Monday, January 25, 2021
  • Login
NEWSLETTER
SEJUK
No Result
View All Result
  • Agama
  • Etnis
  • Gender
  • LGBTIQ
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Podcast
  • YouTube
  • Agama
  • Etnis
  • Gender
  • LGBTIQ
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Podcast
  • YouTube
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Dari Hannah Alrashid hingga Sakdiyah Ma’ruf: Bagaimana Kita Menerima Keberagaman?

by Lydia SEJUK
16/05/2019
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Dari Hannah Alrashid hingga Sakdiyah Ma’ruf: Bagaimana Kita Menerima Keberagaman?
Share on FacebookShare on Twitter

“Agama merupakan salah satu topik yang menarik untuk pembaca. Hal ini memantik satu ide untuk membuat satu event yang berhubungan dengan agama. Kegiatan yang rileks, saling menghormati dan inklusif,” kata Pemimpin Redaksi Magdalene.co Devi Asmarani membuka Magdalene’s Podcast Live.

Acara dengan tema Berbagi Cerita Beragama yang dihelat Magdalene (15/05/) berlangsung “pecah”. Acara ini dimulai dengan Hannah Alrashid yang menceritakan pengalamannya sebagai muslim yang tinggal di Inggris ketika masih kecil. Dilanjutkan co-founder Millenial Islami, Ayu, yang bicara perihal pengalamannya ketika mengadakan pesantren kilat dengan peserta anak-anak SMP-SMA dan berkunjung ke rumah-rumah ibadah agama lain.

“Sebelumnya saya meminta anak-anak SMA menuliskan prasangka mereka terhadap agama selain islam,” katanya.

Menurut penuturan Ayu, para siswa SMA  menuliskan prasangka-prasangka yang negatif. Misalnya munculnya kekhawatiran kristenisasi melalui lagu-lagu rohani, aneh, bahkan ada kekhawatiran bahwa film The Little Krishna akan meracuni pikiran anak-anak. Penonton tergelak mendengar penuturan Ayu.

“Mungkin bisa kita ketawa-ketawa di sini, tapi sebenarnya ini fakta yang amat miris. Prasangka-prasangka ini sudah berada di kepala mereka sejak kecil. Bagaimana jika prasangka ini kemudian menjadi kebenaran karena tidak ada yang mengklarifikasi?” ucap Ayu.

Sakdiyah Ma’ruf lain lagi. Membawa jokes seputar agama dan suku dengan gaya yang khas dan polos, berhasil mengguncang Metro Bar Coffee.

“Sejak kecil saya sudah memakai hijab,” ucap Sakdiyah, “sehingga ketika memasuki masa SMP saya memutuskan untuk melepaskan hijab karena motto hidup saya ‘jangan sampai berhijab menghalangi kita untuk melakukan apapun, termasuk melepas hijab’.”

Membangun perspektif baru melalui komedi sudah sejak lama menghasilkan dampak positif. Serupa dengan yang dituturkan oleh Sakdiyah bahwa humor bisa digunakan untuk melawan radikalisme. []

Sakdiyah Ma’ruf: Saya Memilih Jalan Humor, bukan Jalan Pedang

Previous Post

Gus Dur dan Warisan Cintanya di Semarang

Next Post

“Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

Lydia SEJUK

Lydia SEJUK

Related Posts

Sineas Nia Dinata: Berpikiran kritis adalah bagian dari Pancasila

Sineas Nia Dinata: Berpikiran kritis adalah bagian dari Pancasila

28/06/2020
Raja Salman Dijamu, Demokrasi Dibelenggu

Beban Ganda Pekerja Migran: Melawan Virus dan Dituduh Sebagai Penyebar

26/06/2020
Undangan untuk Pewarta Muda: Jurnalisme Keberagaman, Ruang Milenial Merayakan Kebinekaan Indonesia

Ini Anak-anak Muda Perawat Keberagaman yang Lolos Fellowship Liputan SEJUK

14/06/2020
Terusir, jemaat Ahmadiyah Lombok terpaksa masih di pengungsian

Mereka yang 14 kali Berlebaran di Pengungsian

22/05/2020
Next Post
“Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

"Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu"

Please login to join discussion

Terpopuler

  • Dalam beritakan perkosaan, bagaimana jurnalis bersikap?

    Cara Menumbuhkan Sikap Toleransi Antarumat Beragama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menjaga dan Memperjuangkan Kebhinnekaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kesempatan Hidupkan Jurnalisme Keberagaman, Kabarkan Perdamaian dan Keadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Soal LGBT: Yang Dilarang Islam Homoseksual atau Sodomi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Agama
  • Etnis
  • Gender
  • LGBTIQ
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Podcast
  • YouTube

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Subscribe To Our Newsletter

Join our mailing list to receive the latest news and updates from our team.

You have Successfully Subscribed!