Salam bahagia, rekan-rekan jurnalis.
Jelang Pemilu 2014 persoalan keberagaman harus mendapat perhatian serius dari media. Agama dan etnisitas rentan sekali dimanfaatkan para calon legislatif, presiden dan wakil presiden untuk mencapai tujuan atau kepentingan politiknya. Faktanya, dalam banyak pemilu maupun pemilukada sebelumnya, para peserta pemilu sering kali menggunakan cara-cara yang memojokkan pihak lain seperti melancarkan tuduhan, penghinaan, ataupun ujaran kebencian terhadap minoritas, terlebih kelompok agama atau keyakinan serta etnis yang berbeda.
Namun begitu, perkembangan lebih baik tampak pada semakin seringnya media memberitakan isu keberagaman. Media tidak lagi takut meliput isu agama dan etnis yang sebelumnya dianggap sensitif dan harus dihindari. Bahkan, meskipun masih sangat sedikit, pengarusutamaan “jurnalisme keberagaman” menjadi pilihan (kebijakan redaksi atau produksi) media massa dalam memberitakan isu kebebasan beragama dan perbedaan etnis atau suku bangsa – dengan semangat pluralisme dan multikulturalisme.
Kendati demikian, kondisi berbeda dihadapi media massa daerah di mana isu keberagaman masih sangat rentan memicu disharmoni dan disintegrasi sosial, terlebih di beberapa wilayah yang punya sejarah konflik antar-etnis. Untuk itu, jurnalis di daerah dan media massa lokal diharapkan sekali berkontribusi positif terhadap proses demokratisasi yang merayakan perbedaan dan mempromosikan jurnalisme keberagaman. Sehingga, melalui amalan jurnalisme keberagaman, Pemilu 2014 menjadi lebih berkualitas. Yakni pemilu yang melahirkan pemimpin-pemimpin berkualitas di semua tingkatan dan sektor yang mampu merawat kebhinekaan Indonesia.
Lantas, apa dan mengapa jurnalisme keberagaman? Untuk mendapat jawabannya, Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) bekerjasama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pontianak dan Jurnalis Perempuan Khatulistiwa (JPK) Pontianak mengundang dengan penuh rasa hormat rekan-rekan jurnalis dari Kalimantan Barat dan kota-kota di Pulau Kalimantan dan Indonesia Timur untuk berpartisipasi aktif sebagai peserta pada Workshop Jurnalis untuk Memberitakan Isu Keberagaman.
Workshop ini bertujuan mengkampanyekan gagasan keberagaman berbasis analisis HAM, gender, pluralisme dan multikulturalisme melalui karya-karya jurnalistik. Workshop akan diselenggarakan,
Hari/Tanggal : Sabtu – Minggu, 22-23 Februari 2014
Tempat : Kapuas Palace Hotel Jl. Gajahmada No. 889 Pontianak, Kalimantan Barat
Narasumber :
- Ade Armando (Pakar Media dan Komunikasi Universitas Indonesia)
- Maria Hartiningsih (Jurnalis senior Harian KOMPAS)
- Muhammad Choirul Anam (Wakil Direktur Eksekutif Human Rights Working Group [HRWG])
- Usman Kansong (Direktur Pemberitaan Media Indonesia)
Fasilitator: Ahmad Junaidi (The Jakarta Post/ SEJUK)
Bagi rekan-rekan yang berminat untuk terlibat, sila kirim CV dan Surat Penugasan/Izin dari Redaktur ke email: daftar.sejuk@gmail.com .
Demikian undangan ini kami sampaikan. Terima kasih banyak atas perhatian rekan-rekan.
Jakarta, 26 Januari 2014
Hormat kami,
Ahmad Junaidi
Direktur SEJUK
Keterangan:
*Tempat workshop bisa berubah.
- Transportasi dan akomodasi peserta ditanggung panitia.
- Keterangan lebih lanjut bisa menghubungi Rifah (SEJUK): 085719461141/ 081212989340 atau Dian (JPK Pontianak): 081522639626.