Kamis, Juli 24, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Agama

Para Penghina Islam

by Saidiman Ahmad
15/03/2011
in Agama
Reading Time: 1min read
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Saidiman Ahmad

Gerakan pembaruan adalah kerja kenabian. Para pembaru, begitu juga para nabi, selamanya mendapat tantangan dari masyarakat yang hendak diperbaruainya.

Di dunia Islam, para pembaru dicurigai membawa misi melawan Islam. Pembaruan dianggap sebagai pelemahan terhadap Islam. Mereka dilecehkan. Pelecehan terbesar yang diterima para pembaru Islam adalah bahwa mereka dianggap menghina Islam. Proyek-proyek pembaruan dianggap sama dengan penghinaan. Pikiran-pikiran progressif dianggap sama dengan penghinaan.

Tidak sedikit ilmuan politik dan sosial menganggap Islam tidak cocok dengan demokrasi, pada akhirnya juga tidak cocok dengan semua gagasan tentang kemajuan. Demokrasi dianggap produk budaya Barat yang unik, barang asing di dunia Islam. Sangat populer dari Ernest Gellner dan Samuel P. Huntington mengenai benturan antar-peradaban. Peradaban Barat yang demokratis-individualis kemungkinan akan berbenturan dengan peradaban Timur (Islam dan Konghucu) yang kolektivis. Terang-terangan Huntington bahkan menyatakan bahwa masalah utama bagi masyarakat Barat bukanlah fundamentalisme Islam, melainkan Islam itu sendiri. Max Weber menulis tentang afinitas tak langsung antara semangat kapitalisme dan tradisi protestantisme. Karl Marx menganggap moda-moda produksi di Barat begitu unik dan tidak dimiliki dunia Islam. Komunisme hanya akan muncul di Barat. Pada pokoknya Islam dianggap tidak sesuai bahkan menghambat kemajuan.

Pandangan-pandangan ini sebetulnya menghina Islam secara ilmiah [saya menyadari bahwa kata

Previous Post

Media Online di antara Cikeusik, Temanggung dan Pasuruan

Next Post

SEJUK

Saidiman Ahmad

Saidiman Ahmad

Manager Program Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Alumnus Crawford School of Public Policy, Australian National University. Sarjana pertama diperoleh dari jurusan Teologi dan Filsafat Universitas Islam Negeri Jakarta. Sekolah menengah atas diselesaikan di Madrasah Aliah Program Khusus (MAPK) Makassar. Sementara sekolah menengah pertama ditammatkan di Pondok Pesantren Darud Dakwah wa al-Irsyad (DDI) Mangkoso, Sulawesi Selatan. Minat dalam bidang politik, kebijakan publik, filsafat, sastra, dan studi agama.

Related Posts

Ahmadiyah

Global Peace Foundation Indonesia Gelar Peace! Project: Membangun Harmoni dalam Keberagaman

21/05/2025
Diskriminasi Beragama Kian Mencemaskan, Elemen Masyarakat Sipil Menggelar Konsolidasi Kebebasan Beragama di Provinsi Riau

Diskriminasi Beragama Kian Mencemaskan, Elemen Masyarakat Sipil Menggelar Konsolidasi Kebebasan Beragama di Provinsi Riau

17/11/2024
Masyarakat Adat, Pemimpin Agama, Akademisi, dan Media Bersama Atasi Perubahan Iklim

Masyarakat Adat, Pemimpin Agama, Akademisi, dan Media Bersama Atasi Perubahan Iklim

24/10/2024
Ilustrasi Istimewa

Raja Najasyi: Pemimpin tanpa Hegemoni

09/10/2024
Next Post

SEJUK

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hentikan Praktik Persekusi yang Marak dan Berulang terhadap Kelompok Minoritas yang Tengah Melangsungkan Ibadah!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In