Rabu, Juli 2, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Siaran Pers

Siaran Pers GMP Bung Karno: Melawan Intoleransi Beragama

by Redaksi
03/01/2014
in Siaran Pers
Reading Time: 3min read
Hari Ini, Hari Perdamaian Internasional
Share on FacebookShare on Twitter

 

Tingginya intoleransi dan pembiaran negara  terhadap umat beragama seperti GKI Yasmin, HKBP Filadelfia, Jemaat Ahmadiyah dan paling bernas pengkafiran dan penyesatan sistematis terhadap Muslim Syiah yang semakin gencar di pelbagai kota melalui penyebaran buku dan tekanan massa kelompok-kelompok yang ingin merusak kerukunan umat beragama semakin merisaukan dan harus menjadi prioritas perjuangan gerakan masyarakat sipil di tahun 2014.

Untuk itu Gerakan Masyarakat Penerus (GMP) Bung Karno menginisiasi konsolidasi masyarakat sipil yang berketuhanan, nasionalis dan pro-persatuan dari sesama anak bangsa untuk melawan intoleransi, memajukan dialog antar/intra-agama dan mendorong pembatalan perda dan fatwa yang telah menimbulkan konflik dan perpecahan di tengah kehidupan bermasyarakat.

Fenomena intoleransi dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan, terutama intoleransi beragama. Tindak kekerasan atas nama agama bahkan telah menimbulkan hal yang amat membahayakan masa depan bangsa, antara lain mengerasnya gerakan-gerakan memaksakan keyakinan agama tertentu, bahkan dipersempit lagi dengan mazhab agama tertentu menggunakan kekerasan untuk menjadi pemegang dominasi dalam urusan kebenaran dan keberagamaan yang semestinya dijamin negara.

Amat sering kita jumpai pemuka agama dan pejabat pemerintah yang berpengaruh dalam masyarakat mengembangkan suatu perspektif yang menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang hanya boleh bercirikan mazhab agama tertentu dengan cara menindas dan memfitnah kelompok agama dan keyakinan berbeda. Hal ini sangat bertentangan dengan Pancasila dan konstitusi. Benih-benih intoleransi semakin tumbuh subur dari pola beragama seperti ini.

Terbangunnya opini masyarakat untuk menghakimi agama dan keyakinan yang berbeda menimbulkan rasa saling curiga yang meruncing dalam masyarakat. Ketidakpercayaan terhadap pihak lain karena membesarnya rasa curiga dan benci di antara sesama anak bangsa telah semakin mengeras dan membangkrutkan harmoni dan persatuan di tubuh anak bangsa.

Terkoyaknya kehidupan sosial berbangsa dan bernegara yang semula damai dan menghormati keragaman semakin lama semakin mengarah pada benturan dan konflik sosial. Fenomena ini telah terjadi atas GKI Yasmin, HKBP Filadelfia, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Muslim Syiah dan  kelompok keyakinan dan penghayat di berbagai tempat.

Gerakan intoleransi amat penting diwaspadai karena telah menjadi pola yang mirip dengan suatu operasi sistemik yang dapat meruntuhkan kekuatan berbangsa dan bernegara. Gerakan ini antara lain aktif menyebarkan kebencian terhadap golongan-golongan yang berbeda paham dengan mereka setiap pekan di berbagai kota dengan membagi-bagikan secara gratis berbagai barang cetakan (buku, buletin, media online, dan sebagainya), dan membangun opini berdasarkan fitnah dan manipulasi bahwa kelompok yang berbeda dengan mereka sudah pasti sesat sehingga layak diusir dan bahkan dihalalkan darahnya.

Kelompok ini juga melakukan berbagai pendekatan untuk mempengaruhi lembaga-lembaga keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas-ormas baik dengan lobi, dialog bahkan tekanan massa untuk turut mengeluarkan fatwa penyesatan atas kelompok yang berbeda dan mereka musuhi serta mencegah pembangunan tempat ibadah bahkan menghalangi peribadatan penganut agama tertentu. Kelompok intoleran ini pula melibatkan pemerintah setempat dalam setiap kegiatan propaganda mereka yang dimaksudkan untuk meminjam dan mendapatkan legitimasi negara.

Pelibatan unsur pemerintah dilakukan dengan berbagai cara antara lain mengundang para pejabat pemerintah sebagai narasumber seminar bertopik intoleransi, bahkan mendesakkan munculnya peraturan daerah untuk melarang keyakinan atau ekspresi keberagamaan tertentu.

Menyikapi fenomena tersebut, maka GMP Bung Karno menyampaikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pemerintah perlu membangun komunikasi intensif antara unsur-unsur pemerintah dengan tokoh-tokoh masyarakat atau tokoh agama untuk menguatkan kehidupan masyarakat yang toleran dan menjunjung tinggi persatuan.

2. Menolak segala bentuk intoleransi beragama, ekstrimisme dan radikalisme yang memicu munculnya kebencian, saling curiga, bahkan tindak kekerasan dalam masyarakat.

3. Menyerukan dicabutnya peraturan daerah dan fatwa yang menyuburkan konflik di tengah masyarakat dan karenanya bertentangan dengan konstitusi dan Pancasila sebagai falsafah dasar berbangsa dan bernegara.(IRIB Indonesia/PH)

Billahi Taufiq wal hidayah. Demikian dan terima kasih.

 

Jakarta, 3 Januari 2014

KETUA UMUM

GMP BUNG KARNO

Drs. Zulfan Lindan

 

Sumber: http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/siaran-pers-gmp-bung-karno-melawan-intoleransi-beragama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3

Previous Post

Aktivis: Stop Kekerasan di Dunia Pendidikan

Next Post

Gus Dur’s Islamic indigenization vs radicalism

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ahmadiyah

Global Peace Foundation Indonesia Gelar Peace! Project: Membangun Harmoni dalam Keberagaman

21/05/2025
Jelang 17 Agustus Ahmadiyah Dilarang Gelar Bazar Kemerdekaan, YLBHI: Ini Pelanggaran Konstitusi RI

Jelang 17 Agustus Ahmadiyah Dilarang Gelar Bazar Kemerdekaan, YLBHI: Ini Pelanggaran Konstitusi RI

10/08/2024
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Muslim Indonesia Terhadap Lingkungan serta Perubahan iklim

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Muslim Indonesia Terhadap Lingkungan serta Perubahan iklim

24/07/2024
Dijegal Menjadi Kepala Daerah, Elemen Gerakan Perempuan Aceh Menegaskan: Partisipasi Perempuan dalam Pilkada adalah Hak Konstitusional

Dijegal Menjadi Kepala Daerah, Elemen Gerakan Perempuan Aceh Menegaskan: Partisipasi Perempuan dalam Pilkada adalah Hak Konstitusional

23/07/2024
Next Post

Gus Dur’s Islamic indigenization vs radicalism

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In