Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Agama

Media dan Intoleransi di Jawa Barat yang Tetap Menguat

by Redaksi
18/01/2022
in Agama
Reading Time: 6min read
Budi Daya: Agama Sunda yang  belum Merdeka
Share on FacebookShare on Twitter

Tahun 2021 banyak menyisakan kasus intoleransi dan diskriminasi di Jawa Barat. Gereja-gereja sulit mengantongi izin pendirian rumah ibadah, larangan beribadah bahkan perusakan rumah yang dijadikan tempat ibadah masih terus terjadi. Penyegelan masjid Ahmadiyah juga belum berhenti.

Artinya, Jawa Barat belum bergeser menjauh dari peringkat wilayah dengan pelaporan peristiwa pelanggaran atas kebebasan beragama dan berkeyakinan paling banyak, menurut laporan riset terakhir SETARA Institute (2021).

Selain itu, Perda (Cianjur) dan Raperda (Kota Bogor) diskriminatif terhadap komunitas LGBTIQ menjadi sorotan. Di Jawa Barat terkuak pula kasus pemerkosaan terhadap belasan santri yang sempat alot diungkap.

Sayangnya, kasus-kasus tersebut tidak banyak mendapat perhatian media. Pemberitaannya, terutama di media siber, masih sangat sedikit. Baru menjadi perhatian media jika isunya mengandung unsur sensasi, dengan orientasi klickbait.  

Secara umum, pemberitaan media-media lokal pada peristiwa keberagaman di Jawa Barat pun tidak berbeda dengan temuan riset Remotivi teranyar (2021) yang juga mengonfirmasi penelitian Universitas Tarumanagara (UNTAR) dan Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) yang didukung Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun 2018 dan 2019. Pemberitaan media daring dalam isu keberagaman cenderung menjadikan kelompok minoritas sebagai objek, dengan mengedepankan sensasi.

Penyegelan Batu Satangtung di Kuningan 2020 (Sumber: masyarakat adat karuhun urang Sunda Wiwitan)

Dalam analisis konten pemberitaan yang dilakukan Remotivi kerja sama dengan Intrernational Media Support (IMS) terhadap media daring dan televisi (Komunitas Agama Marginal dalam Media di Indonesia: Sebuah Kajian Awal, 2021) maupun riset UNTAR-SEJUK-Kemenristekdikti sama-sama menyimpulkan bahwa liputan isu keberagaman tidak banyak mewakili suara-suara kelompok rentan. Media lebih memberi tempat bagi narasumber elit seperti para pejabat, aparat, dan tokoh agama yang mewakili organisasi-organisasi keagamaan dari kelompok mayoritas.

Apabila demi mendapatkan keuntungan lantas media dan jurnalis di Jawa Barat sekadar mengejar search engine optimization (SEO) dengan tunduk dan pasrah pada algoritma dan Google adsense tanpa menimbang dampak pemberitaan bagi kelompok-kelompok rentan, maka pilar keempat demokrasi ini semakin jauh dari tanggung jawabnya menjalankan peran edukasi untuk menghormati keberagaman dan memperkokoh semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Padahal, hari-hari ini pengaruh media semakin penting bagi publik. Kelompok marginal semakin terdesak di ruang digital lantaran jagat virtual, terlebih media sosial, bukan medan yang aman bagi mereka. Maka, teristimewa media-media siber, seharusnya sigap menciptakan ekosistem digital yang ramah keberagaman di Jawa Barat dengan bersetia pada prinsip-prinsip jurnalistik.

Pada titik ini, media siber punya tanggung jawab melakukan cek fakta atas hoax atau disinformasi yang banyak menarget identitas kelompok minoritas. Peran ini diharapkan dapat memulihkan kepercayaan publik terhadap media, yang belakangan merosot.

Terhadap seluruh tantangan di atas, SEJUK bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Bandung yang didukung sepenuhnya oleh Intrernational Media Support (IMS) berikhtiar untuk mengembangkan dan menguatkan jurnalisme keberagaman yang bertujuan untuk membangun ruang aman bagi kelompok-kelompok rentan dalam pemberitaan

Nama Kegiatan

Workshop & Story Grant untuk Jurnalis Jawa Barat: Mengembangkan Ruang Aman Keberagaman di Media

Tujuan

Mengembangkan dan menyebarluaskan pemahaman kebebasan beragama dan berekspresi melalui kerja-kerja jurnalistik

Capaian

  • Tumbuhnya kesadaran bersama tentang pentingnya penghargaan terhadap prinsip-prinsip kebebasan beragama atau berkeyakinan dan kebebasan berekspresi;
  • Berkembang dan meluasnya pemahaman kebebasan beragama atau berkeyakinan dan berkekspresi lewat kerja-kerja jurnalistik;
  • Tergambar pola maupun peta media dan jurnalis di daerah dalam memberitakan isu keberagaman;
  • Terkuatkan fungsi watchdog media atau jurnalis dalam menuntut negara melindungi segenap warga di tengah fakta keberagaman;
  • Tumbuhnya kesadaran pentingnya media atau jurnalis menjalankan fungsi edukasi perihal penghargaan terhadap keberagaman berbasis SARA dalam pemberitaannya;
  • Tergeraknya media dan jurnalis dalam memberitakan isu kebebasan beragama dan berekspresi melalui stimulus beasiswa terbatas program story grant;
  • Tepublikasikannya karya-karya jurnalistik yang ramah terhadap keberagaman;
  • Terbangun jaringan jurnalis yang ramah dan menghormati kebinekaan dan prinsip kebebasan beragama.

Pelaksanaan, alur, dan ketentuan kegiatan

  • Bentuk kegiatan yang akan digelar adalah workshop dan story grant.
  • Penyelenggaraan workshop akan dipungkasi dengan proposal coaching sebagai bagian dari story grant.
  • Proses story grant selanjutnya:  liputan dan penayangan.

Tema Liputan

Story grant bertema kebebasan beragama dan berekspresi melingkupi isu agama atau kepercayaan, etnis, disabilitas, dan keberagaman gender dan seksualitas.

Syarat

  • Jurnalis yang berminat belajar bersama jurnalisme keberagaman serta konsep HAM, kebebasan beragama atau berkeyakinan, dan kebebasan berekspresi;
  • Berdomisili atau bertugas di wilayah Jawa Barat;
  • Bersedia mengikuti rangkaian kegiatan mulai dari workshop, proposal coaching, dan menyelesaikan story grant;
  • Melengkapi dokumen pendaftaran berupa proposal liputan, biodata dan kartu pers.
  • Proposal liputan melingkupi: judul, angle, latar persoalan (maksimal 250 kata), pesan liputan (maksimal 100 kata), daftar narasumber kunci.
  • Mengirimkan surat kesediaan media untuk mempublikasikan hasil liputan.

Ketentuan

  • 20 peserta terpilih akan mendapatkan pelatihan jurnalisme keberagaman dan proposal coaching.
  • 8 jurnalis terpilih dari 20 peserta akan mendapatkan beasiswa untuk menyelesaikan liputan sebesar masing-masing Rp7.000.000.
  • Waktu liputan hingga penerbitan dilakukan paling lama sebulan sejak coaching dan menerima pendampingan dari mentor secara online.
  • Seluruh peserta yang lolos mengikuti pelatihan harus mengirimkan bukti rapid test antigen dengan hasil negatif (biaya rapid test akan diganti panitia).

Jadwal kegiatan

  • Penutupan pendaftaran: 20 Februari 2022
  • Peserta workshop terpilih akan diumumkan pada 26 Februari 2021
  • Workshop: 11-13 Maret 2022
  • Proposal coaching: 12 Maret 2022
  • Pengumuman peraih story grant: 16 Maret 2022
  • Liputan dan asistensi (mentoring): 20 Maret 2022-30 April 2022
  • Penyerahan bukti tayang paling lambat: 30 April 2022

Pendaftaran

Untuk mendaftar kegiatan ini sila ke: bit.ly/JurnalisJabar2022      

Pengumuman peserta terseleksi akan dipublikasikan di Sejuk.org, IG: @kabarsejuk2008.

Waktu dan tempat

Penyelenggaraan workshop dan proposal coaching (story grant) pada 11-13 Maret 2022

Lokasi workshop dan proposal coaching (story grant) akan diinformasikan langsung kepada peserta yang lolos mengikuti kegiatan.

Kepesertaan

Yang terlibat dalam workshop & story grant adalah jurnalis aktif yang tinggal di wilayah Jawa Barat. Jumlah peserta yang tergabung dalam kegiatan ini 20 orang.

Panitia menanggung transportasi dan akomodasi peserta Workshop & Story Grant untuk Jurnalis Jawa Barat: Mengembangkan Ruang Aman Keberagaman di Media.

Hand sanitizer dan masker untuk peserta disediakan panitia.

Penyelenggara dan pendukung

Penyelenggara Workshop & Story Grant untuk Jurnalis Jawa Barat: Mengembangkan Ruang Aman Keberagaman di Media adalah Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Bandung yang didukung sepenuhnya oleh Intrernational Media Support (IMS).

Penutup

Demikian undangan sekaligus kerangka acuan Workshop & Story Grant untuk Jurnalis Jawa Barat: Mengembangkan Ruang Aman Keberagaman di Media. Atas perhatian dan kerja sama Anda sekalian, kami mengucapkan terima kasih.

Informasi kegiatan lebih lanjut hubungi IG: @kabarsejuk, FB: Sejuk atau Twitter @KabarSEJUK.

Jakarta, 18 Januari 2022

Hormat kami,

Ahmad Junaidi

Direktur SEJUK

Tags: #AJIBandung#IMS#JawaBarat#JurnalismeKeberagaman#StoryGrantSEJUK#WorkshopSEJUK
Previous Post

LGBT Indonesia tidak Memperjuangkan Pernikahan Sejenis

Next Post

Menuju Sulawesi Utara Sebagai Laboratorium Kehidupan Beragama yang Harmonis di Indonesia

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ahmadiyah

Global Peace Foundation Indonesia Gelar Peace! Project: Membangun Harmoni dalam Keberagaman

21/05/2025
Diskriminasi Beragama Kian Mencemaskan, Elemen Masyarakat Sipil Menggelar Konsolidasi Kebebasan Beragama di Provinsi Riau

Diskriminasi Beragama Kian Mencemaskan, Elemen Masyarakat Sipil Menggelar Konsolidasi Kebebasan Beragama di Provinsi Riau

17/11/2024
Masyarakat Adat, Pemimpin Agama, Akademisi, dan Media Bersama Atasi Perubahan Iklim

Masyarakat Adat, Pemimpin Agama, Akademisi, dan Media Bersama Atasi Perubahan Iklim

24/10/2024
Ilustrasi Istimewa

Raja Najasyi: Pemimpin tanpa Hegemoni

09/10/2024
Next Post
Menuju Sulawesi Utara Sebagai Laboratorium Kehidupan Beragama yang Harmonis di Indonesia

Menuju Sulawesi Utara Sebagai Laboratorium Kehidupan Beragama yang Harmonis di Indonesia

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In