Rabu, Juli 2, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Pemerintah Akan Bentuk Tim untuk Tuntaskan Kasus Syiah

by Redaksi
11/08/2013
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Pemerintah Akan Bentuk Tim untuk Tuntaskan Kasus Syiah
Share on FacebookShare on Twitter

00.138005_pembakaran-pesantren-di-madura_663_382JAKARTA — Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan Rabu (3/7) bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan segera membentuk tim untuk menyelesaikan kasus Syiah di Sampang, Madura. Tim tersebut akan diketuai oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto.

Gamawan menjelaskan tim ini dibentuk untuk mencari solusi permanen bagi warga Syiah yang saat ini berada di Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Puspa Argo di Taman Sidoarjo, Jawa Timur.

Menurut Gamawan, relokasi 158 orang warga Syiah ke Rusunawa tersebut hanya bersifat sementara, karena solusi terbaik adalah bagi warga Syiah Sampang ini untuk kembali ke kampung halamannya. Tetapi hal tersebut harus dibicarakan lebih lanjut dengan pihak-pihak yang terkait, ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, tim tersebut juga akan melakukan langkah-langkah untuk menciptakan situasi yang baik untuk semua pihak.

“Sekarang kita mencari solusi yang permanen. Yang paling ideal tentu kembali ke kampung halamannya tetapi ini kan harus kita bicarakan dengan bupati, harus kita bicarakan dengan masyarakat setempat supaya semuanya bisa memahami dan hidup rukun harmonis di kampungnya. Nah ini yang mau dibentuk tim ini,” ujar Gamawan.

“Opsi prioritas untuk mengembalikan ke kampung halamannya itu, tetapi nanti kalau dalam perkembangannya ada usulan dari masyarakat yang saat ini sekarang mengungsi, tentu kita akan pertimbangkan. Tetapi solusi terbaik kembali ke kampung halamannya.”

Hertasning Ichlas dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Universalia yang merupakan pendamping warga Syiah Sampang menyambut baik pembentukan tim ini. Menurutnya, hal tersebut  merupakan langkah positif yang dilakukan Presiden Yudhoyono.

Penyelesaian kasus Syiah Sampang, kata Hertasning, memang harus diselesaikan di level nasional karena pemerintah daerah tidak memiliki perspektif untuk menyelesaikan masalah kasus Syiah Sampang  melalui rekonsiliasi.

Jika tim ini dibentuk, lanjut Hertasning, dia berharap yang pertama dilakukan adalah memulangkan warga Syiah tersebut ke kampung halaman mereka dengan cara melakukan rekonsiliasi yang sebenar-benarnya.

“Dan itu sangat-sangat mungkin, karena mereka punya modal sosial kalau tim ini tulus. Apa modal sosialnya? Sebenarnya ada penerimaan yang sangat kuat dari masyarakat di akar rumput tetapi problem yang paling krusial dari masalah ini kan elit-elitnya yang tidak mau. Nah elit-elit yang tidak mau ini tidak bisa kita selesaikan hanya parsial di level lokal. Memang harus punya ketegasan, keseriusan di level nasional sehingga ini bisa menjadi inspirasi penyelesaian konflik sosial, konflik keagamaan di Indonesia,” ujarnya.

Hertasning menyatakan sebelum tim penyelesaian kasus Syiah Sampang itu dibentuk seharusnya Presiden Yudhoyono bersedia menerima 10 warga Syiah Sampang yang telah datang ke Jakarta dengan bersepeda.

Menurutnya, warga Syiah Sampang tersebut telah hampir sebulan di Jakarta tetapi belum juga diterima oleh Presiden padahal mereka telah melakukan aksi di depan Istana Presiden, mengirim surat dan juga bertemu dengan Dewan Pertimbangan Presiden.

“Jadi itu satu indikasi awal apakah tim ini serius menyelesaikan kasus ini. Pertama, menurut saya dengan segera menerima pegowes Sampang yang masih ada di Jakarta ini. Itu bukti bahwa mereka ingin menyelesaikan kasus ini. Para pegowes ini tidak akan pulang selagi Pak SBY belum bertemu dengan mereka. Jadi mereka akan tetap ada disini dan kami akan tetap bersama mereka mengepung Pak SBY dengan cara mendapat dukungan publik, mendapatkan dukungan media,” ujarnya.

 

Sumber gambar: Viva

Sumber: voaindonesia

Previous Post

Pegowes Sepeda Syiah Sampang Datangi lagi Istana Negara

Next Post

Foreign Groups wary Of ‘Ormas’ Law

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
Foreign Groups wary Of ‘Ormas’ Law

Foreign Groups wary Of 'Ormas' Law

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In