Delapan proposal terpilih berhak menerima Fellowship Peliputan Isu Keberagaman yang digelar Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk) bekerjasama dengan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI). Kedelapan proposal itu masing-masing terdiri dari 3 kategori cetak, 2 kategori radio, 2 kategori televisi dan 1 kategori online.
Kontributor Tempo Jawa Tengah, Shinta Maharani, terpilih menerima Fellowship SEJUK dengan judul proposal “Harmoni Keberagaman di Wonosobo, Jawa Tengah” yang mengangkat peran kiai dan pendeta di Dusun Kaliputih, Wonosobo, dalam merajut kerukunan beragama. Wartawan Harian Pontianak Post, Heriyanto juga berhak menerima fellowhip dengan judul proposal “Memotret Kehidupan Suku Dayak Uud Danum: Punahnya Agama Kaharingan di Kalimantan Barat”. Proposal terpilih lain untuk kategoti cetak diraih Camelia Catharina Pasandaran dari koran The Jakarta Globe yang berjudul “Learning Religious Harmony from a Small Hamlet in Central Java”, yang akan mengangkat cerita mengenai kerukunan antara-umat Islam dan Kristen di dusun Petojo, Desa Tempur, Jepara, Jawa Tengah.
Untuk kategori televisi, masing-masing diraih oleh Girindra Whardana dari Pro TV Semarang dan Mahfud Efendi dari Tempo TV. Girindra Whardana berhak meraih fellowship atas proposalnya berjudul ‘Dilema Siswa Penganut Sedulur Sikep di Kudus (Liputan di Kudus, Jawa Tengah). Sementara Mahfud Efendi mengirimkan proposal berjudul “Pengungsi Ahmadiyah Terlantar di Negeri Sendiri”, yang akan mengangkat kisah mengenai penderita gangguan jiwa penganut Ahmadiyah di pengungsian Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Untuk kategori radio, peraih fellowhip adalah Pebriansyah Ariefana dari Kantor Berita Radio 68H dan Ariyanto dari Radio Solo Pos FM. Pebriansyah Ariefana membuat proposal berjudul “Intoleransi Menimpa Anak-anak” yang akan berkisah mengenai beratnya nasib anak-anak Ahmadiyah di Cianjur, Jawa Barat. Sementara Ariyanto membuat proposal berjudul “Pesan Damai dari Lereng Bisma” yang akan bercerita mengenai kehidupan warga Ahmadiyah di Dusun Sumber di Wonosobo serta bagaimana peran pemerintah setempat dalam penanganan konflik antar-umat beragama. Untuk kategori online diraih oleh Andri Mardiansyah, jurnalis www.padangtoday.co.id yang membuat proposal mengenai “Susahnya Membangun Tempat Ibadah bagi Kaum Minoritas”.
Fellowship liputan keberagaman ini telah berlangsung sejak Agustus-November 2013. Tim juri terdiri dari Ade Armando (pengamat media), Muchlis Ainur Rofik (wartawan senior TV), Ahmad (Alex) Junaidi (Redaktur The Jakarta Post), dan Muhammad Al-Hafiz dari Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI). Selain mempertimbangkan tema, dewan juri juga mempertimbangkan “kelengkapan” proposal yang diajukan, seperti daftar narasumber, data yang terkait isu, hingga rencana alur peliputan.
Seluruh penerima fellowship Sabtu sore (14/12) menerima coaching dari dewan juri untuk mempertajam rencana liputannya. Selain itu para peraih fellowship berhak menerima reward masing-masing Rp. 10.000.000,- untuk kategori TV dan Rp. 6.000.000,- untuk kategori cetak, radio, dan online. Totalnya Rp. 56.000.000,-.