Selasa, Juli 8, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

SBY Dianggap Gagal Jaga Keberagaman

by Redaksi
22/04/2014
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Share on FacebookShare on Twitter

 

Jakarta – Presiden RI ketujuh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai kurang berhasil menjaga keberagaman. Sebab, SBY hanya mendapat 39,8% hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network terkait presiden-presiden Indonesia yang dianggap sukses mengawal pluralisme.

“Bung Karno (Presiden RI pertama Soekarno) dan Gus Dur (Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid) dianggap berhasil. SBY memperoleh skor terendah sebagai pemimpin yang berhasil menjaga keberagaman,” kata peneliti LSI Network Ardian Sopa dalam konferensi pers analisis survei nasional bertajuk “Mayoritas Ingin Tahu Program Capres 2014, di kantor LSI Network, Jakarta, Selasa (22/4).

Hasil survei itu menyebutkan Soekarno mendapat 65,3%, Soeharto 45,5%, BJ Habibie 48,7%, Abdurrahman Wahid 57,8%, Megawati Soekarnoputri 44,4% dan SBY 39,8%.

Ardian menambahkan, mayoritas publik juga menyatakan bahwa kondisi diskriminasi lebih buruk. “Responden yang anggap diskriminasi makin buruk sebesar 65,7%, lebih baik 21,7%, sama saja 7,6%. Kalau keberagaman tidak terjaga, kita tidak tahu Indonesia ke depan akan seperti apa,” ujarnya.

Hasil survei juga menunjukkan bahwa 87,6% publik berharap presiden mendatang sanggup menjaga toleransi.

Pengumpulan data survei berlangsung sejak 15-18 April 2014. Metode samping menggunakan multistage random samping. Jumlah responden sebesar 1200 dengan wawancara handset. Ambang batas kesalahan atau margin of error ±2,9%.

Survei dilengkapi dengan riset kualitatif kelompok diskusi di tujuh ibu kota propinsi terbesar Indonesia, in depth interview (wawancara mendalam) dan analisis media nasional.

“Kita dapat kabar buruk, masih sangat banyak masyarakat Indonesia yang merasa kondisi keberagaman di Indonesia tidak baik selama masa SBY. Namun, kabar baiknya 87,6% publik harapkan presiden yang mampu jaga toleransi,” kata Direktur Yayasan Denny JA, Novriantoni Kahar yang juga menjadi salah satu pembicara.

Kahar lebih spesifik membahas peluncuran buku Indonesia berjudul “Menjadi Indonesia Tanpa Diskriminasi”. Buku itu sendiri ditulis CEO LSI Network, Denny JA.

Dalam setebal 335 halaman itu dijabarkan petajalan menghapus diskriminasi. Kahar mengatakan, terdapat tiga peta jalan yakni jangka pendek, menengah dan panjang.

Dalam jangka pendek, lanjut dia, perlu pembatalan puluhan peraturan daerah (perda) diskriminatif. Jangka menengah adalah penguatan aparat penegak hukum demi melindungi keberagaman. Jangka panjang, penguatan kultur anti diskriminasi melalui civil society dan pendidikan.

“Perlu keberanian ekstra dari presiden maupun menteri dalam negeri ke depan untuk menghapus perda-perda diskriminatif. Aparat keamanan seperti Polri juga jangan sampai cenderung membubarkan kelompok kecil ketimbang kelompok besar yang beringas. Selama ini tidak ada komitmen dari Polri agar semua warga negara bebas melakukan kegiatan secara damai,” tukasnya.

 

Sumber: http://www.beritasatu.com/nasional/179376-sby-dianggap-gagal-jaga-keberagaman.html

Tags: Headline
Previous Post

Beranikah Presiden Turun Tangan Cegah Intoleransi?

Next Post

RI making ‘slow progress’ on gender equality

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
RI making ‘slow progress’ on gender equality

RI making ‘slow progress’ on gender equality

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hotspace Privat Event Jakarta, Bukan Tindak Pidana!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memperjuangkan Akses yang Setara untuk Perempuan Disabilitas lewat Anggaran yang Inklusif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tersingkir dari Keluarga, Tempat Kerja, hingga Pemakamannya: Nasib Transpuan di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In