Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Agenda

Jurnalisme Keberagaman Menghidupkan Toleransi: Agenda Workshop Pers Mahasiswa SEJUK 2019

by Redaksi
05/01/2019
in Agenda
Reading Time: 3min read
Jurnalisme Keberagaman Menghidupkan Toleransi: Agenda Workshop Pers Mahasiswa SEJUK 2019
Share on FacebookShare on Twitter

Dewasa ini disinformasi bernuansa agama menyuburkan radikalisme dan ekstremisme. Ruang publik bangsa ini tidak sepi dari serbuan kebencian dan permusuhan dengan sentimen suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) karena akses masyarakat terhadap internet terus meningkat, terutama media sosial yang begitu saja (dipercaya) menjadi bagian dari sumber (informasi) nilai-nilai kehidupan.

Minimnya literasi media berdampak pada kondisi masyarakat yang tidak terlampau sulit terkonsolidasi oleh mobilisasi politik, yang terjadi tidak saja di jalanan tetapi juga di ranah digital. Prosesnya pun ditempuh dengan membanjiri beragam irelevansi bernuansa SARA yang mengafirmasi dan mudah sekali mengikat emosi warga yang sepemahaman atau seiman (echo-chamber).

Sehingga, tidak bisa disangkal pula jika media-media mainstream mempunyai dosa besar karena ikut memproduksi disinformasi yang dapat berujung pada aksi ektremisme bernuansa agama. Sebagai contoh, dalam sejarah bangsa ini disinformasi berupa fake news ikut “membakar” konflik Ambon (1999-2001), yang memakan korban meninggal dunia 8000 sampai 9000, menurut hitungan Lingkaran Survei Indonesia (2012). Pemberitaan media juga berdampak pada pengusiran 7000 lebih warga eks-Gafatar dari Kalimantan (2016) yang dituduh sesat dan makar.

Bermunculannya media paska-Reformasi, terutama online dan televisi lokal, yang mengandaikan semakin banyak pula jurnalis, menghadirkan tantangan yang tidak sederhana. Sistem regulasi yang kurang mendukung semangat demokrasi digital dan kebebasan pers di satu sisi, serta kepadatan lalu-lintas informasi yang lebih mendahulukan kecepatan dan rating atau clickbait melalui search engine optimization (SEO) ketimbang kualitas pemberitaan yang setia terhadap prinsip-prinsip dan standar jurnalisme di sudut lainnya, berakibat pada rentannya produk-produk jurnalistik yang tergelincir pada fake news.

Mengacu pada situasi di atas, maka mendesak untuk dilakukan upaya-upaya bersama demi membangun kesadaran dan kerjasama yang melibatkan kalangan muda yang aktif di media kampus dan media sosial serta kelompok minoritas dalam mendorong dihidupkannya prinsip-prinsip toleransi atau penghargaan. Upaya bersama dengan kalangan muda ini juga bertujuan memanfaatkan media kampus dan media sosial untuk memberikan ruang bagi kelompok rentan/minoritas, giving voice to the voiceless.

Kegiatan yang akan digelar tiga kali sepanjang tahun ini di Semarang, Malang dan Pekanbaru merupakan ikhtiar bersama dengan kalangan pers mahasiswa merespon situasi kebinekaan mutakhir dan bagaimana merumuskan strategi kampanye jurnalisme keberagaman sekaligus menangkal dan menyiasati disinformasi maupun ujaran kebencian bernuansa SARA melalui media kampus dan media sosial.

Untuk itu, Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) bekerjasama dengan Friedrich-Naumann-Stiftung für die Freiheit (FNF), Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Justisia Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, LPM IDEA UIN Walisongo Semarang, Unit Aktivitas Pers Mahasiswa (UAPM) INOVASI UIN Maliki Malang dan LPM AKLaMASI Universitas Islam Riau mengundang rekan-rekan jurnalis kampus untuk terlibat aktif dalam Workshop Pers Mahasiswa yang mengangkat tema Jurnalisme Keberagaman Menghidupkan Toleransi.

Workshop ini akan digelar pada 1 – 4 Februari 2019 di Semarang,  28 Juni – 1 Juli 2019 di Malang dan 26 – 29 Juli di Pekanbaru. Lokasi workshop akan diinformasikan langsung kepada peserta terpilih.

Cara mendaftar:

Bagi rekan-rekan jurnalis kampus yang ingin bergabung, sila mengirimkan ke daftar.sejuk@gmail.com:

  1. CV dengan menyertakan posisi atau jabatan saat ini di lembaga pers mahasiswa beserta nomer telpon/WA;
  2. Tulisan bertema keberagaman seputar isu agama/keyakinan, etnis, perempuan ataupun Sexual Orientation, Gender Identity and Expression, and Sex Characteristics (SOGIESC) serta isu-isu minoritas lainnya berupa reportase, opini, resensi buku maupun film, baik yang sudah ataupun belum dipublikasikan;
  3. Pernyataan Lembaga Pers Mahasiswa yang memberikan jaminan jika terpilih menjadi peserta, hasil praktik reportase dalam workshop ini akan diterbitkan di medianya, terutama LPM yang mempunyai media online.

Para pendaftar yang tidak lolos seleksi pada workshop-workshop SEJUK yang sudah lewat silakan mendaftar lagi. Sedangkan khusus workshop Semarang para pesertanya sudah terseleksi, sehingga pers mahasiswa yang berminat agar daftar untuk kegiatan di Malang dan Pekanbaru.

Subyek email ditulis: Workshop Persma-(tempat workshop)-(nama pengirim)-2019. Contohnya: Workshop Persma-Malang-Maulydia Lidia-2019 atau Workshop Persma-Pekanbaru-Neng Mila-2019.

CV dan tulisan untuk workshop Malang paling akhir dikirim 21 Mei 2019 dan peserta-peserta terseleksi diumumkan 1 Juni 2019. Sedangkan CV dan tulisan untuk workshop Pekanbaru paling akhir dikirim 26 Juni 2019 dan peserta-peserta terseleksi diumumkan 6 Juli 2018.

Pengumuman peserta workshop hasil seleksi akan dipublikasikan di Sejuk.org, IG: @kabarsejuk2008, Twitter: @KabarSEJK, FB: Kabar Sejuk dan SEJUK.

Sebagai informasi, panitia hanya menanggung akomodasi peserta Workshop Pers Mahasiswa: Jurnalisme Keberagaman Menghidupkan Toleransi di Malang dan Pekanbaru. Untuk informasi lebih lanjut hubungi Kabar Sejuk di WA: +62 812 1865 2420, IG: @kabarsejuk2008, FB: Kabar Sejuk atau Twitter @KabarSEJUK. Kami juga akan menginformasikan setiap perkembangan yang terjadi terkait ketiga kegiatan di atas.

Demikian undangan ini kami sampaikan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 4 Januari 2019

Hormat kami,

Ahmad Junaidi

Direktur SEJUK

Tags: #LpmAklamasi#LpmIDEA#LpmJustisia#UapmINOVASI#WorkshopPersKampus#WorkshopPersMahasiswa#WorkshopPersMahasiswaMalang#WorkshopPersMahasiswaPekanbaru#WorkshopPersMahasiswaSemarang#WorkshopSEJUK
Previous Post

Begini Cara Melaporkan Kekerasan ke Komnas Perempuan

Next Post

Kontroversi artis VA, Komnas Perempuan: Media jangan eksploitasi perempuan yang dilacurkan

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

30/05/2025
Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

24/05/2025
pelatihan komunitas Pekanbaru Riau Sumbar

‘No Viral, No Justice’ Tak Selalu Adil bagi Komunitas Rentan

21/01/2025
Komunitas Kreatif Dukung Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Komunitas Kreatif Dukung Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

19/11/2024
Next Post
Kontroversi artis VA, Komnas Perempuan: Media jangan eksploitasi perempuan yang dilacurkan

Kontroversi artis VA, Komnas Perempuan: Media jangan eksploitasi perempuan yang dilacurkan

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In