yang Harmonis di Indonesia

by Redaksi
04/02/2022
in Agama, Agenda
Reading Time: 7min read
Menuju Sulawesi Utara Sebagai Laboratorium Kehidupan Beragama yang Harmonis di Indonesia
Share on FacebookShare on Twitter

Sulawesi Utara bersama Bali menjadi provinsi dengan Indeks Kerukunan Umat Beragama terbaik di 2021 menurut Kementerian Agama. Karena itu pula, Sulawesi utara  (Sulut) dianggap layak menjadi laboratorium kehidupan beragama yang harmonis di Indonesia.

Ini sejalan pula dengan Manado dan Tomohon sebagai dua daerah di Sulawesi Utara (Sulut) yang kerap mendapat predikat kota toleran versi SETARA Institute. Keduanya beberapa kali mendapat peringkat 10 besar. Isu agama dan keyakinan hampir tidak menjadi tantangan berarti bagi Sulawesi Utara dalam mengelola keberagaman. Kedua kota ini kerap menjadi percontohan pengelolaan kerukunan umat beragama.


Workshop & Story Grant Jurnalisme Keberagaman:
Media sebagai Ruang Aman Kelompok Marginal di Nusa Tenggara Barat, di Bima, pada Oktober 2021.

Publik pernah dikejutkan dengan perusakan masjid di Minahasa Utara (2020), tetapi isunya tidak berlarut. Kalaupun ada gejolak intoleransi bernuansa agama di Sulut, lekas tertangani dengan baik. Saksi Yehova, Yahudi, Ahmadiyah, Baha’i, dan minoritas keagamaan lainnya dapat hidup dengan damai.

Kendati demikian, pemberitaan isu-isu suku atau ras dan agama minoritas atau marginal masih belum banyak memberi ruang aman. Bahkan isu minoritas gender dan seksualitas, kerap diberitakan secara sensasional, merendahkan martabat manusia, eksploitatitf, terutama yang berkaitan dengan kekerasan seksual dan kekerasan lainnya.

Apa yang berlaku di Sulawesi Utara merupakan bagian dari potret dan kecenderungan pemberitaan media di jagat digital tentang kelompok minoritas dan rentan di Indonesia yang belum tampak membaik.

Merujuk pada analisis konten pemberitaan yang dilakukan Remotivi kerja sama dengan Intrernational Media Support (IMS) terhadap media daring dan televisi (Komunitas Agama Marginal dalam Media di Indonesia: Sebuah Kajian Awal, 2021) maupun riset UNTAR-SEJUK-Kemenristekdikti (2017-2019) sama-sama menyimpulkan bahwa liputan isu keberagaman tidak banyak mewakili suara-suara kelompok rentan.

Media lebih memberi tempat bagi narasumber elit seperti para pejabat, aparat, dan tokoh agama yang mewakili organisasi-organisasi keagamaan dari kelompok mayoritas. Pemberitaan media daring dalam isu keberagaman cenderung menjadikan kelompok minoritas sebagai objek, dengan mengedepankan sensasi.

Their Story: Riset Media Memandang Keragaman Gender Dan Seksual Non-normatif “LGBT”(Konde.co bekerja sama dengan USAID & Internews, 2022) secara umum menyebut bahwa mayoritas media cenderung melihat peristiwa yang menimpa LGBT semata sebagai peristiwa kriminal dan belum melihat sebagai isu diskriminasi. Media juga masih melakukan marginalisasi terhadap komunitas gender dan seksualitas non-normatif, komunitas LGBT dengan pemilihan diksi yang berkonotasi negatif dan pemilihan narasumber yang terbatas pada otoritas resmi.

Hasil riset yang sama juga mendapati, para pemangku kepentingan media masih menempatkan polisi sebagai narasumber utama pada berita kriminal yang terkait dengan komunitas LGBT. Sementara, sebagai pihak yang juga merupakan pelaku persekusi terbanyak kedua pada komunitas LGBT, masih menurut riset ini, memiliki kuasa yang besar terhadap pembentukan narasi publik tentang minoritas gender dan seksual.

Terlebih lagi, isu-isu keberagaman di atas sangat mudah viral. Algoritma Google seputar diksi bernuansa sentimen keyakinan menjadi salah satu penyumbang haox atau disinformasi paling tinggi, terutama di media siber yang berkiblat pada search engine optimization (SEO) dan media sosial pada (social media optimization).

Justru dengan tantangan-tantangan tersebut, media-media semestinya lebih gencar memainkan peran edukasi lewat konten-konten pemberitaan yang menghormati keberagaman dan memverifikasi berbagai hoax provokatif bernuansa agama atau keyakinan, etnis, dan seksualitas. Sehingga, pengelolaan keberagaman di Sulut membutuhkan perhatian banyak pihak yang percaya kepada besarnya pengaruh media untuk mendorong cara pandang setiap orang atau publik dalam menghormati perbedaan dan menghapus diskriminasi terhadap kelompok rentan.

Terhadap seluruh tantangan di atas, maka SEJUK berikhtiar untuk mendorong pengembangan dan penyebarluasan jurnalisme keberagaman yang mengampanyekan prinsip-prinsip kebebasan beragama atau berkeyakinan, kebebasan berekspresi, dan semangat inklusi lainnya di kalangan jurnalis Sulut.

Nama Kegiatan

Workshop & Story Grant Jurnalisme Keberagaman: Media sebagai Ruang Aman Kelompok Marginal di Sulawesi Utara.

Tujuan

Mengembangkan dan menyebarluaskan pemahaman kebebasan beragama dan berekspresi melalui kerja-kerja jurnalistik.

Capaian

  1. Tumbuhnya kesadaran bersama tentang pentingnya penghargaan terhadap prinsip-prinsip kebebasan beragama atau berkeyakinan dan kebebasan berekspresi;
  2. Berkembang dan meluasnya pemahaman kebebasan beragama atau berkeyakinan dan berekspresi lewat kerja-kerja jurnalistik;
  3. Tergambar pola maupun peta media dan jurnalis di daerah dalam memberitakan isu keberagaman;
  4. Terkuatkan fungsi watchdog media atau jurnalis dalam menuntut negara melindungi segenap warga di tengah fakta keberagaman;
  5. Tumbuhnya kesadaran pentingnya media atau jurnalis menjalankan fungsi edukasi perihal penghargaan terhadap keberagaman berbasis SARA dalam pemberitaannya;
  6. Tergeraknya media dan jurnalis dalam memberitakan isu kebebasan beragama dan berekspresi melalui stimulus beasiswa terbatas program story grant;
  7. Tepublikasikannya karya-karya jurnalistik yang ramah terhadap keberagaman;
  8. Terbangun jaringan jurnalis yang ramah dan menghormati kebinekaan dan prinsip kebebasan beragama.

Pelaksanaan, alur, dan ketentuan kegiatan

  • Bentuk kegiatan yang akan digelar adalah workshop dan story grant.
  • Penyelenggaraan workshop akan dipungkasi dengan proposal coaching sebagai bagian dari story grant.
  • Proses story grant selanjutnya:  liputan dan produksi.

Untuk terlibat dalam kegiatan SEJUK ini, berikut adalah ketentuan dan langkah-langkahnya:

Tema Liputan

Story grant bertema kebebasan beragama dan berekspresi melingkupi isu agama atau kepercayaan, etnis, disabilitas, gender, dan seksualitas.

Syarat

  • Jurnalis yang berminat belajar bersama jurnalisme keberagaman serta konsep HAM, kebebasan beragama atau berkeyakinan, dan kebebasan berekspresi.
  • Berdomisili atau bertugas di wilayah Sulawesi Utara.
  • Bersedia mengikuti rangkaian kegiatan mulai dari workshop, coaching proposal, dan menyelesaikan story grant.
  • Melengkapi dokumen pendaftaran berupa proposal liputan, biodata dan kartu pers.
  • Proposal liputan melingkupi: Judul, Angle, Latar Persoalan (maksimal 250 kata), Pesan Liputan (maksimal 100 kata), Daftar Narasumber Kunci.
  • Mengirimkan surat kesediaan media untuk mempublikasikan hasil liputan.

Ketentuan

  • Sebanyak 20 peserta terpilih akan mendapatkan pelatihan jurnalisme keberagaman dan coaching proposal.
  • Sebanyak 8 peserta terpilih akan mendapatkan beasiswa untuk menyelesaikan liputan sebesar masing-masing Rp7.000.000.
  • Waktu liputan hingga penerbitan dilakukan paling lama sebulan sejak coaching dan menerima pendampingan dari mentor secara online.
  • Seluruh peserta yang lolos untuk mengikuti pelatihan harus mengirimkan bukti rapid test antigen dengan hasil negatif (biaya rapid test akan diganti panitia).

Jadwal Kegiatan

  • Penutupan pendaftaran: 10 Maret 2022
  • Peserta workshop terpilih akan diumumkan pada 15 Maret 2022
  • Workshop: 25-27 Maret 2022
  • Coaching proposal: 26 Maret 2022
  • Pengumuman peraih story grant: 31 Maret 2022
  • Liputan dan asistensi: 31 Maret 2022–29 April 2022
  • Penyerahan bukti tayang paling lambat: 30 April 2022

Pendaftaran

Untuk mendaftar sila ke: bit.ly/SEJUKSULUT2022

Pengumuman peserta terseleksi akan dipublikasikan di Sejuk.org, IG: @kabarsejuk2008.

Waktu dan Tempat

Penyelenggaraan workshop dan coaching proposal (story grant) pada 25-27 Maret 2022

Lokasi workshop dan coaching proposal (story grant) akan diinformasikan langsung kepada peserta yang lolos mengikuti kegiatan.

Kepesertaan

Yang terlibat dalam workshop & story grant adalah jurnalis aktif yang tinggal di wilayah Sulawesi Utara. Jumlah peserta yang tergabung dalam kegiatan ini 20 orang.

Panitia menanggung transportasi dan akomodasi peserta Workshop & Story Grant Jurnalisme Keberagaman: Media sebagai Ruang Aman Kelompok Marginal di Sulawesi Utara. Hand sanitizer dan masker untuk peserta disediakan panitia.

Informasi lebih lanjut hubungi IG: @kabarsejuk, FB: Sejuk atau Twitter @KabarSEJUK.

Penyelenggara

Penyelenggaraan workshop ini dilakukan oleh SEJUK bekerja sama dengan AJI Kota Manado dan didukung oleh Netherlands Embassy.

Penutup

Demikian undangan sekaligus kerangka acuan Workshop & Story Grant Jurnalisme Keberagaman: Media sebagai Ruang Aman Kelompok Marginal di Sulawesi Utara. Atas perhatian dan kerja sama Anda sekalian, kami mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 04 Februari 2022

Hormat kami,

Ahmad Junaidi

Direktur SEJUK

Tags: #StoryGrantSEJUK#UndanganWorkshopJurnalis#Workshop&StoryGrantSEJUK#WorkshopSEJUKFellowship Liputan KeberagamanJurnalisme KeberagamanManadoSulawesi Utara
Previous Post

Media dan Intoleransi di Jawa Barat yang Tetap Menguat

Next Post

“Pak Jokowi, dengarkanlah ratapan kami”

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

30/05/2025
Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

24/05/2025
Ahmadiyah

Global Peace Foundation Indonesia Gelar Peace! Project: Membangun Harmoni dalam Keberagaman

21/05/2025
pelatihan komunitas Pekanbaru Riau Sumbar

‘No Viral, No Justice’ Tak Selalu Adil bagi Komunitas Rentan

21/01/2025
Next Post
“Pak Jokowi, dengarkanlah ratapan kami”

"Pak Jokowi, dengarkanlah ratapan kami"

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In