Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Siaran Pers

Lingkar Diskriminasi Menristek terhadap Minoritas di Kampus

by Redaksi
02/05/2019
in Siaran Pers
Reading Time: 2min read
Lingkar Diskriminasi Menristek terhadap Minoritas di Kampus
Share on FacebookShare on Twitter

KEMENRISTKEDIKTI DILAPORKAN DI HARI PENDIDIKAN

Kami mengajak seluruh masyarakat Indonesia yang peduli dengan kualitas perguruan tinggi untuk melakukan protes dalam rangka hari pendidikan nasional (2-12 mei 2019) untuk bercerita tentang pengalaman represi (pembubaran diskusi, pembubaran organisasi, drop out atau skors), kasus-kasus kekerasan seksual dan diskriminasi terkait identitas gender dan seks yang terjadi di lingkungan sivitas akademika dengan tagar #TanggungJawabDikti pada media sosialnya masing-masing.

Gerakan media sosial ini dalam rangka memperingati pendidikan nasional, Kamis, 2 Mei 2019, Koalisi Bela Literasi (KOBEL) melakukan demonstrasi dan melaporkan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) ke Ombudsman Republik Indonesia. Sebab kami, masyarakat sipil, tidak puas atas respon Kemenristekdikti dalam menangani kasus dugaan pelanggaran kebebasan berekspresi yang dilakukan Rektor USU, Runtung Sitepu yang tidak sesuai dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan tinggi Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang menegaskan: penyelenggaraan pendidikan tinggi menjunjung prinsip demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai agama, nilai budaya, kemajemukan, persatuan, dan kesatuan bangsa.
Selain itu, kami juga kecewa dengan Kemenristekdikti atas beberapa kasus-kasus pelanggaran dalam pelaksanaan pendidikan tinggi yang terjadi di bawah kepemimpinan Menteri Mohamad Nasir, Ak, Ph.D sepanjang periode 2014-2019 yakni:

  1. Represi kepada pers mahasiswa dan pembubaran diskusi.
    Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI), SAFENet dan Jaringan Kaum Muda yang mencatat sebanyak 40 diskusi dan pers mahasiswa yang mendapat pelarangan, intimidasi, skorsing hingga Drop Out terjadi di kampus sepanjang 2014-2019.
  2. Kekerasan Seksual di Kampus
    Maraknya kasus kekerasan seksual di kampus di mana Kemenristekdikti bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan dan penyelenggaran pendidikan perguruan tinggi. Nama Baik Kampus di 2019 mencatat 174 kasus kekerasan seksual yang terjadi baik di lingkungan sivitas akademika maupun kegiatan resmi luar kampus seperti kuliah kerja nyata, klinik kampus, tempat magang ataupun acara kemahasiswaan.
  3. Diskriminasi terhadap Minoritas Seksual
    Terakhir adalah diskriminasi minoritas seksual yang terjadi. Support Group and Resource Center on Sexuality Studies melakukan dokumentasi sepanjang 2015-2019 dan menemukan 15 kasus diskriminasi terhadap minoritas seksual di kampus dan diberitakan oleh media. Bentuk-bentuk diskriminasi tersebut mulai dari stigmasisasi LGBT melalui seminar, demonstrasi oleh BEM yang didukung pihak rektorat, pelarangan cerpen LGBT, melarang LGBT berorganisasi di kampus hingga melarang LGBT masuk perguruan tinggi.

Kami menutut Kemenristekdikti untuk tegas melaksanakan prinsip penyelenggaraan Perguruan Tinggi yang tercantum dalam UU Pendidikan Tinggi Tahun 2012 tentang mencari kebenaran Ilmiah, demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai agama, nilai budaya, kemajemukan, persatuan, dan kesatuan bangsa.

Masa depan Indonesia ada pada gengaman kita, protes yang kita lakukan akan memperbaiki kualitas pendidikan di perguruan tinggi di Republik Indonesia karena pendidikan adalah hak segala bangsa!

Sekali lagi, selamat hari pendidikan nasional!

Narahubung: Eky (085881030040)
Email: rektortakutcerpen@gmail.com

Previous Post

Pembentukan Panitia Seleksi Pemilihan Anggota Komisi Paripurna Komnas Perempuan Periode 2020–2024

Next Post

DPR RI jangan Buru-buru Sahkan RKUHP!

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ahmadiyah

Global Peace Foundation Indonesia Gelar Peace! Project: Membangun Harmoni dalam Keberagaman

21/05/2025
Jelang 17 Agustus Ahmadiyah Dilarang Gelar Bazar Kemerdekaan, YLBHI: Ini Pelanggaran Konstitusi RI

Jelang 17 Agustus Ahmadiyah Dilarang Gelar Bazar Kemerdekaan, YLBHI: Ini Pelanggaran Konstitusi RI

10/08/2024
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Muslim Indonesia Terhadap Lingkungan serta Perubahan iklim

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Muslim Indonesia Terhadap Lingkungan serta Perubahan iklim

24/07/2024
Dijegal Menjadi Kepala Daerah, Elemen Gerakan Perempuan Aceh Menegaskan: Partisipasi Perempuan dalam Pilkada adalah Hak Konstitusional

Dijegal Menjadi Kepala Daerah, Elemen Gerakan Perempuan Aceh Menegaskan: Partisipasi Perempuan dalam Pilkada adalah Hak Konstitusional

23/07/2024
Next Post

DPR RI jangan Buru-buru Sahkan RKUHP!

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In