Jumat, Agustus 15, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Ketika Pak Haji Biayai Perayaan Natal…

by Redaksi
15/01/2014
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Agama-agama berkumpul menyanyikan kidung perdamaian
Share on FacebookShare on Twitter

 

 

SEMARANG, KOMPAS.com — Bertekad mewujudkan kerukunan antar-umat beragama, Haji Yusmin menjadi penanggung jawab dan juga menanggung biaya perayaan Natal di Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, Semarang. Memang tidak mewah, tetapi setidaknya perayaan itu memberi arti besar bagi masyarakat.

Ditemui di rumahnya di Jalan Dewi Sartika Barat 3, Semarang, ia mengaku bersyukur perayaan itu bisa berjalan dengan lancar dan meriah. Yusmin mengatakan, gagasannya itu hanya dirancang tiga hari dengan dua orang panitia.

“Awalnya itu karena saya melihat kok tidak ada perayaan Natal bersama di kelurahan ini, makanya saya ajak Pak Pius Heru Priyanto yang kebetulan beliaunya ini di bidang kerohanian umat nasrani di LPMK (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan). Saya sendiri ketuanya, panitianya ya akhirnya cuma berdua,” ujarnya, Rabu (15/1/2014).

Dari situlah kemudian muncul ide untuk mengadakan perayaan Natal. Adapun perayaan itu sudah diselenggarakan pada Minggu (12/1/2014) di Balai Kelurahan Sukorejo dengan tema “Spiritualitas yang Menyehatkan”.

“Alhamdulillah yang datang sekitar 75 persen dari undangan yang disebar sekitar 150. Padahal, hari itu hujan sejak pagi,” ujar Yusmin.

Yusmin mengatakan, tak ada banyak uang menjelang perayaan. Panitia kemudian hanya membuat empat proposal permohonan bantuan dana. Dengan waktu hanya tiga hari, ia pun yakin akan kesulitan mendapatkan dana melalui proposal itu. Akhirnya proposal pun tidak dijalankan.

“Waktu itu Pak Pius bilang ragu karena tidak ada uang. Bagaimana kegiatan itu bisa jalan. Tapi saya bilang kalau takut tidak bakal jadi,” katanya.

Ayah dua anak yang juga seorang tokoh masyarakat ini kemudian meminta bantuan rekannya yang juga seorang muslim. “Saya telepon, minta bantuan air mineral untuk perayaan Natal. Awalnya dia kaget dan bilang Pak Haji kok ngurusinnya Natalan, tapi kemudian memberi bantuan juga,” tutur suami dari Sri Sulastri ini.

Selain itu, Yusmin juga mengajak sejumlah warga lain menjadi relawan. “Saya bilang pada siapa pun, ayo bantu dan ini yang balas Gusti Allah, karena enggak ada honornya, ya akhirnya jalan,” tambahnya.

Sederhana
Yusmin mengatakan, perayaan itu memang sangatlah sederhana karena hanya dengan jamuan satu bungkus roti dan air mineral. Namun, menurutnya, perayaan yang terpenting bukan jamuannya, melainkan maknanya.

Gagasannya ini, ungkap Yusmin, dilakukan agar masyarakat di lingkungannya bisa turut menjaga kerukunan antar-umat beragama. Kaum mayoritas mengayomi yang minoritas, saling menghormati dan menghargai.

Yang lebih menggembirakan, menurutnya, bersamaan dengan perayaan Natal juga diselenggarakan pengajian akbar di beberapa wilayah yang masih satu kelurahan.

“Ada juga yang dekat dengan balai kelurahan untuk perayaan Natal, dan saat azan acara perayaan Natal dihentikan sebentar, kalau begini betapa indahnya. Saya hanya ingin kerukunan semacam ini terus ada di Kelurahan Sukorejo yang sangat heterogen,” kata Yusmin.

Gagasan ini merupakan yang pertama kali dilakukan dan rencananya akan menjadi agenda tahunan. Pihak kelurahan juga memberi dukungan dengan hadirnya lurah setempat pada perayaan tersebut.

Goa Maria
Yusmin menceritakan, dalam upayanya menjaga kerukunan semacam ini bukanlah tanpa konflik. Ia mengatakan pernah terjadi pro-kontra saat akan dilakukan pembangunan Goa Maria di wilayah tersebut beberapa tahun lalu. Ia turut memperjuangkan agar Goa Maria tetap dibangun meski banyak yang menentangnya.

Akhirnya tempat yang sering digunakan untuk acara kaum Katolik ini pun bisa berdiri dan tetap damai. “Apa pun saya berani asal benar, Tuhan yang tahu segalanya,” tandasnya.

Yusmin mengatakan, dirinya termasuk orang yang fanatik dalam beragama. Namun, fanatiknya hanya dalam hal-hal tertentu. “Urusan beribadah itu masing-masing, dan di tempat masing masing. Masa shalat di gereja atau kebaktian di masjid. Jadi saya termasuk fanatik, tapi dalam hal ibadah, kalau bermasyarakat semua saudara saya,” pungkas Yusmin.

 

Sumber: http://regional.kompas.com/read/2014/01/15/0833365/Ketika.Pak.Haji.Biayai.Perayaan.Natal.

Previous Post

Penegakan syariat Islam di Aceh kerap berujung aksi kekerasan

Next Post

Dalam Kemajemukan Itu Ada Keindahan

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
Adat Warga Muslim Maluku Bantu Pembangunan Gereja

Dalam Kemajemukan Itu Ada Keindahan

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Budi Daya: Agama Sunda yang belum Merdeka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ‘No Viral, No Justice’ Tak Selalu Adil bagi Komunitas Rentan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In