Kamis, Juli 10, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Hari HAM Sedunia, Pendidikan adalah Hak yang Tak Bisa Dianggap Remeh

by Redaksi
11/12/2013
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Lebih dari 100 ribu anak Indonesia jadi korban eksploitasi seksual
Share on FacebookShare on Twitter

 

Sekjen PBB Ban Ki-Moon mengatakan 57 juta anak di seluruh dunia tidak bersekolah. Mereka umumnya tinggal di zona konflik dan sebagian besar adalah perempuan.

Anak-anak perempuan Pakistan berada di sekolah dengan poster teman sekelas mereka yang ditembak militan Taliban, Malala Yousafzai di sekolah Khushal kota Mingora, Lembah Swat, Pakistan (foto: dok).
Anak-anak perempuan Pakistan berada di sekolah dengan poster teman sekelas mereka yang ditembak militan Taliban, Malala Yousafzai di sekolah Khushal kota Mingora, Lembah Swat, Pakistan (foto: dok).

 

Margaret Besheer

 

NEW YORK — Hari Selasa, 10 Desember, adalah Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia. Tahun ini PBB memperingati “Hari HAM” ke-20 sejak penandatanganan Deklarasi Wina, di mana negara-negara bertekad mendorong dan mendukung HAM bagi semua, serta membentuk Komisi Tinggi PBB Urusan HAM.

Tampaknya sederhana – anak-anak pergi bersekolah. Tetapi serangan Taliban terhadap aktivis remaja Malala Yousafzai tahun lalu menunjukkan pada dunia, pendidikan adalah hak yang tidak bisa dianggap sepele.

Sekjen PBB Ban Ki-Moon mengatakan 57 juta anak di seluruh dunia tidak bersekolah. Mereka umumnya tinggal di zona konflik dan sebagian besar adalah perempuan.

“Tidak seorang anak pun seharusnya mati karena ingin bersekolah. Dan seharusnya tidak ada tempat di mana guru takut untuk mengajar dan anak-anak takut bersekolah,” kata Ban.

Dalam Deklarasi Wina, hak untuk memperoleh pendidikan, hak asasi anak-anak, penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan pemberantasan kemiskinan adalah harus berlaku bagi semua orang.

Asisten Sekjen PBB Untuk Urusan HAM Ivan Simonovic mengatakan deklarasi tahun 1993 itu telah mengubah situasi. “Deklarasi Wina adalah peristiwa yang benar-benar menjadikan HAM sebagai agenda utama dunia,” paparnya.

Meski ada kemajuan, Direktur organisasi HAM ‘Human Rights Watch,’ Philippe Bolopion mengatakan perjuangan masih terus berlanjut.

“Di hari seperti hari ini, sulit untuk tidak memikirkan tentang warga sipil yang terjebak di Suriah atau di Republik Afrika Tengah, yang barangkali merasa masyarakat internasional telah melupakan mereka. Dan mereka benar. Meski ada kemajuan yang kita capai di PBB – dalam arti mendorong HAM sebagai isu utama – masih ada kegagalan dan seringkali yang menanggungnya adalah warga sipil,” ujar Bolopion.

Simonovic mengatakan pelanggaran-pelanggaran HAM sering menjadi tanda-tanda awal terjadinya konflik.

“Jika kita bertindak cepat, kita mungkin bisa mencegahnya. Sekjen PBB Ban Ki-Moon saat ini sudah menggulirkan rencana aksi baru yang disebut “Rights Up Front”. Rencana itu menetapkan HAM sebagai langkah utama mencegah berkembangnya konflik,” tambah Simonovic.

Negara berkewajiban melindungi HAM. Tetapi di Suriah dan Republik Afrika Tengah, pemerintah justru dituduh melakukan kekerasan.

 

Sumber: http://www.voaindonesia.com/content/pendidikan-adalah-hak-yang-tak-bisa-dianggap-remeh/1807796.html

 

Tags: Headline
Previous Post

Dawam Rahardjo Dianugerahi Yap Thiam Hien Award

Next Post

Media di Mata Korban Kebebasan Beragama & Berkeyakinan

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
Fellowship Liputan ‘Keberagaman dan Hak-hak Minoritas’

Media di Mata Korban Kebebasan Beragama & Berkeyakinan

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memperjuangkan Akses yang Setara untuk Perempuan Disabilitas lewat Anggaran yang Inklusif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tersingkir dari Keluarga, Tempat Kerja, hingga Pemakamannya: Nasib Transpuan di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pendidikan Multikultur Kalbar: Siswa Toleran Beda Budaya [1]

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In