Minggu, Agustus 3, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Warga Syiah Sampang Rayakan Idul Adha di Pengungsian

by Redaksi
15/10/2013
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Warga Syiah Sampang Rayakan Idul Adha di Pengungsian
Share on FacebookShare on Twitter

 

Suasana pemotongan hewan kurban di pengungsian warga Syiah Sampang, rumah susun Puspa Agro, Sidoarjo, Jawa Timur, 15 Oktober 2013 (VOA/Petrus Riski)
Suasana pemotongan hewan kurban di pengungsian warga Syiah Sampang, rumah susun Puspa Agro, Sidoarjo, Jawa Timur, 15 Oktober 2013 (VOA/Petrus Riski)

SURABAYA, JAWA TIMUR — Idul Adha menjadi hari raya yang dianggap paling penting oleh warga Madura selain Idul Fitri, karena saat itu mereka yang berada di luar Madura atau yang sedang merantau akan pulang kembali ke kampung halamnnya. Hal ini tidak dapat dirasakan warga pengungsi Syiah Sampang, yang mengungsi di rumah susun Puspa Argo di Sidoarjo pasca konflik 2012 lalu.

Mohammad Zaini, warga pengungsi Syiah Sampang mengatakan, hari raya Idul Adha kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya, karena warga tidak dapat lagi pulang kampung untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat dekat. Mereka menjalankan Sholad Ied dan menyembelih hewan kurban di pengungsian, bersama warga lain yang juga tidak dapat pulang kampung.

“Ya memang berbeda. Yang pertama masalah tempat, dimana kan kalau Madura itu merayakan apalagi yang kerja di luar itu kalau hari raya pas pulang, rame-rame tetap pengalamannya, karena mereka menganggap kita harus merayakan hari raya itu di tempat kelahiran kita sendiri, atau kita kembali ke kampung halaman kita sendiri. ‘Toron’ kata orang Madura itu,” kata Mohammad Zaini, warga Pengungsi Syiah Sampang.

Pemimpin Syiah Sampang, Iklil Almilal menegaskan, belum jelasnya waktu pemulangan pengungsi Syiah dari rumah susun Puspa Argo Sidoarjo kembali ke Omben dan Karangpenang, Kabupaten Sampang, menyebabkan warga Syiah Sampang tidak dapat merayakan hari raya Idul Adha sama seperti saat berada di kampung halaman.

“Jelas beda ya, karena kami itu disini seolah-olah itu tidak merasakan hari Lebaran (Hari Raya Idul Adha) yang sesungguhnya karena kami cuma, ya tidak bisa kunjung ke sanak keluarga, seperti itu,” kata Iklil Almilal, pemimpin Syiah Sampang.

Mohammad Zaini mengungkapkan tradisi perayaan hari raya Idul Adha atau Kurban, merupakan kebiasaan yang saling mendekatkan setiap keluarga maupun tetangga. Keluarga satu dengan yang lain saling berbagi masakan untuk dimakan bersama, sebagai bentuk silahturahmi antar umat Islam di Madura.

“Kalau di sana (Madura), tradisi itu setiap orang yang ingin pergi ke tetangganya atau orang yang ingin pergi ke rumah orang tuanya itu bawa oleh-oleh seperti itu, masakan yang dimasak sendiri, olahan kambing, daging, gitu,” kata Mohammad Zaini, warga pengungsi Syiah Sampang

Iklil Almilal menegaskan keinginan warga di pengungsian yang ingin segera pulang ke kampung halaman mereka, dengan difasilitasi pemerintah, tokoh masyarakat dan ulama, tanpa syarat yang memaksa warga berpindah keyakinan.

“Kami tetap berharap pemerintah itu benar-benar (merasakan) bagaimana masalah nasib kami ini. Keinginan kami ya tetap pulang kampung, seperti itu. Karena keinginan kami itu bukan cuma kami bisa pulang, tapi, bukan cuma masyarakat tapi semua menerima keberadaan, kepulangan kami. Jadi pemerintah juga terlibat, para tokoh masyarakat, para kyai, dengan kepulangan kami itu bersama-sama (menerima),” lanjut Iklil Almilal. [Petrus Riski]

 

Sumber VOA Indonesia:

http://www.voaindonesia.com/content/warga-syiah-sampang-rayakan-idul-adha-di-pengungsian/1769895.html

Previous Post

Kristen Malaysia Dilarang Pakai Kata “Allah”

Next Post

Holy See: Condemn Violence, Bias Against LGBT People

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
Holy See: Condemn Violence, Bias Against LGBT People

Holy See: Condemn Violence, Bias Against LGBT People

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ribuan Mangrove untuk Masa Depan: Seruan Darurat Lintas Iman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Di Ranah Minang Gereja Dilarang Didirikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In