Rabu, Juli 2, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Pemerintah Dinilai Tidak Serius Urus Warga Syiah

by Redaksi
20/11/2013
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Pemerintah Dinilai Tidak Serius Urus Warga Syiah
Share on FacebookShare on Twitter

Pemerintah memaksa warga Syiah untuk bertobat sebelum kembali ke kampung halaman, padahal pengungsi dan warga di Sampang sudah tidak mempermasalahkan isu tersebut.

 

http://gdb.voanews.com/3937E3A4-5FEE-495C-A437-3B9A59C481B7_w640_r1_s_cx0_cy3_cw0.jpg

 

JAKARTA — Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Universalia Hertasning Ichlas mengatakan  pemerintah kurang serius dalam memulangkan  warga syiah yang saat ini berada di Rumah susun di Sidoarjo, Jawa Timur.

Dalam memulangkan warga Syiah, ujarnya, pemerintah memaksa warga Syiah itu untuk bertobat sebelum kembali ke kampung halaman mereka, padahal pengungsi dan warga di Sampang sudah tidak membicarakan atau mempermasalahkan masalah tersebut.

Warga Syiah dan Sunni Sampang, lanjutnya,  telah menandatangani deklarasi damai dan menyatakan tidak keberatan apabila warga Syiah pulang ke kampung halaman mereka.

Baru-baru ini Menteri Agama Suryadharma Ali didampingi perwakilan pemerintah daerah mengunjungi dan berbicara langsung dengan pengungsi Syiah di Rusun Jemundo. Dia berjanji memulangkan pengungsi ke Sampang asalkan mau dipindahkan dulu ke Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, untuk mengikuti program  penyamaan persepsi atau pertobatan.

Pemda berusaha memindahkan 20 keluarga dari 68 keluarga yang ada ke asrama Haji, tetapi pengungsi menolak karena harus berpindah aqidah.

“Padahal pengungsi dan warga yang ada di kampung tidak lagi membicarakan hal tersebut tetapi lebih membicarakan bagaimana hidup bersama, tidak ada dendam lagi dan lain sebagainya. Yang bikin syarat ini kan pemerintah. Nah, pemerintah apa pasalnya membuat syarat-syarat seperti ini,” ujarnya.

“Pijakannya mestinya kan pijakan masyarakat yang ada di kampung apakah mereka bisa menerima, bisa hidup bersama lagi kan itu seharusnya yang menjadi modal kita melangkan. Modal sosial itu sudah ada dan tidak ditanggapi serius dan tulus oleh pemerintah.”

Pada Senin (18/11), Tim Islam Kasus Sampang dan juga Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Universalia (YLBHU) bertemu dengan Ketua Majelis Permusyarawatan Rakyat Sidarto Danusubroto, dan juga sejumlah anggota lainnya  untuk melaporkan kondisi yang  terjadi  terhadap warga Syiah Sampang yang berada di Rusunawa di Sidoarjo.

Hertasning mengatakan Tim Islam Sampang dan YLBHU mendesak MPR memperhatikan dan membantu menyelesaikan proses rekonsiliasi yang sesuai dengan prinsip warga negara serta  mendorong pengungsi Syiah dipulangkan tanpa syarat seperti yang diharapkan warga Syiah.

“Harapannya ini menjadi proses politik. Harusnya Ketua MPR bisa memanggil menteri-menteri, Presiden berbicara masalah hal ini dan mengontrol persoalan ini, memanggil Menteri Agama agar ini menjadi proses politik yang dikontrol oleh semua pihak, semua negara lah berdasarkan prinsip-prinsip empat pilar kebangsaan,” ujarnya.

Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y. Thohari mengatakan pemenuhan hak asasi manusia dan hak konstitusional warga Syiah harus dijamin sepenuhnya oleh pemerintah agar mereka bisa kembali menjalankan aktivitas sehari-harinya dengan penuh rasa aman, nyaman dan tentram.

Hajriyanto mengatakan absennya negara dalam setiap konflik akan membuat Indonesia dipandang oleh dunia internasional sebagai negara yang gagal melindungi rakyatnya.

“Perbedaan-perbedaan agama dan keyakinan yang telah menjadi karakter bangsa Indonesia sejak dahulu kala semestinya dipandang sebagai kekayaan yang memperkokoh identitas nasional dan tidak boleh dianggap sebagai alasan dan alat untuk memecah persatuan bangsa,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menjelaskan pemerintah berupaya mencari solusi permanen bagi warga Syiah.

“Sekarang kita mencari solusi yang permanen. Yang paling ideal tentu kembali ke kampung halamannya tetapi ini kan harus kita bicarakan,” ujarnya.

 

Sumber: http://www.voaindonesia.com/content/pemerintah-dinilai-tidak-serius-urus-warga-syiah/1792948.html

 

Previous Post

Behind ‘enlightenment’: Arrogant bigotry

Next Post

Mengungsi Tujuh Tahun, Warga Ahmadiyah Akan Diberi KTP

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
Mengungsi Tujuh Tahun, Warga Ahmadiyah Akan Diberi KTP

Mengungsi Tujuh Tahun, Warga Ahmadiyah Akan Diberi KTP

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hotspace Privat Event Jakarta, Bukan Tindak Pidana!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In