Salam keberagaman.
Pemberitaan media massa yang mendiskreditkan dan menghakimi Gafatar berujung pada gelombang kebencian di mana-mana. Label sesat yang terus-menerus dikobarkan media memicu massa melakukan pengusiran, pembakaran, penjarahan, dan aksi kekerasan lainnya terhadap para pemeluk Gafatar beserta fasilitas-fasilitas mereka.
Juli tahun lalu (2015) media juga melakukan hal serupa. Penyuguhan berita dengan informasi mentah, verifikasi lemah, narasumber tidak terpilah dan diksi yang provokatif pada kasus Tolikara, sebagaimana dilansir Remotivi (Pusat Kajian Media dan Komunikasi), berakibat pada timbulnya reaksi-reaksi yang memperkeruh situasi. Sehingga, berita-berita tersebut turut menyulut aksi kekerasan atas nama agama di tempat lain. Di antara buah pahitnya adalah penggerudukan Gereja Injili di Solo, intimidasi dengan pembakaran pintu Gereja Kristen Jawa di Purworejo, dan pembakaran pintu depan Gereja Baptis Indonesia Saman, Bantul, Yogyakarta hanya beberapa hari setelah Tolikara pecah.
Padahal, media diharapkan mampu mengembangkan jurnalisme yang sensitif terhadap konflik sehingga memberi solusi konstruktif untuk menciptakan perdamaian. Inisiatif inilah yang diajukan Johan Galtung melalui gagasan peace journalism agar media massa bertanggung jawab kepada publik mewartakan dunia supaya menjadi lebih baik, harmonis dan damai.
Menimbang fakta media di Indonesia hari-hari ini makin jauh dari prinsip-prinsip jurnalisme damai, sebagaimana dipaparkan di atas, Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) tahun ini kembali mengundang pers mahasiswa terlibat dalam Workshop Jurnalis Kampus sebagai ikhtiar mempromosikan jurnalisme yang menghargai perbedaan, merayakan keberagaman, dan menganjurkan perdamaian.
Kegiatan ini akan digelar tiga kali:
Workshop Jurnalis Kampus di Bali, 4 – 6 Maret 2016
Workshop Jurnalis Kampus di Manado, 21 – 23 April 2016
Workshop Jurnalis Kampus di Salatiga, 25 – 27 Agustus 2016
Lokasi workshop Bali: Golden Tulip Hotel Jl. Gatot Subroto Barat No. 101, Padangsambian Kaja 80118 Denpasar.
Bagi rekan-rekan jurnalis kampus yang ingin bergabung, sila mengirimkan ke daftar.sejuk@gmail.com : 1. CV dengan menyertakan posisi atau jabatan saat ini di lembaga pers mahasiswa; dan 2. tulisan yang sudah atau belum dipublikasikan bertema keberagaman (gender, agama/keyakinan, etnis, LGBT, dan isu-isu minoritas lainnya).
Untuk kegiatan di Bali pengiriman CV dan tulisan paling lambat tanggal 15 Februari 2016. Peserta terseleksi akan diumumkan 17 Februari 2016.
Workshop di Manado CV dan tulisan paling akhir dikirim 5 April 2016. Peserta terseleksi akan diumumkan 7 April 2016.
Sedangkan workshop di Salatiga CV dan tulisan paling akhir dikirim 10 Agustus 2016. Peserta terseleksi akan diumumkan 12 Agustus 2016.
Akomodasi peserta ditanggung panitia. Panitia juga menanggung transportasi yang menggunakan tiket. Namun begitu, kami sangat mengapresiasi apabila peserta berkontribusi mengusahakan transportasi sendiri.
Demikian undangan ini kami sampaikan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, 22 Januari 2016
Hormat kami,
Ahmad Junaidi
Direktur SEJUK
Workshop di Bali bekerjasama dengan LPM Akademika Universitas Udayana.
Penyelenggaraan ketiga workshop pers mahasiswa SEJUK ini didukung Friedrich-Naumann-Stiftung für die Freiheit (FNF)