Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

INTOLERANCE DISTANCING

by Redaksi
18/03/2020
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
INTOLERANCE DISTANCING
Share on FacebookShare on Twitter
Pemakaman pendonor mata Jemaat Ahmadiyah Manislor, Kuningan, Jawa Barat (14/02/2020)

Makam-makam di Manislor, Kuningan, Jawa Barat, yang tampak pada gambar di atas adalah korban kebencian.

Kini kita semua mulai sadar, “social distancing” itu teramat penting dan cara terbaik menghindar dan mencegah penyebaran COVID-19. Semoga dengan kesadaran diri yang tinggi untuk “jaga jarak” dan bersama menebalkan solidaritas, bangsa serta semesta ini segera melalui pandemi corona.

Sehingga, sekaranglah saat yang tepat melakukan muhasabah atau refleksi kemanusiaan untuk menghadang intoleransi dan meninggikan kemanusiaan. Ketika kesadaran diri bahwa dilecehkan atau direndahkan dan didiskriminasi itu sangat menyakitkan, melukai harkat dan martabat kemanusiaan kita, maka hal yang sama juga dirasakan oleh manusia lainnya, terutama saudara-saudara di sekitar kita yang karena berbeda lantas dibenci dan “dipinggirkan.” Laku peminggiran itu jahat. Tapi virus intoleransi juga sedang melanda bangsa ini.

Agar solidaritas kemanusiaan berkembang dan tetap terawat demi menentang sikap dan praktik intoleransi dan diskriminasi, maka dalam diri kita masing-masing penting menumbuhkan dan mengamalkan “intolerance distancing.” Semoga dengan demikian martabat kita, manusia di Indonesia maupun semesta terjaga dan tidak ada lagi yang terluka.

Adalah komunitas keagamaan yang paling besar menyumbang kornea mata untuk membantu menyelamatkan manusia dan bangsa dari kebutaan; yang jemaatnya sangat rutin dan terbanyak mendonor darahnya bahkan membuka aplikasi GiveBlood bekerja sama dengan RS. Fatmawati untuk ikut berkontribusi memenuhi kebutuhan darah masyarakat Indonesia, tetapi mereka juga sangat dibenci dan terus mendapat diskriminasi dari pemerintah pusat sampai daerah bahkan kerap dipersekusi. Rumah dan masjid-masjid mereka dihancurkan.

Masjid Ahmadiyah Maniskidul, desa sebelah Manislor, yang dirusak dan dilarang dibangun kembali

Hoaks ataupun disinformasi seputar Ahmadiyah yang mudah merebak dan cepat ditelan masyarakat adalah penyebab virus intoleransi dan diskriminasi sampai hari ini masih menjangkiti.

Yang terbujur dalam makam-makam itu adalah para penyumbang mata yang mengimani Islam Ahmadiyah di Manislor, Kuningan. Sementara di Maniskidul, desa sebelahnya, masjid Ahmadiyah yang diserang dan dihancurkan masih teronggok.

Love for all, hatred for none. Itu nilai yang mereka hidupi.

Dua makam pendonor mata dari jemaat Ahmadiyah Manislor, Kuningan, Jawa Barat
Tags: #Ahmadiyah#AhmadiyahManislor#LoveForAllHatredForNone#SocialDistancing#ToleranceDistancing
Previous Post

Pak Presiden, Kami yang Tuli Juga Butuh Tahu Informasi Tentang Wabah COVID-19

Next Post

God is Miraculous in Creating LGBT People

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
Terkait LGBT, Tuhan Itu Sungguh Ajaib, Loh!

God is Miraculous in Creating LGBT People

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In