Sabtu, Juli 5, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Intoleransi di Jawa Barat Masih Tertinggi

by Redaksi
16/01/2014
in Uncategorized
Reading Time: 1min read
Foreign Groups wary Of ‘Ormas’ Law
Share on FacebookShare on Twitter

 

Laporan tahunan SETARA Institute mencatat Jawa Barat sebagai provinsi dengan pelanggaran kebebasan beragama tertinggi di tahun 2013, yakni sebanyak 80 peristiwa pelanggaran. Terdapat empat wilayah yang menjadi titik rawan terjadinya pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan di Jawa Barat, yakni: Kota Bekasi sebanyak 16 peristiwa, Kabupaten Tasikmalaya 13 peristiwa, Kota Bandung 11 Peristiwa dan Kabupaten Cianjur sebanyak 7 peristiwa. Laporan tersebut dihadirkan SETARA Institute, Kamis (16/01) di Galeri Cafe’, Jakarta.

Menurut wakil ketua umum Setara Institute Bonar Tigor Naipospos, tingginya angka kekerasan di Jawa Barat terkait erat dengan keberadaan kelompok-kelompok intoleran yang tersebar cukup luas dan memiliki pengaruh yang kuat di berbagai wilayah di provinsi ini. Selain itu, Jawa Barat merupakan daerah dengan populasi terbesar dan memperoleh kursi DPR paling banyak di antara wilayah-wilayah lainnya. Karena itu pertarungan politik yang cukup keras seringkali mendorong beberapa partai untuk menjadikan isu agama sebagai mainan politik. Sebagaimana yang terjadi di tahun 2009, ketika terdapat kecenderungan masyarakat untuk memilih partai Demokrat, maka partai-partai lain ramai menjadikan isu agama sebagai alat kampanye mereka.

Selain Jawa Barat, temuan Setara Institute mencatat lima provinsi lainnya dengan tingkat pelanggaran paling tinggi, yakni: Jawa Timur (29 peristiwa), Jakarta (20 peristiwa), Jawa Tengah (19 peristiwa), Sumatera Utara (15 peristiwa) dan Sumatera Selatan (12 peristiwa). Temuan Setara yang memperlihatkan Jakarta berada di urutan ke-3 cukup mengejutkan. Tingginya harapan yang disemaikan terhadap kepemimpinan Gubernur Joko Widodo dalam memperbaiki iklim kebebasan beragama di Ibu Kota nampak masih jauh dari jangkauan. Ini menjadi salah satu bukti yang menunjukkan betapa kekerasan tidak bisa dihindari ketika negara tidak memberikan kontribusi apa-apa dalam mewujudkan Indonesia yang bebas pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan. Bahkan dalam hal ini negara tidak hanya melakukan pembiaran, tetapi telah bertindak sebagai aktor pelaku kekerasan. Dari 292 tindakan pelanggaran, sebanyak 117 tindakan dilakukan oleh negara sepanjang tahun 2013. [Evi/Sejuk]

Previous Post

Dalam Kemajemukan Itu Ada Keindahan

Next Post

Stagnasi Kebebasan Beragama di Indonesia

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post

Stagnasi Kebebasan Beragama di Indonesia

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hotspace Privat Event Jakarta, Bukan Tindak Pidana!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tersingkir dari Keluarga, Tempat Kerja, hingga Pemakamannya: Nasib Transpuan di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In