Rabu, Juli 2, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Komnas Perempuan, LPSK & KPAI segera Dampingi Kasus Penyerangan Sembahyangan di Sleman

by Redaksi
31/05/2014
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
245 Kasus Intoleransi di Indonesia Dalam Setahun
Share on FacebookShare on Twitter

“Komnas Perempuan sangat berkepentingan untuk ikut menuntut sisa pemerintahan di bawah SBY menyelesaikan kasus-kasus kekerasan atas nama agama, termasuk penyerangan terhadap ibu-ibu beribadah di Sleman, Jogja,” demikian disampaikan Ketua Komnas Perempuan Yunianti Chuzaifah.

Sebagaimana diberitakan beberapa media, penyerangan massa “berjubah” terhadap ibu-ibu yang tengah beribadah doa Rosario di rumah Julius Felicianus Kamis malam (29/5) masih menyisakan persoalan yang harus diselesaikan oleh negara sebagai empunya tanggung jawab. Selain menangkap seluruh pelaku dan dan dalang di belakang tindakan kriminal atas nama agama tersebut dengan menjatuhkan hukuman maksimal, trauma yang membekap para korban dan saksi membutuhkan perhatian serius dari pemerintah. Terlebih lagi, ancaman-ancaman terhadap para korban dan saksi.

Pada penyerangan pertama, pkl. 20.00 WIB, dua pria dewasa mengalami luka serius sehingga harus diopname. Empat perempuan dewasa dipukuli dan seorang anak menjadi korban karena ikut kesetrum ketika sedang dibawa lari ayahnya untuk diselamatkan dari aksi brutal para penyerang yang berjumlah delapan.

Sekitar sejam setelah kejadian pertama, kelompok yang sama dengan jumlah lebih banyak  (lima belas penyerang) datang kembali membabi-buta memukuli dengan besi dan melempar dengan dua pot kepada Julius yang kemudian diinjak-injak sehingga tulang di bahunya patah. Wartawan Kompas TV dipukuli kepalanya dan kameranya dirampas.

Mengingat beberapa tahun terakhir banyak kasus kekerasan atas nama agama di wilayah Yogyakarta yang tidak ditangani secara serius sehingga kelompok-kelompok intoleran merasa semakin bebas dalam melakukan aksinya,Yuni menegaskan bahwa Komnas Perempuan akan membahas kasus ini dalam rapat paripurna lembaganya dan membuka kemungkinan untuk berkoordinasi dengan tiga komisi nasional lainnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Secara umum Yuni menjelaskan agenda lembaganya yang tegas menyikapi intoleransi dan kekerasan atas nama agama, yang tidak kunjung menurun intensitasnya, dengan menagih keseriusan pemerintahan SBY di sisa periode kerjanya.

Dengan adanya ancaman terhadap para korban dan saksi, penanggungjawab bidang Perlindungan LPSK Lili Pintauli Siregar menyatakan komitmennya untuk mengawal kasus ini dengan memberikan fokus agar para korban dan saksi mendapatkan jaminan perlindungan dari negara. “LPSK akan bersama-sama dengan komisi nasional lainnya mendorong pemerintah menuntaskan kasus di Sleman kemarin. Sesuai dengan mekanisme, jika ada surat permohonan yang ditujukan kepada lembaga kami, LPSK akan langsung turun,” ujar Lili ketika dihubungi SEJUK. Ia pun menambahkan, “Koordinasi sesama komisi nasional akan memberikan tuntutan yang lebih kuat terhadap negara agar menegakkan hukum secara adil.”

Komisioner KPAI Maria Ulfah Anshor juga menyayangkan sampai jatuh korban anak-anak dalam kasus penyerangan terhadap ibu-ibu yang sembahyangan Rosario. Hal ini membuat KPAI terpanggil untuk memberikan pendampingan kepada anak-anak yang menajdi korban langsung maupun anak-anak yang mengalami trauma karena menyaksikan penyerangan pada malam itu. “Senin (2/6) KPAI akan membahas kasus ini. Surat permohonan dari teman-teman atau pendamping para korban kami tunggu untuk mempercepat gerak KPAI bersama-sama dengan komisi nasional lainnya menginvestigasi dan menyusun rekomendasi untuk negara,” Maria Ulfah menunjukkan komitmen lembaganya. [Thowik SEJUK]

Informasi terkait:

https://sejuk.org/2014/05/30/gubernur-diy-sri-sultan-hamengkubuwono-x-mendesak-aparatnya-menangkap-dan-mengadili-para-pelaku-kekerasan-atas-nama-agama/

https://sejuk.org/2014/05/30/aji-yogyakarta-kecam-penganiayaan-dan-perampasan-kamera-jurnalis-kompas-tv-michael-aryawan-serta-kekerasan-atas-nama-agama/

Previous Post

Tuntut Gubernur DIY Sri Sultan HB X desak aparatnya tangkap dan adili penyerang kebebasan beragama

Next Post

INDONESIA TANPA KEBENCIAN

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
INDONESIA TANPA KEBENCIAN

INDONESIA TANPA KEBENCIAN

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In