
Anak muda dan toleransi adalah masa depan Indonesia. Era revolusi data menuntut generasi muda memahami dengan baik fungsi dan pengaruh media bagi perubahan-perubahan kehidupan bangsa di masa mendatang.
Maka, selain memberi ruang yang luang bagi penggalian aspirasi dan cita-citanya, mereka tidak boleh diabaikan dalam gerakan sosial yang progresif dan agenda-agenda kemanusiaan untuk menyuarakan keberagaman, memajukan prinsip-prinsip kebebasan beragama atau berkeyakinan dan mempromosikan hak asasi manusia (HAM) dengan memanfaatkan digitalisasi informasi yang semakin praktis dan sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari. Untuk itu, pers mahasiswa sebagai wadah independen bagi jurnalis-jurnalis kampus yang semakin banyak mengembangkan media online, tidak hanya cetak, adalah generasi muda yang harus lebih banyak disertakan dalam proses-proses di atas.
Terlebih, hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memetakan betapa penetrasi pengguna internet pada tahun 2018 berdasarkan umur, yang terbanyak adalah kalangan muda. Dari 171,17 juta pengguna internet di Indonesia, menurut APJII yang tertinggi berada di usia 15 sampai 19 tahun dan berikutnya usia 20 sampai 24 tahun.
Tantangannya, hari-hari ini mereka menghadapi berbagai fakta intoleransi dan diskriminasi yang kerap memicu ketegangan bahkan kekerasan sesama anak bangsa. Konflik berbasis agama atau keyakinan dan etnis (SARA) secara otomatis membanjiri jagat maya. Mereka menyaksikan situasi kebebasan sipil Indonesia 10 tahun terakhir mengalami kemunduran, sebagaimana dilaporkan Lembaga Survei Indonesia (LSI) atau Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Begitupun situasi tiga tahun terakhir, laporan LSI yang dirilis 19 November 2019 ini menunjukkan intoleransi politik cenderung mengalami peningkatan di 2018 dan 2019 jika dibandingkan dengan 2016.
Sementara, dunia akademis yang diharapkan menjadi pencetak generasi inklusif yang mendorong demokrasi berkeadilan justru tengah diuji oleh kuatnya infiltrasi gerakan radikalisme agama. Penelitian Setara Institute yang digelar Februari sampai April 2019 merilis 10 kampus atau perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia terpapar radikalisme Islam. Yang terkait dengan pers mahasiswa, tanpa proses akademik yang ilmiah, Suara USU dibubarkan oleh rektor Universitas Sumatera Utara karena menerbitkan cerpen tentang keberagaman seksual.
Terhadap seluruh perkembangan pengaruh digital dan arah perubahan bangsa ini, maka Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) berkomitmen untuk melibatkan kaum muda dalam pengembangan, penguatan dan akselerasi pemahaman maupun informasi seputar media dan isu toleransi. Hal tersebut harus ditempuh lewat platform-platform atau ruang digital yang diharapkan menginspirasi dan menggerakkan publik Indonesia untuk lebih menghargai keberagaman. Karena itu, prinsip Jurnalisme Keberagaman menjadi pedoman dalam penggunaan media era revolusi data di kalangan mahasiswa.
Nama kegiatan
Workshop Pers Mahasiswa, “Jurnalisme Keberagaman: Ruang Muda Merayakan Kebinekaan Indonesia”
Tujuan
Menyebarluaskan pemahaman dan konten-konten toleransi di kalangan muda yang aktif di media dengan memanfaatkan secara baik platform-platform digital

Hasil yang diharapkan
- Hidup dan berkembangnya prinsip-prinsip HAM kebebasan beragama dan berkeyakinan, gagasan pluralisme dan keadilan gender di kalangan muda;
- Terbangunnya pemahaman tentang jurnalisme keberagaman di kalangan jurnalis kampus sebagai respon atas meningkatnya intoleransi dan diskriminasi yang beredar di media mainstream dan media sosial dengan nada provokatif, stigmatis dan penuh ujaran kebencian atas nama agama, etnis dan identitas lainnya;
- Tumbuhnya kesadaran tentang pentingnya memanfaatkan media sosial sebagai alternatif merespon hoax SARA sekaligus ruang promosi prinsip-prinsip HAM dan toleransi;
- Terkonsolidasinya pers mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia untuk bersama-sama memajukan prinsip-prinsip HAM dan toleransi;
- Terbekalinya teknis, perangkat etis dan operasional dalam meliput isu-isu keberagaman di kalangan jurnalis kampus dengan memanfaatkan platform-platform digital;
- Teraplikasikan secara luas semangat maupun praktik toleransi melalui prinsip jurnalisme keberagaman.
Target
- Penerima manfaat langsung: pers mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia
- Penerima manfaat tidak langsung: komunitas-komunitas agama dan kepercayaan di Indonesia.
Penyelenggaraan
Seperti tahun-tahun sebelumnya, workshop pers mahasiswa (persma) SEJUK digelar tiga kali dalam satu tahun. Begitupun tahun 2020 penyelenggaraan Workshop Pers Mahasiswa “Jurnalisme Keberagaman: Ruang Muda Merayakan Kebinekaan Indonesia” akan dilakukan tiga kali dengan tempat dan waktu sebagai berikut:
Banten, 13-16 Maret 2020
Bukittinggi, 26-29 Juni 2020
Banyuwangi, 21-24 Agustus 2020
Sementara kalender workshop persma SEJUK 2021:
Samarinda, 19-22 Februari 2021
Manado, 25-28 Juni 2021
Surakarta, 1-4 Oktober 2021
Workshop Pers Mahasiswa “Jurnalisme Keberagaman: Ruang Muda Merayakan Kebinekaan Indonesia” di Banten
Penyelenggaraan workshop ini dikerjasamakan dengan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) SiGMA Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten dan LPM Orange Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, Banten.
Cara mendaftar
Bagi rekan-rekan jurnalis kampus yang ingin bergabung dalam workshop persma SEJUK ini, berikut langkah-langkah pendaftaran:
- Pendaftaran dikirim ke: http://bit.ly/PERSMASEJUKBANTEN
- Tulisan bertema keberagaman seputar isu agama/keyakinan, etnis, perempuan ataupun Sexual Orientation, Gender Identity and Expression, and Sex Characteristics (SOGIESC) serta isu-isu minoritas lainnya berupa reportase, opini, resensi buku maupun film, baik yang sudah ataupun belum dipublikasikan;
- Pendaftaran paling akhir dikirim 25 Februari 2020, pkl. 24.00
- Peserta-peserta terseleksi diumumkan 1 Maret 2020
- Pengumuman peserta terseleksi akan dipublikasikan di Sejuk.org, IG: @kabarsejuk2008, Twitter: @KabarSEJUK, FB: Sejuk dan Fanpage Kabar SEJUK.
Panitia menanggung tiket transportasi peserta workshop persma SEJUK yang menggunakan moda transportasi darat (bus dan kereta) dan laut (kapal) dengan tiket resmi. Panitia juga menanggung akomodasi peserta selama kegiatan berlangsung.
Informasi lebih lanjut hubungi WA: +62 853 3149 0088 (Lydia), IG: @kabarsejuk2008, FB: Sejuk atau Twitter @KabarSEJUK.
Terkait penyelenggaraan workshop persma SEJUK di Bukittinggi dan Banyuwangi, informasi selengkapnya akan diunggah di Sejuk.org dan media sosial SEJUK.
Pendukung
Workshop Pers Mahasiswa “Jurnalisme Keberagaman: Ruang Muda Merayakan Kebinekaan Indonesia” didukung Friedrich-Naumann-Stiftung für die Freiheit (FNF) bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Demikian undangan Workshop Pers Mahasiswa “Jurnalisme Keberagaman: Ruang Muda Merayakan Kebinekaan Indonesia” ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, 16 Januari 2020
Hormat kami,
Ahmad Junaidi
Direktur SEJUK