Kamis, Juli 3, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Pendeta Palti: Saya Sangat Kecewa dengan Pernyataan SBY

by Redaksi
04/01/2014
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Upaya Pembaharuan, Perdamaian & Pemberdayaan HKBP di tengah Masyarakat yang Majemuk
Share on FacebookShare on Twitter

Penulis: Ignatius Dwiana

Pendeta Palti Panjaitan dari HKBP Filadelfia. (Foto: Ignatius Dwiana)

 

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pendeta Palti Panjaitan dari Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Filadelfia  menyampaikan bahwa dampak dari pelarangan ibadah atau fatwa sesat menghasilkan efek domino. Itu disampaikan dalam konferensi pers bertajuk ‘Melawan Intoleransi Beragama’ yang diadakan Gerakan Masyarakat Penerus (GMP) Bung Karno di Jakarta pada Jum’at (3/1).

Pendeta Palti Panjaitan menyatakan kecewa dengan pidato Presiden SBY dalam  perayaan Natal nasional  pada Jum’at lalu (27/12). Dalam Natal nasional itu, Presiden SBY  berpidato bahwa masyarakat dalam menjaga toleransi beragama jangan menggantungkan diri kepada negara.

“Saya sangat kecewa dengan pernyataan SBY ketika Natal nasional. Jadi bergantung kepada siapa? Bergantung kepada siapa kita bernegara ini? Hukum rimba? Ini yang sangat saya kecewa.”

Pendeta Palti Panjaitan menilai bahwa tugas negara untuk menghentikan aksi intoleran selama karena undang-undang dan konstitusi telah mengatur.

“Ini yang saya sangat sesalkan dengan pernyataan beliau. Beliau mencari kambing hitam bahwa ini bukan tugas saya.“ Menurut dia, hal kasat mata itu tidak dilihat negara.

Kunjungan solidaritas

Pendeta Palti juga menceritakan hasil kunjungannya ke para korban pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan. Muslim Syi’ah di Sampang dan jamaah Ahmadiyah di Mataram menurutnya sangat menderita.

Muslim Syiah yang dipaksa tinggal di GOR Sampang hanya dapat berharap belas kasihan. Tidak berani keluar dari GOR karena keamanannya tidak dijamin. Akibatnya tidak bisa keluar GOR untuk bekerja. Kalau tidak bisa bekerja jadi tidak bisa makan.

Di Transito, Mataram, jamaah Ahmadiyah hidup ruangan kecil yang disekat dengan kain. Hidup mereka sangat terbatas.

Para penganut agama lokal juga dipaksa untuk tidak menunjukkan identitasnya supaya memperoleh hak warga negara.  “Mereka tidak memiliki hak publiknya. Mereka terpaksa memilih agama resmi yang disahkan negara dan menyangkal imannya untuk mendapat hak-haknya.”

Dalam konferensi per situ, Pendeta Palti Panjaitan menyampaikan pesan,”Semoga banyak yang menyadari Indonesia akan menuju kehancuran kalau intoleransi tidak diselesaikan.”

Editor : Sabar Subekti

 

Sumber: http://satuharapan.com/read-detail/read/pendeta-palti-saya-sangat-kecewa-dengan-pernyataan-sby/

 

Previous Post

Gus Dur’s Islamic indigenization vs radicalism

Next Post

Eva Kusuma Sundari: Kelompok Intoleransi Bekerja Sangat Sistematis

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
Yogyakarta Darurat Intoleransi

Eva Kusuma Sundari: Kelompok Intoleransi Bekerja Sangat Sistematis

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hotspace Privat Event Jakarta, Bukan Tindak Pidana!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In