Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Agenda

Workshop & Story Grant: Meliput Isu Kebebasan Beragama dan Berekspresi

by Redaksi
26/11/2019
in Agenda
Reading Time: 5min read
Workshop & Story Grant: Meliput Isu Kebebasan Beragama dan Berekspresi
Share on FacebookShare on Twitter

Agama nafas kehidupan masyarakat Indonesia. Pada saat yang sama fakta intoleransi dan diskriminasi di Indonesia dari waktu ke waktu kerap memicu ketegangan bahkan kekerasan sesama anak bangsa.

Konflik berbasis agama atau keyakinan, terutama, dan etnis (SARA) serta ekspresi dan orientasi seksual bertambah marak di era disrupsi. Dengan motif keyakinan, politik maupun bisnis, media mainstream dan media sosial tak jarang turut memanasinya.

Akibat situasi tersebut, kebebasan sipil Indonesia 10 tahun terakhir mengalami kemunduran, sebagaimana dilaporkan Lembaga Survei Indonesia (LSI). Begitupun situasi tiga tahun terakhir, laporan LSI yang dirilis 19 November 2019 ini menunjukkan intoleransi politik cenderung mengalami peningkatan di 2018 dan 2019 jika dibandingkan dengan 2016.

Dampak lainnya, pada 29 September 2019 kerusuhan berbasis SARA meletus di Wamena yang menyebabkan 32 meninggal, 67 luka-luka, belasan ribu orang meninggalkan wilayah Wamena, Jayawijaya, Papua, untuk mengungsi maupun kembali ke kampung halamannya masing-masing. Data tersebut dilaporkan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Harry Hikmat (3/10) seperti dilansir Antara.

Catatan Kelam: 12 Tahun Persekusi LGBTI di Indonesia (Jakarta: Arus Pelangi, 2019) merekam 45 regulasi berupa peraturan daerah maupun surat edaran yang anti-LGBTI, baik secara langsung maupun tidak. Seiring dengan hal tersebut, Support Group and Resource Center (SGRC) Indonesia, melaporkan hingga 2019 terhitung 20 lebih perguruan tinggi menolak keberadaan LGBTI.

Kriminalisasi atas pendapat dan ekspresi berbasis digital yang disidangkan dengan pasal-pasal Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) mengacu data persidangan dari Mahkamah Agung Republik Indonesia, di dalamnya termasuk kriminalisasi atas dasar SARA, jumlahnya setiap tahun berlipat: 20 kasus di 2015, sebanyak 52 di 2016, meningkat menjadi 140 di 2017 dan 292 kasus di 2018 (SAFEnet).

Sebagai pilar demokrasi, media tampak masih bingung dalam menyuguhkan pemberitaan tentang isu keberagaman. Sehingga, seiring revolusi data di babakan industri 4.0, media saatnya tampil lebih memadai dalam mengemas perbedaan agama atau keyakinan, etnis, gender dan seksual, tidak semata mengejar sensasi, kontroversi dan pemberitaan yang bombastis. Media harus mampu memainkan peran dalam mengedukasi publik lewat pemberitaan yang berlandaskan pada data dan fakta yang lebih sahih. Fungsi mengklarifikasi dan cek fakta atas hoaks dan ujaran kebencian SARA akan turut meningkatkan kembali kepercayaan publik terhadap media.

Karena itu, menjadi mendesak ikhtiar untuk bersama-sama mendorong media dan insan pers agar setia pada prinsip-prinsip jurnalistik demi mengkonsolidasikan demokrasi dan kembali pada semangat reformasi yang menghormati hak-hak dan kebebasan segenap warga, sejalan dengan konstitusi dan instrumen-instrumen hak asasi manusia (HAM).

Terhadap seluruh perkembangan dan arah pergeseran bangsa yang cenderung intoleran dan diskriminatif terhadap realitas kebinekaannya, maka ruang kerja sama Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) dengan Internews dan AJI Kota Surakarta untuk melibatkan jurnalis dan media dalam mengembangkan jurnalisme keberagaman, merupakan sebuah kemestian dan dorongan yang harus diperbanyak dan diperluas. Dengan ikhtiar tersebut, kesadaran keberagaman dan pemahaman kebebasan beragama di kalangan jurnalis yang terus meningkat diharapkan tercermin pula dalam karya-karya jurnalistik di Indonesia.

Nama kegiatan

Workshop & Story Grant: Meliput Isu Kebebasan Beragama dan Berekspresi

Tujuan

Mengembangkan dan menyebarluaskan pemahaman kebebasan beragama dan berekspresi melalui kerja-kerja jurnalistik

Capaian

  1. Tumbuhnya kesadaran bersama tentang pentingnya penghargaan terhadap prinsip-prinsip kebebasan beragama atau berkeyakinan dan kebebasan berekspresi;
  2. Berkembang dan meluasnya pemahaman kebebasan beragama atau berkeyakinan dan berekspresi lewat kerja-kerja jurnalistik;
  3. Tergambar pola maupun peta media dan jurnalis di daerah dalam memberitakan isu keberagaman;
  4. Terkuatkan fungsi watchdog media atau jurnalis dalam menuntut negara melindungi segenap warga di tengah fakta keberagaman;
  5. Tumbuhnya kesadaran pentingnya media atau jurnalis menjalankan fungsi edukasi perihal penghargaan terhadap keberagaman berbasis SARA dalam pemberitaannya;
  6. Tergeraknya media dan jurnalis dalam memberitakan isu kebebasan beragama dan berekspresi melalui stimulus beasiswa terbatas program story grant;
  7. Tepublikasikannya karya-karya jurnalistik yang ramah terhadap keberagaman;
  8. Terbangun jaringan jurnalis yang ramah dan menghormati kebinekaan dan prinsip kebebasan beragama.

Waktu dan Tempat

Kegiatan “Workshop & Story Grant: Meliput Isu Kebebasan Beragama dan Berekspresi” akan digelar:

Jumat-Minggu, 10-12 Januari 2020 di Solo

Lokasi kegiatan akan disampaikan langsung ke para peserta yang terseleksi.

Story Grant Liputan Kebebasan Beragama dan Berekspresi

Ketentuan Story Grant Liputan Isu Kebebasan Beragama dan Berekspresi sebagai berikut:

  1. Peserta story grant adalah jurnalis media cetak, online, radio dan televisi di wilayah kerja Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur;
  2. Proposal story grant Liputan bertema Kebebasan Beragama dan Berekspresi yang melingkupi isu agama atau kepercayaan, etnis, gender dan orientasi maupun ekspresi seksual;
  3. Proposal harus menyertakan kartu pers dan surat keterangan dari editor atau produser yang akan menerbitkan atau menayangkan story grant di medianya; 
  4. Proposal story grant dikirim melalui http://bit.ly/DAFTARSEJUKSOLO paling lambat 31 Desember 2019;
  5. Coaching proposal story grant pada 11–12 Januari 2020 di Solo dengan mengikuti seluruh sesi workshop yang digelar sejak 10 Januari 2020;
  6. Para peserta story grant terpilih diumumkan 4 Januari 2020 di website Sejuk.org;
  7. Peserta story grant terpilih masing-masing memperoleh Rp. 7.000.000; 
  8. Proses peliputan story grant sampai penerbitan atau penayangan karya dilakukan 15 Januari–15 Maret 2020;

Peserta

Peserta workshop dan coaching story grant ini terdiri dari para jurnalis media online, cetak, televisi dan radio. Total peserta workshop dan coaching story grant adalah 25 jurnalis dari wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.

Setelah itu, akan dipilih oleh mentor minimal 5 jurnalis yang proposal dan presentasi proposal liputannya berhak mendapatkan “Story Grant Liputan Isu Kebebasan Beragama dan Berekspresi”.

Penyelenggara

Workshop & Story Grant: Meliput Isu Kebebasan Beragama dan Berekspresi diselenggarakan oleh Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) bekerja sama dengan Internews dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Surakarta.

Pengganti Transportasi

Para peserta Workshop & Story Grant: Meliput Isu Kebebasan Beragama dan Berekspresi akan mendapat pergantian transportasi dari penyelenggara.

Demikian Kerangka Acuan “Workshop & Story Grant: Meliput Isu Kebebasan Beragama dan Berekspresi” ini kami buat. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Lydia di 0853 3149 0088.

Jakarta, 26 November 2019

Penanggung Jawab

Ahmad Junaidi

Direktur SEJUK

Tags: #AJIKotaSurakarta#Internews#JurnalismeKeberagaman#StoryGrantSEJUK#WorkshopSEJUK
Previous Post

DISABILITAS BERDIKARI, APA BISA?

Next Post

Baha’i itu Agama apa dan mengapa Menyetarakan Perempuan dengan Lelaki?

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

30/05/2025
Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

24/05/2025
pelatihan komunitas Pekanbaru Riau Sumbar

‘No Viral, No Justice’ Tak Selalu Adil bagi Komunitas Rentan

21/01/2025
Komunitas Kreatif Dukung Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Komunitas Kreatif Dukung Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

19/11/2024
Next Post
Baha’i itu Agama apa dan mengapa Menyetarakan Perempuan dengan Lelaki?

Baha'i itu Agama apa dan mengapa Menyetarakan Perempuan dengan Lelaki?

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Global Peace Foundation Indonesia Gelar Peace! Project: Membangun Harmoni dalam Keberagaman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In