Rabu, Juli 2, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Pilpres 2014, Arena Pengadilan bagi Capres Pelanggar HAM

by Redaksi
08/04/2014
in Uncategorized
Reading Time: 1min read
Pilpres 2014, Arena Pengadilan bagi Capres Pelanggar HAM
Share on FacebookShare on Twitter

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Rakyat Indonesia harus menjadikan pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2014 sebagai arena dan pengadilan politik bagi parpol yang menghambat korban pelanggaran HAM menuntut keadilan, termasuk kepada capres yang melanggar HAM berat di masa lalu.

Demikian ditegaskan Ketua Badan Pekerja Setara Institut Hendardi kepada usai mendampingi KontraS dan keluarga korban penculikan dan penghilangan paksa periode 1997-1998 di kantor KontraS, Jakarta, Minggu (6/4).

Hendardi mengatakan, pada Pemilu 2009, sebenarnya sudah memberikan tiket masuk bagi pelaku pelanggar HAM berat untuk menjadi pemimpin bangsa ini. Dan pada Pilpres 2014, mereka masih diberi kesempatan.

“Makanya saya berharap Pileg dan Pilpres 2014 ini hendaknya jadi arena dan pengadilan HAM buat mereka,” harap Hendardi.

Realitas politik di Indonesia tersebut menurut dia berbeda dengan yang terjadi di luar negeri. Di banyak negara, orang yang diketahui terlibat pelanggaran HAM dan kasus hukum, sama sekali tidak diberi kesempatan untuk berkarier di dunia politik, apalagi menjadi pemimpin.

Di Indonesia justru sebaliknya. Hal ini ujar Hendardi terjadi karena transisi demokrasi yang terjadi tidak revolusioner dan malah memberikan kesempatan kepada pelanggar HAM berat untuk maju sebagai capres.

Untuk itu, pihaknya kata dia lagi, merasa berkewajiban mengajak publik untuk sadar dan kritis dalam memilih pemimpin.

“Bukaan untuk apa-apa tapi semata-mata untuk menghindari impunitas dan penegakan HAM di Indonesia di kemudian hari,” demikian Hendardi. (red)

 

Sumber: http://www.tubasmedia.com/berita/pilpres-2014-arena-pengadilan-bagi-capres-pelanggar-ham/

Tags: Headline
Previous Post

Diversity Award 2014

Next Post

Sebagian warga Sampang tanpa undangan pemilu

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
Sebagian warga Sampang tanpa undangan pemilu

Sebagian warga Sampang tanpa undangan pemilu

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In