Minggu, Juli 13, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Berislam di Kota Seribu Gereja

by Redaksi
27/11/2015
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Komunitas Kajian Islam Adelaide (KIA) di Australia Selatan
Share on FacebookShare on Twitter
Yadi Hadian, anggota Komunitas Kajian Islam Adelaide (KIA) di Australia Selatan
Eky dari Komunitas Kajian Islam Adelaide (KIA) ikut donor darah kemanusiaan di Australia Selatan

Adelaide, Australia — Selalu ada cara bagi orang-orang Indonesia menghidupkan nilai-nilai luhur Islam ketika tinggal di negara yang mayoritasnya non-muslim. Membantu dan ikut menolong nyawa manusia tanpa memandang latar agama, suku dan bangsa ditempuh komunitas Kajian Islam Adelaide (KIA) di Australia Selatan.

“Saya merasa sangat senang bisa menyumbangkan darah untuk orang-orang di Australia yang membutuhkan,” ujar Yadi Hadian, anggota KIA, setelah Kamis siang (26/11/2015) bersama-sama temannya melakukan donor darah di Australian Red Cross Blood Service, Marion, Australia Selatan.

Sedangkan Arioma yang baru pertama kali dalam hidupnya mendonorkan darah sejak awal sadar, darah dalam tubuh yang menjadi bagian dari hidupnya sangat mungkin dimanfaatkan untuk menyelamatkan nyawa orang Australia yang tidak beragama Islam, apalagi Adelaide tersohor sebagai kota seribu gereja.

“Semangat yang saya dan teman-teman KIA usung murni kemanusiaan yang dianjurkan dalam Islam,” tutur Arioma menguatkan pandangannya.

Dhani yang sudah dua kali donor darah lewat kegiatan yang dilakukan rutin oleh KIA setiap tiga bulan sekali ikut membeberkan misi penting ajang tersebut, “Aksi ini diharapkan menjadi sarana dakwah nilai-nilai Islam kepada umat lain, yang akhir-akhir ini Islamophobia cenderung meningkat.”

Saat ditemui setelah salat Jumat di Flinders University, salah seorang koordinator program donor darah KIA Suryo Guritno menjelaskan tujuan memilih donor darah di antaranya untuk menunjukkan kepedulian nyata komunitas Muslim Indonesia di Adelaide kepada masyarakat Australia.

“Donor darah menjadi salah satu upaya meningkatkan hubungan people to people antar kedua negara sekaligus untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat Australia bahwa Islam sama sekali tidak identik dengan kekerasan dan terorisme,” sambung mahasiswa program doktoral Flinders University itu.

Sebagai salah satu pentolan komunitas, Suryo menuturkan bahwa aktivitas Kajian Islam Adelaide (KIA) melingkupi diskusi rutin mingguan dan kajian khusus dengan mengangkat berbagai tema keagamaan, termasuk isu keadilan gender dalam Islam, bidang lainnya seperti politik dan kesehatan dengan mendatangkan pakarnya masing-masing.

Dalam rangka menguatkan hubungan people to people lainnya KIA yang mempunyai lebih dari seratus anggota di sekitar Australia Selatan ini juga aktif melestarikan dan mempromosikan budaya Indonesia ke berbagai perhelatan kota Adelaide, seperti tampil di Art Gallery of South Australia, Migration Museum, OzAsia Festival, Moon Latern Festival, IndoFest serta tampil di sekolah-sekolah. KIA mempunyai beberapa kelompok seni: Ondel-ondel, Rebana El Musafir, dan Reog Ponorogo.

Pada lingkup sosial kemanusiaan KIA rutin menyalurkan zakat dan infak kepada masyarakat Indonesia yang ada di tanah air seperti Aceh, pulau Jawa, dan Indonesia Timur lainnya maupun di Australia bekerja sama dengan IndoPeduli Adelaide (komunitas relawan pasien-pasien craniofacial Indonesia yang berdatangan operasi di Adelaide), PedisCare (perawatan penderita diabetes berbasis di Malang Jawa Timur), dan sebagainya.

Komunitas Kajian Islam Adelaide (KIA) di Australia Selatan.
Komunitas Kajian Islam Adelaide (KIA) di Australia Selatan mendonorkan darahnya di Australian Red Cross Blood Service

“KIA ingin membuktikan bahwa ketulusan kerjasama yang dianjurkan dalam Islam seharusnya diamalkan tanpa sekat agama, aliran atau mazhab, dan suku bangsa,” pungkas Suryo. [Thowik SEJUK]

Previous Post

[Siaran Pers] Pembatalan Diskusi Soal Terorisme

Next Post

Perempuan Difabel Menolak Segala Bentuk Kekerasan Seksual

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
Para Seniman Difable di Australia

Perempuan Difabel Menolak Segala Bentuk Kekerasan Seksual

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pendidikan Multikultur Kalbar: Siswa Toleran Beda Budaya [1]

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tersingkir dari Keluarga, Tempat Kerja, hingga Pemakamannya: Nasib Transpuan di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memperjuangkan Akses yang Setara untuk Perempuan Disabilitas lewat Anggaran yang Inklusif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In