Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Dari Hannah Alrashid hingga Sakdiyah Ma’ruf: Bagaimana Kita Menerima Keberagaman?

by Lydia SEJUK
16/05/2019
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Dari Hannah Alrashid hingga Sakdiyah Ma’ruf: Bagaimana Kita Menerima Keberagaman?
Share on FacebookShare on Twitter

“Agama merupakan salah satu topik yang menarik untuk pembaca. Hal ini memantik satu ide untuk membuat satu event yang berhubungan dengan agama. Kegiatan yang rileks, saling menghormati dan inklusif,” kata Pemimpin Redaksi Magdalene.co Devi Asmarani membuka Magdalene’s Podcast Live.

Acara dengan tema Berbagi Cerita Beragama yang dihelat Magdalene (15/05/) berlangsung “pecah”. Acara ini dimulai dengan Hannah Alrashid yang menceritakan pengalamannya sebagai muslim yang tinggal di Inggris ketika masih kecil. Dilanjutkan co-founder Millenial Islami, Ayu, yang bicara perihal pengalamannya ketika mengadakan pesantren kilat dengan peserta anak-anak SMP-SMA dan berkunjung ke rumah-rumah ibadah agama lain.

“Sebelumnya saya meminta anak-anak SMA menuliskan prasangka mereka terhadap agama selain islam,” katanya.

Menurut penuturan Ayu, para siswa SMA  menuliskan prasangka-prasangka yang negatif. Misalnya munculnya kekhawatiran kristenisasi melalui lagu-lagu rohani, aneh, bahkan ada kekhawatiran bahwa film The Little Krishna akan meracuni pikiran anak-anak. Penonton tergelak mendengar penuturan Ayu.

“Mungkin bisa kita ketawa-ketawa di sini, tapi sebenarnya ini fakta yang amat miris. Prasangka-prasangka ini sudah berada di kepala mereka sejak kecil. Bagaimana jika prasangka ini kemudian menjadi kebenaran karena tidak ada yang mengklarifikasi?” ucap Ayu.

Sakdiyah Ma’ruf lain lagi. Membawa jokes seputar agama dan suku dengan gaya yang khas dan polos, berhasil mengguncang Metro Bar Coffee.

“Sejak kecil saya sudah memakai hijab,” ucap Sakdiyah, “sehingga ketika memasuki masa SMP saya memutuskan untuk melepaskan hijab karena motto hidup saya ‘jangan sampai berhijab menghalangi kita untuk melakukan apapun, termasuk melepas hijab’.”

Membangun perspektif baru melalui komedi sudah sejak lama menghasilkan dampak positif. Serupa dengan yang dituturkan oleh Sakdiyah bahwa humor bisa digunakan untuk melawan radikalisme. []

Sakdiyah Ma’ruf: Saya Memilih Jalan Humor, bukan Jalan Pedang

Previous Post

Gus Dur dan Warisan Cintanya di Semarang

Next Post

“Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

Lydia SEJUK

Lydia SEJUK

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
“Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

"Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu"

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In