Air mata Saor Siagian dan Thomas Tampubolon, Kuasa Hukum HKBP Filadelfia Jejalen Jaya, Tambun Utara, Bekasi, tidak sanggup dibendung lagi. Rasa kemanusiaan mereka sudah terlampau berat menanggung ketidakadilan yang terus dipertontonkan pemerintah Kabupaten Bekasi dan aparat polisi terhadap jemaat HKBP Filadelfia. Kemasygulan itu ditumpahkannya dalam audiensi HKBP Filadelfia dan Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) dengan para awak media MNC Group kemarin (Selasa, 22 Mei 2012) di sebuah ruangan gedung Plasa MNC.
Akibat kebijakan diskriminatif dan melanggar hukum Pemerintah Kabupaten Bekasi dan aparat polisi yang tidak profesional, setiap hari Minggu pagi jemaat HKBP Filadelfia mesti mengalami berbagai tindak kekerasan dari massa intoleran. Mulai teriakan tidak senonoh dan rasis sampai ancaman pembunuhan mengintimidasi jemaat HKBP Filadelfia. Aqua gelas, air comberan, telur busuk, dan kodok dilemparkan massa intoleran untuk menghadang jemaat agar tidak bisa melakukan kebaktian. Mereka terampas hak dan kebebasan konstitusionalnya untuk menjalankan ibadah. Begitulah paparan Saor dan Thomas di hadapan wartawan RCTI, Global TV, MNC TV, Sindo TV, Sindo Radio, Koran Sindo, dan Okezone.
Pendeta Palti Panjaitan, pimpinan jemaat HKBP Filadelfia, mencoba tetap tegar dalam ruangan yang tiba-tiba disergap keharuan. Yang sangat ia khawatirkan, akibat aksi-aksi intoleran yang dibiarkan pemerintah, adalah rusaknya ikatan sosial sesama warga Jejalen Jaya yang selama ini harmonis. Setiap hari warga, yang di dalamnya terdiri dari jemaat HKBP Filadelfia dan para saudara Muslim mereka, saling bertegur sapa.