Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Agenda

Keberagaman Seksual di Sumatera bagian Utara: Undangan Workshop & Fellowship

by Redaksi
22/01/2020
in Agenda
Reading Time: 6min read
Keberagaman Seksualitas dan Media: Memperbanyak Perjumpaan (Pengumuman Fellowship Liputan)
Share on FacebookShare on Twitter
25 jurnalis Jawa Timur mengikuti workshop dan fellowship liputan keberagaman seksual SEJUK di Surabaya (30 Agustus-1September 2019)

Keberagaman seksual kerap menjadi isu yang kontroversial. Hak dan kebebasan warga non-heteroseksual di Indonesia semakin rentan.

Aktivis dan peneliti transgender Kevin Halim melaporkan, setiap tahun jumlah kasus pembunuhan terhadap transgender di Indonesia terus bertambah. Dari 2016 terdapat 3 kasus, 2017 menjadi 4 pembunuhan terhadap trans-perempuan (transpuan). 2018 ada 5 kasus dan di 2019 meningkat 6 kasus pembunuhan (Laporan Pembunuhan Transpuan di Indonesia 2014-2019).

Catatan Kelam: 12 Tahun Persekusi LGBTI di Indonesia (Arus Pelangi 2019) mencatat ada 45 aturan diskriminatif, terutama peraturan-peraturan daerah anti-lesbian, gay, biseksual, transgender dan interseks (LGBTI). Sementara, kebijakan kampus anti-LGBT mencapai 22 menurut pemantauan Support Group & Resource Center on Sexuality Studies (SGRC) Indonesia.

Yang turut mencemaskan, pemberitaan media kerap ikut menstigmatisasi fakta keberagaman seksual dengan nada sensasional dan eksploitatif. Sehingga, publikasi media pada isu keberagaman seksual justru memprovokasi diskriminasi bahkan persekusi.

Praktik-praktik pemberitaan semacam itu tampak dominan pada awal 2016 ketika Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir melarang LGBT di kampus-kampus. Hingga 2019 menurut laporan Support Group and Resource Center (SGRC) Indonesia, terhitung 20 lebih perguruan tinggi menolak keberadaan LGBT. Pemberitaan atasnya tidak banyak memberikan suara pada kelompok rentan yang terus disudutkan.

Cara pemberitaan serupa dilakukan sejak awal Oktober 2018 ketika hoax tentang grup FB gay di Garut, Tasikmalaya dan Balikpapan bergulir di media sosial. Wilayah-wilayah lainnya ikut ramai terprovokasi menentang keberadaan warga dengan orientasi seksual yang berbeda akibat viralnya grup FB gay yang “konon” pengikutnya mencapai ribuan. Yang paling miris adalah praktik persekusi yang dilakukan Satpol PP Lampung terhadap transpuan di awal November, masih di tahun yang sama (2018), berlanjut dengan aksi kekerasan dan pelecehan terhadap dua transpuan di Bekasi oleh kelompok Islam garis keras pada malam Maulid Nabi Muhammad sekaligus hari peringatan persekusi terhadap para transgender (Transgender Day of Remembrance, 20 November).

Sementara, framing pemberitan gelombang aksi anti-LGBTI di pulau Jawa, Kalimantan dan Sumatera kebanyakan hanya memberi tempat pada aspirasi dan menjamurnya regulasi yang diskriminatif. Hal tersebut, di antaranya, disebabkan perspektif jurnalis dan kalangan editor yang belum banyak mengetahui isu dan gagasan sexual orientation, gender identity expression and sex characteristic (SOGIESC).

Rangkaian silaturahmi komunitas LGBTI ke media-media di Surabaya dan Malang (3-5/9/2019) serta di Makassar (29/9/2019) bersama SEJUK

Bukan rahasia juga, bisnis media membuat mereka menampilkan isu keberagaman seksual secara sensasional, bombastis dan tidak relevan terhadap data dan fakta maupun dampak-dampak pemberitaan. Secara otomatis, banyak media menjadi corong bagi menguatnya homofobia dan heteronormativitas. Sehingga, selama ini berita-beritanya lebih banyak mengutip pihak-pihak pemerintah atau aparat, tokoh agama dan masyarakat yang mendiskreditkan atau anti terhadap keberagaman seksual.

Bagaimanapun, media mainstream masih mempunyai peran penting dalam mengedukasi masyarakat lewat data dan fakta ilmiah dan menuntut tanggung jawab negara menghormati, melindungi dan menjamin hak-hak warganya tanpa terkecuali. Tantangannya, secara umum media di Indonesia sebagai bagian pilar demokrasi tampak masih bingung dalam menyuguhkan pemberitaan tentang isu-isu terkait fakta keberagaman gender dan orientasi seksual.

Sehingga, mendesak bagi media untuk memberitakan keberagaman gender dan orientasi seksual tanpa memberikan stigma dan ikut memprovokasi pemerintah maupun publik untuk mendiskriminasi sesama warga negara. Celakanya, bertumbuhnya media, terutama media online yang menurut Dewan Pers lebih dari 43.000 dan banyak di antaranya tersebar di daerah, menjadikan semakin meningkat dan meluas kerentanan warga dengan gender, orientasi dan ekspresi seksual yang berbeda.

Workshop Meliput Keberagaman Seksual bersama jurnalis Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Maumere kerja sama SEJUK dengan AJI Makassar di Makassar, 28-29 September 2019

Karena itu harus ditempuh upaya-upaya mengembangkan prinsip kesetaraan maupun keadilan gender dan orientasi seksual di dunia pers Indonesia. Sebab, kepercayaan publik terhadap media mainstream masih cukup tinggi. Ikhtiar semacam itu harus mampu menjangkau kalangan jurnalis dan media di daerah-daerah, sehingga pemberitaannya tidak terus-menerus mengobar kebencian publik terhadap seksualitas yang berbeda.

Di sisi lain, Kode Etik Jurnalistik dan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) belum atau tidak secara khusus memberikan panduan bagi jurnalis atau media dalam memberitakan realitas keberagaman gender dan orientasi seksual (SOGIESC). Untuk itu, perlu adanya keterlibatan aktif para jurnalis di daerah untuk memberikan perhatian terhadap prinsip-prinsip jurnalistik yang menghormati hak-hak segenap warga, termasuk kelompok rentan seperti LGBTI, sesuai dengan konstitusi dan perkembangan instrumen-instrumen hak asasi manusia (HAM).

Nama Kegiatan

Workshop & Fellowship: Liputan Keberagaman Seksual di Sumatera Bagian Utara

Tujuan

Mengembangkan dan menyebarluaskan pemahaman keberagaman seksual melalui kerja-kerja jurnalistik

Capaian

  1. Tumbuhnya kesadaran bersama tentang pentingnya penghargaan terhadap keberagaman seksual di kalangan jurnalis;
  2. Berkembang dan meluasnya pemahaman keberagaman gender dan seksual atau SOGIESC lewat kerja-kerja jurnalistik;
  3. Tergambar pola dan peta media dan jurnalis lokal dalam memberitakan isu keberagaman seksual;
  4. Terkuatkan fungsi watchdog media atau jurnalis dalam menuntut negara melindungi segenap warga di tengah fakta keberagaman seksual;
  5. Tumbuhnya kesadaran pentingnya media atau jurnalis menjalankan fungsi edukasi perihal penghargaan terhadap keberagaman gender dan seksual dalam pemberitaannya;
  6. Tergeraknya media dan jurnalis dalam memberitakan keberagaman seksual melalui stimulus beasiswa terbatas program fellowship liputan;
  7. Tepublikasikannya karya-karya jurnalistik yang ramah terhadap keberagaman seksual;
  8. Terbangun jaringan jurnalis yang ramah dan menghormati keberagaman gender dan seksual atau SOGIESC.

Waktu dan Tempat

Kegiatan “Workshop & Coaching Fellowship: Liputan Keberagaman Seksual di Sumatera Bagian Utara” akan digelar:

Jumat-Minggu, 6–8 Maret 2020 di Sumatera Utara (informasi lokasi akan disampaikan langsung kepada para peserta terpilih)

Fellowship Liputan Keberagaman Seksual di Sumatera Utara

Ketentuan Program Fellowship Liputan Keberagaman Seksual di Sumatera Bagian Utara sebagai berikut:

  1. Peserta fellowship adalah jurnalis media cetak, online, radio dan televisi di wilayah kerja Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau;
  2. Proposal fellowship liputan bertema “Keberagaman Seksual”. Proposal harus menyertakan kartu pers dan surat keterangan dari editor atau produser yang akan menerbitkan atau menayangkan karya fellowship di medianya; 
  3. Proposal liputan dikirim ke http://bit.ly/SEJUKSUMUT paling lambat 1 Maret 2020 pkl. 24.00;
  4. Coaching proposal peliputan terkait dengan proses workshop, 6–8 Maret 2020 di Sumatera Utara, sehingga seluruh peserta wajib mengikuti semua sesi workshop untuk mendapatkan fellowship;
  5. Peserta fellowship terpilih diumumkan 10 Maret 2020 di website Sejuk.org;  
  6. Proses peliputan sampai penerbitan atau penayangan karya fellowship dilakukan 10 Maret–10 Juni 2020
  7. Total beasiswa terbatas Program Fellowship Liputan Keberagaman Seksual kawasan Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau Rp. 70.000.000,- yang akan diberikan kepada 10 peserta terpilih.

Mentor Fellowship Liputan Keberagaman Seksual di Sumatera Bagian Utara:

  1. Ahmad Junaidi, Direktur SEJUK dan editor The Jakarta Post
  2. Dina Listiorini, kandidat Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia 
  3. Truly Okto Purba, editor Tribun Medan

Peserta

Peserta workshop dan coaching fellowship liputan keberagaman seksual ini terdiri dari 25 jurnalis dari wilayah Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau.

Penyelenggara

Workshop & Fellowship: Liputan Keberagaman Seksual di Sumatera Utara diselenggarakan oleh Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK).

Narahubung: Lydia 0853 3149 0088 atau Truly Okto Purba 0819 828 690

Pengganti Transportasi

Para peserta workshop dan coaching fellowship akan mendapat pergantian transportasi dari penyelenggara.

Demikian Kerangka Acuan Workshop & Fellowship: Liputan Keberagaman Seksualitas di Sumatera Bagian Utara.

Jakarta, 22 Januari 2020

Penanggung Jawab

Ahmad Junaidi

Direktur SEJUK

Tags: #FellowshipLiputanKeberagamanSeksual#LGBT#LGBTI#LiputanKeberagamanSeksual#WorkshopSEJUKSEJUK
Previous Post

Undangan untuk Pewarta Muda: Jurnalisme Keberagaman, Ruang Milenial Merayakan Kebinekaan Indonesia

Next Post

Koalisi Masyarakat Sipil Anti Kekerasan Seksual: Tindak Segera Pejabat Pelaku Pelecehan Seksual!

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

30/05/2025
Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

24/05/2025
pelatihan komunitas Pekanbaru Riau Sumbar

‘No Viral, No Justice’ Tak Selalu Adil bagi Komunitas Rentan

21/01/2025
Komunitas Kreatif Dukung Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Komunitas Kreatif Dukung Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

19/11/2024
Next Post

Koalisi Masyarakat Sipil Anti Kekerasan Seksual: Tindak Segera Pejabat Pelaku Pelecehan Seksual!

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In