
“Film ini bisa menyampaikan informasi-informasi seputar seksualitas tanpa harus mengeksploitasi adegan-adegan seks” ungkap Eko Maryadi, Direktur Eksekutif Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dalam diskusi film Dua Garis Biru di Plaza Blok M pada hari jumat (19/07/2019).
Diskusi film ini turut menghadirkan Gina S. Noer selaku sutradara dan penulis skenari film Dua Garis Biru.
“Mengapa saya memilih tema kehamilan di luar nikah adalah saya merasa concern pada satu hal: pernikahan Anak dianggap jawaban. Dengan film ini saya menegaskan ketidaksetujuan saya terhadap pernikahan anak” kata Gina.
Menurut pernyataan Gina, menyodorkan kasus kehamilan di luar nikah merupakan salah satu jalan yang masuk akal untuk membicarakan tentang pendidikan seks.
Mengamini Gina, Shafira dari Remaja PKBI menyatakan Bahwa sudah seharusnya remaja mengetahui tentang pendidikan seks terutama fungsi-fungsi alat kontrasepsi dan resiko-resiko penyakit menular seksual dan resiko lainnya.
“Seringkali orangtua tabu membicarakan soal seksualitas terutama orangtua yang Sudah lahir sejak lama. Sekarang saatnya untuk bicara lebih banyak soal seksualitas terutama untuk anak yang mulai beranjak dewasa terutama karena biasanya anak mulai bertanya-tanya tentang itu”.

Eko juga menggarisbawahi “poin yang paling penting dari film ini adalah komunikasi antar Anak dan orangtua”.
“Pernikahan Anak bukan solusi” pungkas Eko mengakhiri sesinya.
Sejalan dengan itu PKBI menekankan tentang pentingnya pendidikan seksualitas komprehensif (CSE). CSE adalah pendidikan seksualitas berbasis hak dengan pendekatan yang berfokus gender dan diajarkan di dalam maupun di luar sekolah. CSE sendiri terdiri dari 7 komponen yaitu : (1) Keadilan dan Kesetaraan Gender, (2) Kesehatan seksual dan reproduksi serta HIV/AIDS, (3) Hak asasi manusia serta hak reproduksi dan seksual, (4) Aspek Positif dari Seksualitas, (5) Kekerasan berbasis Gender dan Seksual, (6) Keberagaman dan (7) Relasi Antar Manusia.
Hal yang harus dipahami dari CSE adalah materi tersebut harus bersifat komprehensif, harus terpenuhi dan tidak dapat dipisahkan komponen satu dengan yang lain. Dengan pemberian CSE, setiap individu akan belajar untuk menghargai tubuhnya dan memahami pentingnya hak kesehatan seksual dan reproduksi, serta membuat keputusan yang bertanggung jawab.
Melalui film Dua Garis Biru, sekelumit materi CSE dapat disampaikan dengan baik sehingga bisa menjadi muhasabah masing-masing menyikapi pernikahan anak dan bagaimana seharusnya menyampaikan CSE dengan mudah. []