Rabu, Juli 2, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Napak Tilas Gusdur, Merawat Keberagaman.

by Lydia SEJUK
21/02/2019
in Uncategorized
Reading Time: 1min read
Napak Tilas Gusdur, Merawat Keberagaman.
Share on FacebookShare on Twitter

Pembukaan  Festival Kebhinekaan yang diadakan di Griya Gusdur (21/02/2019) berlangsung dengan khidmat. Ira Lathifah, selaku perwakilan panitia memaparkan dalam sambutannya,”Festival ini diadakan untuk menapak tilas semangat Gusdur dalam merawat kebhinekaan”.

Festival ini bertujuan untuk menyulut kembali semangat Bhineka Tunggal Ika yang mulai luntur karena intoleransi di Jakarta meningkat. Melalui kegiatan kreatif ini, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap toleransi mulai kembali.

 

Festival Kebhinekaan kali ini diadakan dengan skala yang lebih besar menggandeng media partner seperti Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK), DAAI TV, kompas.id, Kantor Berita Radio (KBR) dan beberapa komunitas lokal dengan target peserta generasi muda dan para millenials.

(Pembukaan Festival Kebhinekaan di Griya Gusdur 21/02/2019)

Selain melakukan wisata napak tilas ke beberapa lokasi bersejarah Gusdur selaku bapak Pluralisme, festival ini juga mengadakan  kunjungan ke beberapa rumah ibadah, pemutaran film, seni instalasi mural, dialog dan sharing isu keberagaman dan doa lintas agama.

Selain mewarna, peserta diajak berkunjung ke taman Amir Hamzah, kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk melihat ruang kerja Gusdur dan mengobrol santai dengan pengurus menyoal Gusdur.

Napak tilas dilanjutkan dengan diskusi film dokumenter JIHAD SELFIE dan diskusi tentang bagaimana ISIS merekrut dan penyebaran paham Radikalisme melalui sosial media bersama Rosyid Nurul Hakim selaku prosedur film dan T. Akbar Maulana selaku salah satu tokoh dalam film yang dimoderatori Boaz Simanjuntak dari ruangobrol.id.

“Dengan momentum Imlek dan Cap Go Meh yang erat dengan era kepemimpinan Presiden Gus Dur ketika menghapuskan diskriminasi atas etnis Tionghoa Indonesia , festival ini diharapkan bisa mengurangi ketegangan antar etnis dan agama yang terjadi terutama menjelang pemilihan presiden 2019,” pungkas Ira.

Previous Post

Masih Pentingkah Beragama?

Next Post

Komnas Perempuan: Sahkan RUU P-KS agar Korban lebih Berani Bersuara

Lydia SEJUK

Lydia SEJUK

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
Komnas Perempuan: Sahkan RUU P-KS agar Korban lebih Berani Bersuara

Komnas Perempuan: Sahkan RUU P-KS agar Korban lebih Berani Bersuara

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In