Jumat, Agustus 15, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Biksuni Thailand Perjuangkan Kesetaraan

by Redaksi
02/01/2014
in Uncategorized
Reading Time: 3min read
Agama-agama berkumpul menyanyikan kidung perdamaian
Share on FacebookShare on Twitter

 

Perempuan tidak boleh ditahbiskan menurut pengikut mazhab tertua agama Buddha, Theravada, di Thailand. Kini Yang Mulia Dhammananda Bhikkhuni mulai memperjuangkan status biksuni di Thailand.

 

Di biara Songdhammakalyani, sejam dari Bangkok, enam biksuni atau biarawati Buddha mengenakan jubah berwarna safron, memulai hari dengan doa pagi.

Sesuai ajaran mazhab Theravada, biksuni mengikuti rutinitas ketat, bangun pukul 5 pagi untuk meditasi, mempelajari kitab suci dan mengumpulkan sedekah dari desa-desa sekitar.

Biara ini tampak seperti ribuan biara lainnya di berbagai penjuru Thailand. Namun di Thailand, hanya biara ini yang ditinggali para biksuni yang sudah ditahbiskan. Yang Mulia Dhammananda Bhikkhuni adalah sang kepala biara.

Dhammananda kini berusia akhir 60-an. Ketertarikannya terhadap agama Buddha berakar dari ibunya, yang membantu pendirian biara Songdhammakalyani tahun 1960. Saat itu merupakan biara pertama yang dibangun oleh perempuan, untuk perempuan. Dhammananda masih berusia 10 tahun saat ibunya ditahbiskan – di luar Thailand.

Dhammananda menjadi perempuan Thailand pertama yang mendapat penahbisan penuh dalam garis keturunan monastik Theravada
Dhammananda menjadi perempuan Thailand pertama yang mendapat penahbisan penuh dalam garis keturunan monastik Theravada

 

Penahbisan perempuan dikesampingkan

Pada tahun 50-an, ibunda Dhammananda, Yang Mulia Voramai, dilarang oleh pemuka agama Buddha setempat untuk menjadi biksuni. Perempuan diharuskan hidup sebagai orang awam, melayani biksu, dan bukan menjadi biksuni.

Di negara-negara Asia lainnya, seperti Vietnam, Tibet atau Taiwan, yang mengikuti mazhab Mahayana, tradisi menahbiskan biarawati sudah menjadi praktek umum selama berabad-abad.

Voramai yakin biarawati harus terlibat pelayanan sosial, dan juga mengikuti jalur spiritual. Jiwa pionir ini yang menginspirasi anak perempuannya untuk meninggalkan kariernya sebagai seorang akademisi.

Selama tiga dekade, Dhammananda adalah seorang profesor studi religi dan filosofi di Universitas Thammasat di Bangkok. Ia menelurkan buku tentang perempuan dan agama Buddha, bahkan mempunyai acara televisi ‘Dharma Talk,’ yang populer di tingkat nasional dan merebut sejumlah penghargaan.

Namun fokusnya berubah. “Sudah cukup kesuksesan bagi saya,” tutur Dhammananda. “Saya sudah puas dengan hidup duniawi. Ke mana berikutnya?” itu pertanyaan yang muncul sebelum ia memilih mengikuti jejak ibunya dan mengejar penahbisan.

 

Mempromosikan kesetaraan 

Warga memberikan makanan sebagai bentuk sedekah ke biara
Warga memberikan makanan sebagai bentuk sedekah ke biara

Seperti ibunya yang menjadi perempuan modern Thailand pertama yang menjadi biksuni dalam tradisi Mahayana, Dhammananda menjadi perempuan penganut Theravada pertama yang ditahbiskan di Sri Lanka. Setelah itu Dhammananda mulai mempromosikan kesetaraan bagi biksuni di Thailand.

Saat ibunya mulai tertarik pada agama Buddha, Dhammananda berkisah kepada DW, “Ia menyadari bahwa Buddha saat masih hidup menahbiskan perempuan, bahkan ibunya sendiri.” Ini berarti sejarah penahbisan perempuan sampai 2.500 tahun, hingga periode awal agama Buddha. Ia mulai bertanya-tanya mengapa perempuan di Thailand kehilangan haknya.

Penahbisan perempuan diperbolehkan di bawah konstitusi Thailand. Namun Dewan Thai Sangha, sebuah kelompok penasehat agama konservatif, tetap menentang biksuni seraya meyakini hanya kaum lelaki yang boleh masuk kerahiban.

 

Memperkuat panggilan bagi perempuan

Dhammananda menginspirasi kaum perempuan Thailand untuk mengikuti jejaknya
Dhammananda menginspirasi kaum perempuan Thailand untuk mengikuti jejaknya

Di seluruh penjuru Thailand saat ini ada lebih dari 30 biksuni yang tinggal di biara. Beberapa kali perempuan yang ingin ditahbiskan dituding meniru-niru biksu, sebuah pelanggaran hukum di Thailand. Tanpa pengakuan legal, biksuni tidak diindahkan oleh pemerintah Thailand dan tidak mendapat hak selayaknya biksu.

“Ada rumah sakit untuk biksu tapi tidak ada klinik untuk biksuni. Jadi bagaimana kalau biksuni sakit?” tanya Sutada Mekrungruengkul, seorang dosen agama di Universitas Yonok di Lampang. “Biksu punya universitas sendiri, namun tidak ada universitas untuk perempuan. Biksu juga mendapat pensiun bulanan dari pemerintah.”

Karakter berbeda dari biara Songdhammakalyani adalah akses terhadap pendidikan bagi perempuan.

“Sejak menjadi biksuni saya belajar mengontrol diri, mengenal diri sendiri,” ungkap Dhammasiri (53), yang ditahbiskan empat tahun lalu.

“Pendekatan feminis Yang Mulia Dhammananda terhadap teks keagamaan begitu memberdayakan,” kata Dhammasiri. “Tidak seperti biara yang didominasi lelaki, ia dapat memberikan kepada kami Dharma Buddha dari perspektif perempuan.”

DW.DE

Link: http://www.dw.de/biksuni-thailand-perjuangkan-kesetaraan/a-17323700

Tags: Headline
Previous Post

Kebebasan Pers Masih Mimpi, Kasus Kekerasan Baru Menanti

Next Post

Aktivis: Stop Kekerasan di Dunia Pendidikan

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
Lebih dari 100 ribu anak Indonesia jadi korban eksploitasi seksual

Aktivis: Stop Kekerasan di Dunia Pendidikan

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Budi Daya: Agama Sunda yang belum Merdeka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ‘No Viral, No Justice’ Tak Selalu Adil bagi Komunitas Rentan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In