Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Agama

Baha’i itu Agama apa dan mengapa Menyetarakan Perempuan dengan Lelaki?

by Redaksi
26/11/2019
in Agama, Gender dan seksual
Reading Time: 2min read
Baha’i itu Agama apa dan mengapa Menyetarakan Perempuan dengan Lelaki?
Share on FacebookShare on Twitter
Masyarakat Baha’i bersama jaringan lintas-iman dan masyarakat sipil lainnya dalam Perayaan 200 Tahun Kelahiran Sang Bab di Jakarta (23/11)

Perempuan cenderung dipinggirkan dan dipandang lebih rendah dari laki-laki. Itu yang lazim berlaku dalam banyak agama. Perempuan tidak bisa menjadi pemimpin agama dan memimpin peribadatan atau doa dengan jamaah laki-laki.

Bagaimana dengan perempuan-perempuan masyarakat Baha’i?

Demi mendakwahkan risalah kesatuan Tuhan, kesatuan agama dan kesatuan kemanusiaan, perempuan-perempuan Baha’i sangat aktif dalam membangun dialog lintas-iman, baik di daerah maupun di Jakarta (nasional).

Hal tersebut tercermin dalam Perayaan 200 Tahun Kelahiran Sang Bab, tokoh suci yang mewartakan perihal kemunculan pembawa wahyu, Nabi Baha’u’llah, yang digelar Sabtu siang (23/11)
di bilangan Menteng, Jakarta.

“Lelaki dan perempuan telah dan akan selalu sama dalam pandangan Tuhan,” sabda Baha’u’llah, Nabi agama Baha’i, yang pada 1863 memproklamirkan diri sebagai pembawa wahyu.

Itulah yang mendorong keterlibatan aktif perempuan masyarakat Baha’i ini bahkan sampai ke tingkat kepengurusan tertinggi, Majelis Rohani Nasional, yang selalu diisi secara seimbang antara laki-laki dan perempuan.

“Dalam Majelis Rohani Nasional Baha’i yang diisi 9 orang tidak ada derajat pemimpin tertinggi,” kata salah satu perempuan dari masyarakat Baha’i yang aktif di tingkat nasional, Rina.

Di agama Baha’i yang muncul dari Shiraz, Iran, sambung Rina, tidak ada pembedaan sama sekali derajat laki-laki dan perempuan.

“Tidak tahukah kalian mengapa Kami telah menjadikan kalian semua dari tanah yang sama? Supaya yang satu tidak meninggikan dirinya di atas yang lainnya,” demikian Rina membacakan “Kalimat Tersembunyi” terjemahan dari Bahasa Arab yang disampaikan Baha’u’llah.

Perayaan 200 Tahun Kelahiran Sang Bab di Jakarta menghadirkan perwakilan Kementerian Agama, organisasi agama-agama, lembaga dan masyarakat sipil lintas-iman dan kepercayaan, kalangan media dan sebagainya.

Tags: #Baha'u'llah#Bahai#Kesetaraan#MajelisRohaniNasionalBaha'i
Previous Post

Workshop & Story Grant: Meliput Isu Kebebasan Beragama dan Berekspresi

Next Post

Bebaskan Tahanan Politik Papua tanpa Syarat!

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Jangan Biarkan PPHAM Berjuang dalam Ancaman

Jangan Biarkan PPHAM Berjuang dalam Ancaman

23/05/2025
Ahmadiyah

Global Peace Foundation Indonesia Gelar Peace! Project: Membangun Harmoni dalam Keberagaman

21/05/2025
Perempuan, 16HAKTP

Peringati 16HAKTP, Aliansi Perempuan Indonesia Melakukan Aksi Menggugat Negara

25/11/2024
Diskriminasi Beragama Kian Mencemaskan, Elemen Masyarakat Sipil Menggelar Konsolidasi Kebebasan Beragama di Provinsi Riau

Diskriminasi Beragama Kian Mencemaskan, Elemen Masyarakat Sipil Menggelar Konsolidasi Kebebasan Beragama di Provinsi Riau

17/11/2024
Next Post
Bebaskan Tahanan Politik Papua tanpa Syarat!

Bebaskan Tahanan Politik Papua tanpa Syarat!

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In