Kamis, Juni 19, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Agenda

Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

by Redaksi
24/05/2025
in Agenda
Reading Time: 3min read
Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 
Share on FacebookShare on Twitter

Sudah waktunya orang muda bergerak melawan semua bentuk kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi. Di dunia pendidikan dikenal istilah 3 (tiga) dosa besar pendidikan yang juga diakui pemerintah melalui mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, yaitu kekerasan seksual, perundungan atau kekerasan, dan intoleransi. Isu ini mengancam orang muda terutama sekolah yang seharusnya menjadi tempat yang aman tapi  justru menjadi tempat yang paling berbahaya. Ini sudah berlangsung lama sehingga waktunya orang muda melawannya. Jangan menjadi korban apalagi pelaku. 

Situasi ini menjadi keprihatinan Institut KAPAL Perempuan sehingga pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2025 ini melakukan edukasi dan kampanye penghentian kekerasan terhadap perempuan di SMAN 53 Jakarta, SMAN 31 Jakarta, dan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) pada 20, 21, dan 22 Mei 2025 bekerja sama dengan Unity in Diversity Indonesia, band edukasi Sisters in Danger x Simpon, ICT Watch, Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA), dan UMN.

Kampanye ini mengambil momentum Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei karena relevan untuk membangkitkan kembali perjuangan orang muda untuk melawan kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi. Bukan penjajah yang dilawan saat ini, tapi hasrat patriarki di dalam diri sendiri, sekolah, keluarga, dan semua pihak yang membiarkan kekerasan terus terjadi.

Momen Hari Kebangkitan Nasional adalah untuk mengingatkan mengenai kebangkitan kaum muda atas ketertindasan akan penjajahan dan kebangkitan kesadaran untuk mengkonsolidasi banyak pihak untuk berjuang bersama. Kekuatan ini di masa lalu menjadi titik awal perjuangan atas nama bangsa Indonesia untuk lepas dari penjajahan. Orang muda menjadi harapan bangsa di masa depan, maka perlindungan dari rasa aman untuk belajar, berkembang dengan nilai-nilai kreatif dan membangun kesetaraan sangat penting supaya tidak mengulang kekacauan di masa depan.

Bayangkan, saat ini mereka hidup dalam kekekerasan. Laporan CATAHU Komnas Perempuan dan Mitranya, secara umum, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan pada tahun 2024 sejumlah 445.502 kasus. Jumlah kasus ini mengalami kenaikan 43.527 kasus atau sekitar 9,77% dibandingkan tahun 2023 (401.975). Data dari mitra CATAHU, kekerasan seksual menunjukkan angka tertinggi sebanyak 17.305 kasus, kekerasan fisik 12.626 kasus, kekerasan psikis 11.475 kasus, dan kekerasan ekonomi 4.565 kasus.

Sedangkan kekerasan di institusi pendidikan pada tahun 2024, menurut Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat sebanyak 573 kasus kekerasan dan kasus kekerasan seksual menjadi kekerasan yang paling banyak dilaporkan yaitu sebanyak 240 kasus. Kasus-kasus kekerasan terhadap siswa, mahasiswa dan perempuan di institusi pendidikan melibatkan para pelaku yang mempunyai kekuasaan lebih, seperti pimpinan, pengajar, staf lainnya, juga senior, kekasih, terutama kepada perempuan. Bukan hanya kekerasan seksual, tetapi juga fisik untuk mem-bully (merundung), termasuk dalam kasus intoleransi, seperti karena tidak memakai jilbab, karena agama/suku minoritas, atau karena orientasi yang berbeda.

Kebijakan pemerintah seperti Permendikbudristek No. 30/2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi, Permendikburistek RI No. 46/2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan sudah dikeluarkan tetapi kekerasan masih saja terjadi, yang berarti tidak semua institusi pendidikan menegakkannya. Bahkan SKB 3 Menteri tentang Seragam Sekolah dibatalkan oleh Mahkamah Agung karena dianggap bertentangan dengan peraturan perundangan di atasnya. Hak-hak anak perempuan untuk bebas memilih pakaian seragam berdasarkan pilihannya batal diberlakukan. Pemaksaan berpakaian dengan berbagai cara membuatnya tertekan dan tidak nyaman di sekolahnya. Banyak juga yang menjadi korban dan harus berpindah sekolah.

Untuk itu, edukasi yang seharusnya sudah menjadi kebijakan pemerintah terintegrasi dengan kurikulum harus terus didesakkan. Tidak cukup dengan cara memberikan nasehat, pendisiplinan, dan saksi, tapi juga kegiatan-kegiatan kreatif yang membuka kesadarannya. Edukasi dapat diintegrasikan dengan musik, membuat video, dan dan kegiatan kreatif lainnya yang memungkinan orang muda antusias melakukannya. 

Kontak Person: Mutya Gustina: 081210972543

Institut KAPAL Perempuan 

Tags: #HAM#ToleransiHeadlineKeberagamanSEJUK
Previous Post

Jangan Biarkan PPHAM Berjuang dalam Ancaman

Next Post

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

30/05/2025
pelatihan komunitas Pekanbaru Riau Sumbar

‘No Viral, No Justice’ Tak Selalu Adil bagi Komunitas Rentan

21/01/2025
Komunitas Kreatif Dukung Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Komunitas Kreatif Dukung Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

19/11/2024
Masyarakat Adat ICIR Ambon

Mengupayakan Kebijakan yang Berpihak pada Masyarakat Adat dan Penghayat Agama Leluhur di Indonesia Timur

23/10/2024
Next Post
Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In