
Adalah film yang memotret sosok transpuan inspiratif Merlyn Sopjan. Keluarga menjadi faktor utama yang membuat berkat dan kesuksesan demi kesuksesan melingkupi hidupnya.
Tidak hanya menerima, orang tuanya sangat bangga terhadap jalan yang ditempuh Merlyn dengan identitas warianya.
Dalam peluncuran film garapan Rio Sumantri yang berbendera Cameo Project, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin malam (23/9), alasan transpuan asal Malang ini mau bersuara di layar lebar tidak semata demi dirinya, tetapi mewakili komunitas waria di Indonesia, termasuk di dunia, yang selama ini banyak mengalami diskriminasi.
“Saya percaya Tuhan mempertemukan kita semua di sini untuk belajar tentang indahnya perbedaan dan keberagaman,” ungkapnya.
Merlyn mengajak penonton filmnya, yang diputar dalam 100% Manusia Film Festival 2019, 20-29 September 2019, agar seluruh stigma atas nama agama atau apapun terhadap komunitas waria dilawan bersama-sama.
Hal tersebut dikuatkan Komisioner Komnas Perempuan Magdalena Sitorus pada kesempatan yang sama.
“Sebagaimana film-film dalam 100% Film Festival lainnya, Perempuan tanpa Vagina ini diharapkan menjadi bagian dari perjuangan kemanusiaan yang menginspirasi untuk memanusiakan manusia.”[]