Jumat, Agustus 15, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Aktivis: Stop Kekerasan di Dunia Pendidikan

by Redaksi
02/01/2014
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Lebih dari 100 ribu anak Indonesia jadi korban eksploitasi seksual
Share on FacebookShare on Twitter

 

Metrotvnews.com, Jakarta: Para aktivis, praktisi pendidikan dan organisasi guru mendesak dihentikannya aksi kekerasan dalam dunia pendidikan.

Mereka juga mengimbau agar sosialisasi Undang-Undang No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (UU-PA) kepada siswa, orang tua, guru, kepala sekolah, dan birokrat pendidikan penting dan mendesak. Itu semua dilakukan agar semua pihak memahami bagaimana melindungi anak dari berbagai bentuk kekerasan.

“Stop dan tidak boleh terjadi lagi kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orang dewasa dalam lingkungan pendidikan,” tegas praktisi pendidikan Doni Koesuma pada diskusi refleksi pendidikan 2013 yang diselenggarakan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) di Kantor LBH Jakarta, Kamis (2/1).

Ia menilai selama ini belum ada sinergi antara Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Kemenkdibud dan Dinas-dinas Pendidikan di seluruh Indonesia untuk menyosialisasikan (UU-PA). Hemat Doni, kerja sama lintas sektoral ini diperlukan agar perilaku kekerasan di lingkungan pendidikan tidak terjadi lagi.

Sekjen FSGI, Retno Listyarti mengusulkan Kemendikbud dapat mengurangi dan menghilangkan kekerasan di kampus dengan membuat regulasi yang ketat, mulai dari penurunan nilai akreditasi, pencopotan pimpinan sekolah, hingga pencabutan izin operasional lembaga pendidikan bila tetap membiarkan terjadinya perilaku kekerasan dan tindak amoral di sekolah.

“Pencopotan jabatan kepala sekolah, kepala dinas, rektor, dan pihak yang terlibat kekerasan akan memunculkan tanggung jawab dan keseriusan mereka dalam mengelola pendidikan,” tandasnya.

FSGI mengutip data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengenai kasus kekerasan pelajar mulai umur sembilan hingga 20 tahun yang dilaporkan ke pihak kepolisian mengalami peningkatan 20 persen pada tahun 2013.

Selain antar pelajar, kekerasan dalam pendidikan juga dilakukan oleh oknum guru, seperti kasus dugaan pelecehan seksual di SMAN 22 Jakarta, SD Negeri di Depok, atau dugaan kekerasan fisik yang dilakukan oknum guru di salah satu SD di Tanjung Priok, Jakarta.

Tahun 2013 juga ditandai dengan sejumlah perilaku asusila di lingkungan sekolah, munculnya tindak kekerasan di kampus, yang kembali merenggut jiwa muda generasi bangsa, seperti meninggalnya seorang mahasiswa baru di Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur, pada saat Ospek. Demikian juga kasus meninggalnya siswa SMAN 6  akibat tawuran dengan SMAN 70 Jakarta dan penggunaan air keras ketika tawuran oleh sejumlah siswa SMK di Jakarta.

“Kondisi ini mestinya membuat pihak Kemendikbud semakin sadar bahwa persoalan kekerasan dalam pendidikan kita sudah akut, dan mereka tidak dapat lepas tanggungjawab,” tambah Fakhrul Alam Ketua Forum Musyawarah Guru Jakarta (FMGJ). (Syarief Oebaidillah)
Editor: Agus Tri Wibowo

Sumber: http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2014/01/02/3/204999/Aktivis-Stop-Kekerasan-di-Dunia-Pendidikan
Previous Post

Biksuni Thailand Perjuangkan Kesetaraan

Next Post

Siaran Pers GMP Bung Karno: Melawan Intoleransi Beragama

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
Hari Ini, Hari Perdamaian Internasional

Siaran Pers GMP Bung Karno: Melawan Intoleransi Beragama

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Budi Daya: Agama Sunda yang belum Merdeka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ‘No Viral, No Justice’ Tak Selalu Adil bagi Komunitas Rentan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In