Sabtu, Juli 12, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Setara: Menteri Agama Jadi Bagian dari Masalah Intoleransi pada 2013

by Redaksi
17/12/2013
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
SURYADHARMA DAN LOGIKA YANG SALAH
Share on FacebookShare on Twitter

 

KBR68H, Jakarta – LSM HAM Setara Institute menilai, Menteri Agama Suryadharma Ali tidak bisa netral dalam menyelesaikan kasus intoleransi yang terjadi di sepanjang tahun ini. Peneliti Setara Institute Ismail Hasani mengatakan, dalam kasus pengungsi Syiah di Sampang, Menteri Agama justru meminta warga Syiah untuk kembali masuk Islam.

Kata dia, Menteri Agama mempuyai pandangan yang berbeda terkait kasus intoleransi sehingga tidak bisa netral dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Karena itu, Setara menilai Menteri Agama adalah bagian dari masalah intoleransi yang terjadi pada tahun ini.

“Sebagai juru damai, Menteri Agama tidak bisa netral, malah berpihak ke salah satu kubu. Seharusnya Menteri Agama mengambil sikap sesuai konstitusi dan juga asas kebangsaan, tetapi dia justru berpedoman kepada pandangan pribadinya. Ini terlihat dari sejumlah komentarnya terkait kasus intoleransi. Menag memina jemaat Ahmadiyah untuk masuk Islam  begitu juga jemaat Syiah,”kata Ismail ketika dihubungi KBR68H, Senin (16/12).

Ismail menambahkan, kasus intoleransi yang terjadi pada 2013 masih didominasi kasus pengungsi Syiah di Sampang, Ahmadiyah dan juga penutupan gereja. Dibandingkan tahun lalu, tahun ini tidak ada korban jiwa dalam kasus intoleransi. Namun, jumlah kasus diperkirakan masih sama dibandingkan tahun 2012.

Sejumlah kasus intoleransi yang terjadi pada tahun ini antara lain warga Syiah yang dipaksa meninggalkan kampung halamannya di Sampang, Jawa Timur. Sejak 20 Juni 2013, pengungsi Syiah dari Desa Karang Gayam dan Blu’uran, Kabupaten Sampang, hidup di tempat pengungsian, Rusun Puspa Agro.

Selain itu, sejumlah masjid Ahmadiyah juga diserang oleh kelompok intoleran. Pada 5 Mei lalu, sebuah masjid dan beberapa rumah warga jemaah Ahmadiyah dirusak sejumlah orang di Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Penyerangan itu terjadi seusai ratusan jemaah Ahmadiyah di wilayah itu mengadakan sebuah pengajian.

Masalah lain yang belum selesai adalah kasus penyegelan gereja GKI Yasmin di Bogor, Jawa Barat. Meski sudah ada keputusan dari Mahkamah Agung, Wali Kota Bogor tetap menolak untuk membuka segel tersebut.

 

Sumber: http://www.portalkbr.com/berita/nasional/3060196_4202.html

Previous Post

MEDIA HARUS JADI MITRA KORBAN

Next Post

Vihara Pan Kho, Benteng Toleransi di Bogor

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
Agama-agama berkumpul menyanyikan kidung perdamaian

Vihara Pan Kho, Benteng Toleransi di Bogor

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pendidikan Multikultur Kalbar: Siswa Toleran Beda Budaya [1]

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memperjuangkan Akses yang Setara untuk Perempuan Disabilitas lewat Anggaran yang Inklusif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tersingkir dari Keluarga, Tempat Kerja, hingga Pemakamannya: Nasib Transpuan di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In