Jumat, Juli 4, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Agenda

Suarakan Kelompok Rentan Adalah Tanggung Jawab Media

by Redaksi
17/03/2022
in Agenda, Gender dan seksual, LGBTIQ
Reading Time: 4min read
Suarakan Kelompok Rentan Adalah Tanggung Jawab Media
Share on FacebookShare on Twitter

Ketika media ramai memberitakan LGBT, maka komunitas transpuan yang akan lebih duluan menanggung dampaknya. Bagi transpuan, media mainstream masih menjadi ancaman serius. Hal tersebut disampaikan Direktur Program Yayasan Srikandi Berby Gita.

Menurut transpuan yang sejak awal 2000 sudah aktif di Srikandi Pasundan, Bandung, Jawa Barat, ini banyak pemberitaan yang mengeksploitasi dan menyudutkan LGBT bukan saja menguatkan stigma, bahkan turut menyumbang kasus-kasus kekerasan yang menimpa transpuan.

“Baru saja (LGBT) diberitakan (negatif), komunitas kami langsung, cepat, mendapat dampaknya,” ungkap Berby di hadapan 21 jurnalis dari berbagai wilayah di Jawa Barat (12/3).

Pada kesempatan yang sama, jemaat Ahmadiyah Kampung Nyalindung, Garut, Jawa Barat, Kania Hayati melihat berita-berita yang ramai tentang penyegelan masjid mereka, terutama di media lokal, belum ada keberpihakan. Sehingga selaku Ketua Lajnah Imaillah Nyalindung, lembaga sayap Ahmadiyah yang bergerak di isu perempuan, Kania sangat berharap kepada para jurnalis untuk memberitakan kebenaran dan menyuarakan hak maupun perjuangan mereka, terutama kerinduan anak-anak mereka yang ingin mempunyai masjid sendiri.

Para jurnalis peserta training & story grant keberagaman SEJUK bersama perwakilan kelompok minoritas Jawa Barat (12/3)

“Sudah 8 tahun kami mengupayakan agar punya masjid sendiri, tetapi oleh Pemerintah (Kabupaten Garut) masjid kami yang mulai dibangun 2020 dilarang dan disegel tahun lalu,” tutur Kania yang mencemaskan nasib 150-an jemaat Ahmadiyah Nyalindung menjelang bulan Ramadan tahun ini di awal bulan depan (April).

Suarakan Kelompok Marginal

Para orang tua, sambung Kania, bingung menjelaskan kepada anak-anak mereka yang bertanya mengapa mereka tak kunjung mempunyai masjid. Kesedihan mereka bakal semakin bertambah karena belum berdiri juga masjid untuk menggelar salat tarawih ataupun Idul Fitri tahun ini. Masjid Ahmadiyah Nyalindung yang berukuran 10×10 meter sudah sejak 2014 dihambat, sehingga sampai hari ini bangunannya tak terselesaikan.

Berby dan Kania bersama Pendeta Yahya Sukma dari Badan Kerja Sama Gereja-gereja (BKSG) Pangalengan, Bandung, yang sedang menghadapi penolakan memakamkan jenazah orang-orang Kristen di lahan pemakaman khusus untuk umat Kristen maupun etnis Tionghoa, dan Ressa Ria Lestari selaku Ketua Koordinator Samahita, organisasi yang mendampingi dan mengadvokasi kasus-kasus kekerasan seksual, Minggu sore (12/3) dipertemukan dalam Training & Story Grant Mengembangkan Ruang Aman Keberagaman di Media 11-13 Maret 2022 di Bandung.

Sesi testimoni, dari kanan ke kiri: Ressa (Samahita Bandung), Pdt. Yahya (gereja di Pangalengan), Berby (Srikandi Pasundan), dan Kania (Ahmadiyah Nyalindung)

Dalam kegiatan yang digelar Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Bandung yang didukung International Media Support (IMS) mereka membangun dialog dengan insan pers agar media-media di Jawa Barat memberikan ruang bagi korban dan kelompok rentan lainnya.

“Kegiatan ini membuat saya lebih memahami dampak diskriminasi terhadap anak-anak dan perempuan dari kalangan rentan,” tutur Virliya Putricantika jurnalis foto Bandungbergerak.id merefleksikan proses training media dan keberagaman 3 hari bersama rekan jurnalis Jawa Barat lainnya, sehingga penting bagi media bertanggung jawab menyuarakan kelompok yang terbungkam.

Pentingnya jurnalis mengambil peran dan tanggung jawab untuk menyuarakan keberagaman dan kelompok marginal disampaikan pula pada pembukaan dan penutupan training oleh Ketua AJI Kota Bandung Tri Joko Her Riadi.

Berlaku sebagai narasumber training: Pendiri dan Pemimpin Redaksi Magdalene.co Devi Asmarani, Program Manager Saiful Mujani Research & Consulting Saidiman Ahmad, Direktur Eksekutif Human Rights Working Group (HRWG) Daniel Awigra, Jurnalis senior yang aktif di AJI Kota Bandung Adi Marsiela, dan Executive Producer KOMPAS TV. Yuni Pulungan dan Tantowi Anwari mengambil peran fasilitator.

Story Grant Keberagaman

Para peserta workshop mempresentasikan proposal rencana peliputan kepada Tim SEJUK dan mentor story grant keberagaman Yulia Saputra dan Tri Joko Her Riadi. Proses SEJUK meng-coaching rencana liputan dari 20 peserta ini adalah upaya mendiskusikan agar ketika proposal mereka diturunkan menjadi berita sesuai dengan prinsip-prinsip jurnalisme keberagaman.

Mentor dan tim SEJUK menyeleksi proposal peserta menjadi 8 yang berhak meraih Story Grant Liputan Keberagaman. Masing-masing proposal liputan terpilih mendapatkan beasiswa terbatas Rp7.000.000.

Berikut adalah peraih Story Grant Liputan Keberagaman:         

1. Afi Kamilia & Riki Bagja Suteja (Mangle.id) – Mengenal Desa Adat Kuta, Ciamis.

2. Anza Suseno (CNN Indonesia TV) – Bercermin Toleransi dari Kota Kecil Sukabumi.

3. Ayu Lestari (Ayocirebon) – Kekerasan Seksual pada Perempuan dengan Difabilitas di Cirebon.

4. Hasanudin (Harian Umum Rakyat Cirebon) – Bagaimana Pabrik di Majalengka Merespon Isu Kekerasan Seksual pada Buruh Perempuan.

5. Huyogo Simbolon (Liputan6.com) – Membangun Ruang Aman di Gereja.

6. Putri Puspita Nilawati (Tribun Jabar) – Mitos Sesatnya Penghayat Kepercayaan Serta Kaitannya dengan Budaya dan Adat Suseno

7. Sri Melynda Hartini (NU Online Jabar) – Rasanya Menjadi Minoritas di Kab Kuningan

8. Virliya Putricantika (Bandungbergerak.id) – Cerita Foto ‘Generasi Muda Penghayat, Melihat Aliran Kepercayaan Perjalanan.

Selamat buat rekan-rekan jurnalis yang terseleksi para coach untuk melanjutkan proposalnya dalam program story grant SEJUK. Rekan-rekan yang proposalnya belum berhasil, kami berharap akan diteruskan menjadi karya-karya jurnalistik yang penting dipublikasikan secara luas.

Bagi yang proposal story grant keberagamannya terpilih, sila hubungi Manager Program Yuni Pulungan untuk konfirmasi maupun informasi selanjutnya.[]

#StoryGrantSEJUK #JurnalismeKeberagaman #StoryGrantKeberagaman

    Tags: #AJIBandung#IMS#JurnalismeKeberagaman#StoryGrantKeberagaman#StoryGrantSEJUK
    Previous Post

    “Pak Jokowi, dengarkanlah ratapan kami”

    Next Post

    Sudahkah Sulawesi Utara Menjadi Rumah Bersama?

    Redaksi

    Redaksi

    Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

    Related Posts

    Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

    Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

    30/05/2025
    Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

    Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

    24/05/2025
    Jangan Biarkan PPHAM Berjuang dalam Ancaman

    Jangan Biarkan PPHAM Berjuang dalam Ancaman

    23/05/2025
    pelatihan komunitas Pekanbaru Riau Sumbar

    ‘No Viral, No Justice’ Tak Selalu Adil bagi Komunitas Rentan

    21/01/2025
    Next Post
    Sudahkah Sulawesi Utara Menjadi Rumah Bersama?

    Sudahkah Sulawesi Utara Menjadi Rumah Bersama?

    Please login to join discussion

    Terpopuler

    • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

      “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Hotspace Privat Event Jakarta, Bukan Tindak Pidana!

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Tersingkir dari Keluarga, Tempat Kerja, hingga Pemakamannya: Nasib Transpuan di Indonesia

      0 shares
      Share 0 Tweet 0

    Tentang Kami

    Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

    Hubungi Kami

    Kontak

    Karir

    • Facebook
    • Instagram
    • Twitter
    • TikTok
    • YouTube

    Community Guidelines

    Kontributor

    Pedoman Media Siber

    © 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

    No Result
    View All Result
    • Isu
      • Agama
      • Disabilitas
      • Gender dan Seksual
      • Etnis
    • Liputan Kolaborasi
      • 2023
      • 2022
      • 2021
      • <2020
    • Panduan Jurnalis
    • Kontributor
    • English
    • Agenda
    • Galeri

    © 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

    Welcome Back!

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Create New Account!

    Fill the forms below to register

    All fields are required. Log In

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In