Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Agama

Jurnalisme Keberagaman Ciptakan Media Inklusif di Yogyakarta: Undangan Workshop dan Beasiswa Liputan

by Redaksi
10/06/2021
in Agama, Agenda
Reading Time: 7min read
Ihwal Papua, SEJUK Ajak Media Setia pada Kode Etik Jurnalistik
Share on FacebookShare on Twitter

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2020 menempati peringkat kedelapan provinsi pelanggar kebebasan beragama atau berkeyakinan terbesar di Indonesia. Hasil riset Kondisi Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan tersebut, yang dirilis SETARA Institute April lalu (6/4, 2021), bukanlah fakta yang mengejutkan.

Sejak pintu reformasi di Indonesia terbuka, kelompok-kelompok minoritas di Yogyakarta bukan memanen buah demokrasi berkeadilan, sebaliknya persekusi demi persekusi kerap mereka dapati. Hal ini disebabkan terus meningkatnya intoleransi dan diskriminasi terhadap kelompok-kelompok rentan.

Penyerangan terhadap warga minoritas yang beribadah, pelemparan bom molotof ataupun perusakan tempat ibadah, penentangan pendirian rumah ibadah, aksi-aksi persekusi dan intoleransi serta praktik diskriminasi banyak menimpa gereja, aliran kepercayaan, etnis Tionghoa dan Papua, komunitas LGBT, masyarakat yang menggelar tradisi nyadran atau pesta laut, dan kalangan minoritas lainnya di Yogyakarta.

Terlebih, cara media mainstream maupun media sosial meletakkan perbedaan agama atau keyakinan, etnis, gender dan seksualitas terlampau sering ditarik ke pusaran ketegangan dengan “bumbu-bumbu” yang sensasional. Akibatnya, mudah sekali publik terseret hoax dan disinformasi isu-isu seputar sentimen keberagaman (keyakinan, etnis, gender dan seksualitas).

Sehingga, bukan tanpa sebab jika dalam konteks Yogyakarta terjadi kerja sama yang baik antara masyarakat sipil, kelompok minoritas, dan kalangan jurnalis untuk membangun ruang aman dalam pemberitaan. Buku Jurnalis Bukan Juru Ketik: Panduan Meliput Keberagaman (2018) adalah buah kolaborasi tersebut yang diinisiasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta dan Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI) Yogyakarta yang memberikan panduan etis memberitakan isu keberagaman dengan contoh-contohnya.

Fungsi media untuk menumbuhkan cara pandang dan sikap publik menjadi lebih menghormati perbedaan serta peran maupun kontribusi jurnalis dalam mengedukasi masyarakat dan mengontrol tanggung jawab negara memenuhi hak-hak konstitusional segenap warganya adalah tanggung jawab bersama yang mengandaikan juga keterlibatan masyarakat sipil dan kelompok minoritas. Sehingga, lewat sinergi inilah ikhtiar AJI dan ANBTI Yogyakarta dalam membangun ruang aman bagi komunitas rentan menjadi mungkin.

Jika hal tersebut tidak dilakukan, pemberitaan media terkait isu-isu agama, kepercayaan, gender dan seksualitas, etnis, dan disabilitas kurang menimbang dampakanya bagi kelompok-kelompok yang tidak bisa bersuara. Tak bisa dipungkiri, pemberitaan media-media di daerah terhadap peristiwa dan realitas keberagaman yang terkait kelompok minoritas mempunyai pengaruh besar dalam membentuk opini dan mendorong aksi-aksi intoleransi dan persekusi.

Bahkan, kebijakan pemerintah daerah sampai pusat terhadap isu-isu di atas kerap didasarkan pada aspirasi dan tuntutan kelompok mayoritas yang ramai diberitakan media. Di sini, kepercayaan publik yang masih besar terhadap media mainstream menjadi tantangan pers Indonesia, termasuk di Yogyakarta, untuk setia pada prinsip-prinsip jurnalistik.

Godaannya, di era revolusi digital, ketika segala hal yang sensitif dan kontroversial mudah dan cepat sekali menyebar dan diakses, maka pertimbangan-pertimbangan jurnalis dalam memberitakan isu keberagaman harus selalu didasari prinsip-prinsip hak asasi manusia dan demokrasi yang berkeadilan. Tantangan untuk menangkap setiap isu atau peristiwa yang sedang viral harus diiringi dengan tanggung jawab etis yang menjadi elemen kerja-kerja jurnalistik.

Jika mengejar clickbait dan berkiblat pada search engine optimization (SEO) semata, maka media dapat terjerumus memprovokasi dan menguatkan stigma-stigma atau kebencian yang merugikan hak-hak kelompok rentan. Terlebih, GlobalWebIndex merilis Indonesia sebagai pengguna media sosial paling banyak (urutan kedelapan) dari seluruh negara di dunia. Usia 16-24 adalah pengguna paling aktif dan rata-rata masyarakat Indonesia 3 jam dalam sehari mengakses media sosial. Bahkan, netizen Indonesia menempati urutan terbawah tingkat kesopanan digital se-Asia Tenggara sebagaimana dilaporkan Digital Civility Index. 

Untuk itu, pengelolaan keberagaman di Yogyakarta, sekali lagi, membutuhkan kerja sama banyak pihak yang percaya kepada besarnya pengaruh media terhadap cara pandang setiap orang. Lebih khusus lagi keterpaparan orang muda terhadap media sosial yang sangat tinggi harus menjadi perhatian serius, mengingat pandangan, sikap dan tindakan keberagaman yang dalam konteks Indonesia kecenderungannya semakit tidak toleran.

Terhadap itu semua, Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) bekerja sama dengan AJI Yogyakarta deberikhtiar melibatkan rekan-rekan jurnalis di Yogyakarta untuk bersama-sama menguatkan jurnalisme yang memberikan perhatian pada isu-isu keberagaman lewat workshop dan story grant jurnalisme keberagaman.

Kegiatan ini akan digelar dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Hanya rekan-rekan jurnalis yang menyerahkan hasil rapid test antigen negatif (biaya tes akan diganti panitia) yang bisa terlibat dalam workshop ini. Jaga jarak serta penggunaan hand sanitizer dan keharusan masker diganti secara rutin setiap 4 jam pemakaian adalah di antara protokol kesehatan yang diberlakukan.

Nama Kegiatan

Workshop & Story Grant: Ciptakan Media Inklusif di Yogyakarta

Tujuan

Menguatkan dan menyebarluaskan semangat keberagaman, kebebasan beragama dan berekspresi melalui kerja-kerja jurnalistik

Capaian

  1. Tumbuhnya kesadaran bersama tentang pentingnya penghargaan terhadap prinsip-prinsip kebebasan beragama atau berkeyakinan dan kebebasan berekspresi;
  2. Berkembang dan meluasnya pemahaman kebebasan beragama atau berkeyakinan dan berkekspresi lewat kerja-kerja jurnalistik;
  3. Tergambar pola maupun peta media dan jurnalis di daerah dalam memberitakan isu keberagaman;
  4. Terkuatkan fungsi watchdog media atau jurnalis dalam menuntut negara melindungi segenap warga di tengah fakta keberagaman;
  1. Tumbuhnya kesadaran pentingnya media atau jurnalis menjalankan fungsi edukasi perihal penghargaan terhadap keberagaman berbasis SARA dalam pemberitaannya;
  2. Tergeraknya media dan jurnalis dalam memberitakan isu kebebasan beragama dan berekspresi melalui stimulus beasiswa terbatas program story grant;
  1. Tepublikasikannya karya-karya jurnalistik yang ramah terhadap keberagaman;
  1. Terbangun jaringan jurnalis yang ramah dan menghormati kebinekaan dan prinsip kebebasan beragama.

Bentuk kegiatan yang akan digelar adalah workshop dan story grant. Penyelenggaraan workshop akan dipungkasi dengan proposal coaching sebagai bagian dari story grant dan selanjutnya diteruskan dalam proses liputan dan produksi pemberitaan isu keberagaman.

Untuk terlibat dalam kegiatan SEJUK ini, berikut adalah ketentuan dan langkah-langkahnya:

Tema Liputan keberagaman

Story grant bertema kebebasan beragama dan berekspresi melingkupi isu agama atau kepercayaan, etnis, gender, dan seksualitas.

Syarat

Jurnalis yang berminat belajar bersama jurnalisme keberagaman serta konsep HAM, kebebasan beragama atau berkeyakinan, dan kebebasan berekspresi.

Berdomisili atau bertugas di wilayah Yogyakarta dan belum pernah mengikuti kegiatan workshop dan story grant SEJUK sebelumnya.

Bersedia mengikuti rangkaian kegiatan mulai dari workshop, proposal coaching, dan menyelesaikan story grant.

Melengkapi dokumen pendaftaran berupa proposal liputan, biodata dan kartu pers.

Proposal liputan melingkupi: Judul, Angle, Latar Persoalan (maksimal 3 paragraf), Pesan Liputan (maksimal 2 paragraf), dan Daftar Narasumber Kunci.

Mengirimkan surat kesediaan media untuk mempublikasikan hasil liputan.

Ketentuan

Sebanyak 20 peserta terpilih akan mendapatkan pelatihan jurnalisme keberagaman dan proposal coaching.

Sebanyak 8 peserta terpilih akan mendapatkan beasiswa untuk menyelesaikan liputan sebesar masing-masing Rp7.000.000.

Waktu liputan hingga penerbitan dilakukan paling lama sebulan sejak coaching dan menerima pendampingan dari mentor secara online.

Seluruh peserta yang lolos untuk mengikuti pelatihan harus mengirimkan bukti rapid test antigen dengan hasil negatif (biaya rapid test akan diganti panitia).

Jadwal Kegiatan

  • Penutupan pendaftaran: 10 Juli 2021
  • Peserta workshop terpilih akan diumumkan pada 15 Juli 2021
  • Workshop: 30 Juli-1 Agustus 2021
  • Proposal Coaching: 1 Agustus 2021
  • Pengumuman peraih story grant: 4 Agustus 2021
  • Liputan: 5 Agustus – 4 September 2021
  • Penyerahan bukti tayang paling lambat: 5 September 2021

Pendaftaran

Untuk mendaftar sila ke: http://bit.ly/WorkshopSejukJurnalisJogja2021

Pengumuman peserta terseleksi akan dipublikasikan di Sejuk.org, IG: @kabarsejuk,

Twitter: @KabarSEJUK, FB: Sejuk dan Fanpage Kabar SEJUK.

Waktu dan Tempat

Waktu penyelenggaraan workshop dan proposal coaching story grant: 30 Juli-1 Agustus 2021

Lokasi workshop dan coaching story grant akan diinformasikan langsung kepada peserta yang lolos mengikuti kegiatan.

Kepesertaan

Yang terlibat dalam workshop & story grant adalah jurnalis aktif yang tinggal di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Jumlah peserta yang tergabung dalam kegiatan ini 20 orang.

Panitia menanggung transportasi dan akomodasi peserta workshop. Hand sanitizer dan masker untuk peserta disediakan panitia.

Informasi lebih lanjut hubungi IG: @kabarsejuk, FB: Sejuk atau Twitter @KabarSEJUK

Penutup

Workshop & Story Grant: Ciptakan Media Inklusif di Yogyakarta bekerja sama dengan Norwegian Embassy.

Demikian undangan sekaligus kerangka acuan Workshop & Story Grant: Ciptakan Media Inklusif di Yogyakarta. Atas perhatian dan kerja samanya kami mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 10 Juni 2021

Hormat kami,

Ahmad Junaidi

Direktur SEJUK

Tags: #BeasiswaLiputan#StoryGrantSEJUK#WorkshopSEJUK#Yogyakarta
Previous Post

Bermedia untuk Meneguhkan Keberagaman: Undangan Workshop dan Fellowship Mahasiswa di Padang

Next Post

MINORITAS DI SUMATERA BARAT TIDAK SENDIRI LAGI

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

30/05/2025
Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

24/05/2025
Ahmadiyah

Global Peace Foundation Indonesia Gelar Peace! Project: Membangun Harmoni dalam Keberagaman

21/05/2025
pelatihan komunitas Pekanbaru Riau Sumbar

‘No Viral, No Justice’ Tak Selalu Adil bagi Komunitas Rentan

21/01/2025
Next Post
MINORITAS DI SUMATERA BARAT TIDAK SENDIRI LAGI

MINORITAS DI SUMATERA BARAT TIDAK SENDIRI LAGI

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In