Pembukaan Festival Kebhinekaan yang diadakan di Griya Gusdur (21/02/2019) berlangsung dengan khidmat. Ira Lathifah, selaku perwakilan panitia memaparkan dalam sambutannya,”Festival ini diadakan untuk menapak tilas semangat Gusdur dalam merawat kebhinekaan”.
Festival ini bertujuan untuk menyulut kembali semangat Bhineka Tunggal Ika yang mulai luntur karena intoleransi di Jakarta meningkat. Melalui kegiatan kreatif ini, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap toleransi mulai kembali.
Festival Kebhinekaan kali ini diadakan dengan skala yang lebih besar menggandeng media partner seperti Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK), DAAI TV, kompas.id, Kantor Berita Radio (KBR) dan beberapa komunitas lokal dengan target peserta generasi muda dan para millenials.
(Pembukaan Festival Kebhinekaan di Griya Gusdur 21/02/2019)
Selain melakukan wisata napak tilas ke beberapa lokasi bersejarah Gusdur selaku bapak Pluralisme, festival ini juga mengadakan kunjungan ke beberapa rumah ibadah, pemutaran film, seni instalasi mural, dialog dan sharing isu keberagaman dan doa lintas agama.
Selain mewarna, peserta diajak berkunjung ke taman Amir Hamzah, kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk melihat ruang kerja Gusdur dan mengobrol santai dengan pengurus menyoal Gusdur.
Napak tilas dilanjutkan dengan diskusi film dokumenter JIHAD SELFIE dan diskusi tentang bagaimana ISIS merekrut dan penyebaran paham Radikalisme melalui sosial media bersama Rosyid Nurul Hakim selaku prosedur film dan T. Akbar Maulana selaku salah satu tokoh dalam film yang dimoderatori Boaz Simanjuntak dari ruangobrol.id.
“Dengan momentum Imlek dan Cap Go Meh yang erat dengan era kepemimpinan Presiden Gus Dur ketika menghapuskan diskriminasi atas etnis Tionghoa Indonesia , festival ini diharapkan bisa mengurangi ketegangan antar etnis dan agama yang terjadi terutama menjelang pemilihan presiden 2019,” pungkas Ira.