Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Agenda

Yang Teguh Mengabarkan Keberagaman

by Thowik SEJUK
12/10/2020
in Agenda
Reading Time: 3min read
Syiah lagi, karena beda lalu diusir dan tidak naik kelas
Share on FacebookShare on Twitter

Kebinekaan Indonesia tak berhenti menghadapi berbagai ancaman. Daftar kasus intoleransi dan diskriminasi di masa pandemi terus bertambah dan meluas.

Jika selama ini yang banyak mendapat penolakan adalah pendirian rumah ibadah, membangun rumah pendeta di Aceh Singkil pun kini dipersulit. Mereka harus terlebih dahulu mengantongi izin dengan mengikuti Qanun Pendirian Rumah Ibadah Tahun 2016 yang persyaratannya sangat restriktif.

Dua sekolah negeri di Bengkulu tahun ajaran 2020-2021 berubah menjadi sekolah bernuansa agama (Islam). Sementara, kasus-kasus pelarangan beribadah tidak hanya terjadi di wilayah Jawa Barat. Seorang warga Kristen di Mojokerto, Jawa Timur, dilarang menjadikan rumahnya untuk aktivitas doa bersama di masa pandemi. Makam-makam Tionghoa di Cirebon dibongkar dan digusur, sedangkan pembangunan batu satangtung untuk makam sesepuh agama Sunda Wiwitan di Kuningan, Jawa Barat, juga sempat dilarang dan disegel, dan masih banyak kasus lainnya.

Terhadap seluruh realitas kebinekaan yang mencemaskan tersebut, mendesak sekali untuk membangun kesadaran dan perspektif toleransi agar warga Indonesia dari kelompok rentan yang semakin berat mengalami dampak pandemi Covid-19 tidak terdesak lagi karena menjadi korban kebencian dan kekerasan berbasis agama atau keyakinan, etnis ataupun gender.

Karena itu, Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) sangat mengapresiasi kawan-kawan muda pers mahasiswa yang memberikan perhatian pada bagaimana menghidupkan semangat toleransi dengan mendaftarkan diri untuk terlibat aktif dalam workshop jurnalisme keberagaman.

Untuk penyelenggaraan workshop, SEJUK memutuskan mengubah dari rencana awal secara offline menjadi kegiatan online karena mempertimbangkan aspek kesehatan banyak pihak yang akan terlibat di dalamnya, mengingat jumlah kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah.

Berikut adalah nama-nama peserta yang lolos mengikuti Workshop Pers Mahasiswa: Jurnalisme Keberagaman Era Pandemi di Banyuwangi yang digelar 6-16 November 2020

  1. Adzka Haniina Albarri, Al-Millah IAIN Ponorogo
  2. Sulistia Muarifa, Edukasi UIN Sunan Ampel Surabaya
  3. Adil Adam Irsyadi, Solidaritas UIN Sunan Ampel Surabaya
  4. Ariza Qanita, Al-Maslahah UIN Sunan Ampel Surabaya
  5. Mohamad Nur Kholiq, Nawaksara Universitas Airlangga Surabaya
  6. Natasya Pazha Denanda, Dimensi IAIN Tulungagung
  7. Vick Ainun Haq, Unipdu, Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum, Jombang
  8. Rio Yulio Kurniawan, Inovasi UIN Malang
  9. Intan Setyani, Spektrum IAI Sunan Giri Bojonegoro
  10. Wahyu Alfy Lutfihyanto, Inovasi Universitas Sam Ratulangi Manado
  11. Windy Aprilya Pangastutik, PARADIGMA IAIN Kudus
  12. Fia Maulidia, Justisia UIN Walisongo Semarang
  13. Nisrina Khairunnisa, Justisia, UIN Walisongo Semarang
  14. Ahmad Zamzami, IDEA PERS, UIN Walisongo Semarang
  15. Lyly Mellya Rahman, Locus IAIN Surakarta
  16. Lulun Safira Nurzilla, Motivasi FKIP UNS Surakarta
  17. Azizah, LPM Al Mizan IAIN Pekalongan
  18. Atin Nurul Hidayah, OBSESI IAIN Purwokerto
  19. Anisa Nurfauziah, SUAKA UIN Sunan Gunung Djati Bandung
  20. Nuzulia Nur Rahma, LPM Journoliberta, UIN Jakarta

Kegiatan workshop pers mahasiswa SEJUK secara rutin dilakukan 3 kali dalam setiap tahunnya sejak 2010. Tetapi karena pandemi, tahun ini hanya digelar 2 kali. Untuk para pendaftar yang belum beruntung bisa mendaftar ulang di kegiatan berikutnya pada kalender program 2021.

Bagi para peserta yang lolos sila mengkonfirmasi keikutsertaannya dalam workshop persma SEJUK ke panitia.

Dalam proses workshop peserta akan membuat karya jurnalistik sebagai syarat kelulusan dan untuk mendapatkan honorarium sebesar Rp 1.500.000.

Penyelenggaraan workshop ini kerja sama SEJUK dengan Friedrich-Naumann-Stiftung für die Freiheit (FNF) dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Kontak panitia: Lidya (SEJUK: +62 853 3149 0088)

IG: kabarsejuk | Twitter: @KabarSEJUK | Fanpage: Kabar SEJUK | FB: Sejuk | Website: Sejuk.org | YouTube: Kabar Sejuk | Podcast: Rujuk

Tags: #Banyuwangi#PersmaSEJUK#WorkshopPersKampus
Previous Post

Korban Kekerasan Seksual Hadapi Hierarki Berlapis Gereja

Next Post

Memihak Suara Kelompok Rentan: Workshop & Story Grant untuk Jurnalis Jawa Barat

Thowik SEJUK

Thowik SEJUK

Related Posts

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

30/05/2025
Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

24/05/2025
pelatihan komunitas Pekanbaru Riau Sumbar

‘No Viral, No Justice’ Tak Selalu Adil bagi Komunitas Rentan

21/01/2025
Komunitas Kreatif Dukung Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Komunitas Kreatif Dukung Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

19/11/2024
Next Post

Memihak Suara Kelompok Rentan: Workshop & Story Grant untuk Jurnalis Jawa Barat

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In