Waria Yogyakarta, 60 Persen Ngamen dan Jadi PSK
TEMPO.CO, Yogyakarta -Sebanyak 60 persen waria atau wanita pria di Yogyakarta bekerja sebagai pengamen dan pekerja seks. Mulai tahun ini, Ikatan Waria Yogyakarta bekerjasama dengan Pemerintah DIY menggelar pelatihan ketrampilan agar mereka beralih pada pekerjaan yang lebih layak.
Ketua Iwayo Shinta Ratri mengatakan anggotanya kini mencapai 223 orang. 90 persen di antara mereka bekerja sebagai pengamen, pekerja seks, dan pekerja salon. Adapun sisanya, bekerja di sektor lain. Misalnya menjadi pedagang, pekerja lembaga swadaya masyarakat, hingga pengepul barang bekas. “Tiga bidang itu yang mendominasi pekerjaan waria,” katanya, Sabtu 23 November 2013 siang.
Anggota Iwayo berasal dari 10 komunitas waria di DIY. Komunitas itu berbasis daerah-daerah di DIY dan sejumlah titik mangkal para Waria. Di antaranya Komunitas Waria Bantul, Komunitas Waria Sidomulyo, Komunitas Waria Kotagede, hingga komunitas waria yang biasa mangkal di sekitar gedung Bank Indonesia Yogyakarta.
Masing-masing komunitas itu, kata Shinta, memiliki latar belakang pekerjaan berbeda. Misalnya komunitas waria Kotagede yang bekerja sebagai pekerja seni dan budaya; dari membentuk grup paduan suara, membuat kerajinan, hingga menjadi anggota grup ketoprak. Ini jelas berbeda dengan komunitas waria di sekitar gedung BI Yogyakarta yang merupakan pekerja seks. “Kalau Sidomulyo ini dari berbagai macam pekerjaan,” kata waria berusia 51 tahun ini.
Shinta, yang nama aslinya Tri Santoso Nugroho, mengatakan ada tiga jenis pelatihan yang disediakan bagi waria. Memasak (olah pangan), menjahit, dan salon. Waria bisa memilih satu di antaranya ketiga bidang itu. Materinya diberikan selama satu bulan. “Setelah itu, mereka diberi modal usaha,” katanya.
Ia mengatakan modal itu diberikan bukan dalam bentuk uang, melainkan peralatan kerja. Sebut saja mesin jahit untuk yang berlatih menjahit, alat memasak untuk bidang olah pangan, dan peralatan potong rambut untuk bidang salon.
Menurut dia, program itu cukup bermanfaat untuk alih pekerjaan waria. Sayangnya, jumlah waria yang bisa mendapatkan ketrampilan terbatas. Pemerintah membatasi hanya 15 orang per tahunnya. Dengan pembatasan itu, ia memperkirakan, dibutuhkan waktu 8 tahun agar waria yang bekerja sebagai pengamen dan pekerja seks di Yogya bisa beralih ke pekerjaan lain.
ANANG ZAKARIA
Baca juga:
Waria Yogyakarta Ingin Jadi Gender Ketiga http://www.tempo.co/read/news/2013/11/24/205532006/Waria-Yogyakarta-Ingin-Jadi-Gender-Ketiga
Waria Yogya, Ikut Organisasi Agar Lebih Sejahtera http://www.tempo.co/read/news/2013/11/24/205532003/Waria-Yogya-Ikut-Organisasi-Agar-Lebih-Sejahtera
Waria Kenang Diskriminasi yang Mereka Alami http://www.tempo.co/read/news/2013/11/20/214531184/Waria-Kenang-Diskriminasi-yang-Mereka-Alami
Sumber berita: http://www.tempo.co/read/news/2013/11/24/205532001/Waria-Yogyakarta-60-Persen-Ngamen-dan-Jadi-PSK