Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Agama

MEDIA BUKAN MUSUH KELOMPOK MINORITAS

by Redaksi
23/06/2021
in Agama, Gender dan seksual
Reading Time: 3min read
MEDIA BUKAN MUSUH KELOMPOK MINORITAS
Share on FacebookShare on Twitter

“Kami komunitas waria masih tidak berani mengundang media, tapi kegiatan-kegiatan sosial kami ingin diekspos lebih luas,” tutur Tiara mewakili Persatuan Waria Pontianak (Perwapon) mengungkapkan kebingungan komunitasnya untuk melibatkan media.

Hal tersebut disampaikannya kepada tiga jurnalis Kalimantan Barat (Kalbar) dengan maksud mengajak media-media untuk bekerja sama mengubah pandangan masyarakat yang penuh stigma dan merendahkan waria atau transpuan. Sebab, aku Tiara, Perwapon mempunyai banyak kegiatan positif seperti kunjungan ke pesantren, kaum duafa, panti asuhan, panti jompo, dan sebagainya.

Menanggapi pertanyaan dari Tiara dan komunitas-komunitas rentan lainnya dari Kalbar dan Kalimantan Timur (Kaltim) bagaimana cara bersinergi dengan media, Manager Digital Tribun Pontianak Marlen Sitinjak, editor Suara Pemred Sheila Rimang, dan kontributor TEMPO Asheanty W. Pahlevi menyampaikan komitmen untuk memberikan lebih banyak ruang dalam pemberitaan terkait isu-isu keberagaman.

Sheila menegaskan, Suara Pemred menerima kelompok minoritas atau korban untuk menyampaikan aspirasi atau hak-haknya untuk diberitakan. Karena itu, di hadapan 20 peserta Workshop Advokasi Media untuk Komunitas yang digelar Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) dan Satu Dalam Perbedaan (SADAP) bekerja sama dengan USAID dan Internews (12-13 Juni), ia pun mengundang masing-masing komunitas untuk berkunjung membangun perjumpaan di jajaran redaksi Suara Pemred.

Selain itu, ia dan medianya mencoba memastikan lagi untuk lebih berhati-hati dalam memberitakan isu-isu agama, etnis dan keberagaman lainnya, agar tidak merugikan kelompok manapun. Sehingga, penting untuk tidak mengunakan judul-judul yang sensasional dan provokatif.

“Dalam pembuatan judul berita, terlebih bagian headline, kami sangat berhati-hati. Apalagi soal etnis di Kalbar,” ujar Sheila. 

Direktur SEJUK Ahmad “Alex” Junaidi berpose bersama para peserta setelah secara daring menyampaikan dosa-dosa media

Sementara Tribun Pontianak membuka ruang bagi komunitas rentan untuk membangun kerja sama dalam menyuarakan aspirasinya. Marlen Sitinjak tidak berhenti sekadar mengakui “dosa-dosa” yang dilakukan dalam pemberitaan medianya. Dalam kesempatan ini ia mengundang kelompok-kelompok minoritas untuk ikut langsung mengisi medianya dengan karya-karya jurnalistik yang melaporkan isu-isu di sekitar mereka, dengan terlebih dahulu Tribun Pontianak bertemu dan melatih mereka.

“Kawan-kawan Ahmadiyah, LGBT, dan lainnya bisa menjadi citizen reporter untuk media kami,” kata Marlen.

Kegiatan bertema Membangun Ruang Aman di Media untuk Kelompok Minoritas di Daerah ini menjadi pengalaman pertama bagi banyak komunitas bisa berjumpa dengan kalangan jurnalis untuk membangun jembatan dalam bersama-sama menciptakan pemberitaan media yang ramah keberagaman. Seharusnya media bukan musuh kepentingan warga. Ini sejalan dengan semangat jurnalisme keberagaman yang didorong SEJUK untuk memberikan suara bagi kelompok minoritas.

“Karakter jurnalisme keberagaman memihak pada perbedaan, terutama pada korban, kelompok minoritas, sensitif gender, menjunjung HAM dan berperspektif jurnalisme damai,” tegas Dian Lestari Koordinator SEJUK Kalbar yang memberikan materi advokasi media dalam training yang dilakukan dengan protokol kesehatan ini.

Sementara Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani mendasari para peserta dengan perspektif keadilan gender dan keberagaman seksualitas. Cara pandang ini dinilai cukup baru bagi kebanyakan peserta.

Ia memberi penegasan bahwa gender itu bentukan sosial, bukan alamiah. Konstruksi-konstruksi sosial tentang gender yang didominasi budaya patriarki dan heteronormatif ini, menurutnya berdampak pada sub-ordinasi dan marginalisasi, terutama terhadap perempuan dan minoritas seksual. Dari bentuk-bentuk relasi gender yang timpang inilah diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan banyak terjadi.

Selain SEJUK membekali sensitivitas dan keterampilan advokasi media, kegiatan ini menjadi ajang solidaritas bagi sesama kelompok minoritas di Kalbar dan Kaltim.

“Di sini saya ketemu dengan komunitas lain yang saya gak tahu. Ada Ahmadiyah, Hindu, Kristen, Perwasa (Persatuan Waria Samarinda), Pertopan (Perkumpulan Tomboy Pontianak), dan lainnya. Di situ saya sadar, kita masih bisa melakukan hal-hal positif dan saya bukan penyakit masyarakat,” kata Herman mewakili Pelangi Khatulistiwa yang sepanjang kegiatan terus bergulat menguatkan identitas dirinya.[]

Tags: #AndyYentriyani#KomnasPerempuan#SADAP#SuaraPemred#TribunPontianak
Previous Post

MINORITAS DI SUMATERA BARAT TIDAK SENDIRI LAGI

Next Post

Toleransi: Berani Menghampiri dan Mengasihi yang Dibenci

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Jangan Biarkan PPHAM Berjuang dalam Ancaman

Jangan Biarkan PPHAM Berjuang dalam Ancaman

23/05/2025
Ahmadiyah

Global Peace Foundation Indonesia Gelar Peace! Project: Membangun Harmoni dalam Keberagaman

21/05/2025
Perempuan, 16HAKTP

Peringati 16HAKTP, Aliansi Perempuan Indonesia Melakukan Aksi Menggugat Negara

25/11/2024
Diskriminasi Beragama Kian Mencemaskan, Elemen Masyarakat Sipil Menggelar Konsolidasi Kebebasan Beragama di Provinsi Riau

Diskriminasi Beragama Kian Mencemaskan, Elemen Masyarakat Sipil Menggelar Konsolidasi Kebebasan Beragama di Provinsi Riau

17/11/2024
Next Post
Toleransi: Berani Menghampiri dan Mengasihi yang Dibenci

Toleransi: Berani Menghampiri dan Mengasihi yang Dibenci

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In