Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Mereka yang 14 kali Berlebaran di Pengungsian

by Thowik SEJUK
22/05/2020
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Terusir, jemaat Ahmadiyah Lombok terpaksa masih di pengungsian
Share on FacebookShare on Twitter
Anak-anak pegungsi Ahmadiyah di Transito, Mataram, Nusa Tenggara Barat (Dok. Yusril Hidayat, peserta Workshop Persma SEJUK, 2015)

Kunjungan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah ke Transito, Mataram, tempat pengungsian muslim Ahmadiyah, apakah pertanda baik? Bisa ya, bisa juga tidak.

Zulkieflimansyah hadir di sana, Sabtu (9/5), dan mengatakan, “Saya datang sebagai pemimpin semua golongan, tidak memandang suku, agama, dan kepentingan.” Selain itu, ia didampingi Kepala Dinas Sosial membawa sembako yang disumbangkan ke para pengungsi yang tinggal di bilik-bilik triplek ukuran 3×3 meter.

Apresiasi patut diberikan, sebab tidak pernah ada gubernur NTB sebelumnya datang melihat situasi warganya yang sejak 2006 mengungsi di Transito akibat diserang dan diusir beberapa kali dari tempat tinggalnya masing-masing oleh mereka yang tidak bisa menghargai perbedaan keyakinan Islam.

Lalu, apakah ada perubahan dari kunjungan itu? Belum, dan semoga
Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB segera melakukan pemulihan dan pemenuhan hak-hak korban yang mengungsi di negerinya sendiri. Sehingga, jemaat Ahmadiyah di NTB mendapat hak setara dengan warga negara lainnya yang mempunyai tempat tinggal layak, mendapat perlindungan dari ancaman dan kekerasan agar hidup aman, dan akses dasar kesehatan dan kesejahteraan lainnya terpenuhi.

Terlebih, pandemi Covid-19 makin memukul perekonomian mereka.

Dua hari lagi lebaran Idul Fitri. Pengurus Jemaat Ahmadiyah NTB Saleh Ahmadi mengatakan, dari seluruh yang mengungsi yang mendapat kucuran anggaran Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) hanya 4 atau 5 kepala keluarga (KK).

“Yang mengungsi di Transito 35 KK, di LLK (Loka Latihan Kerja, Selong, Lombok Timur) 9 KK, di eks-Rumah Sakit Praya 7 KK,” papar Saleh (22/5) menunjukkan banyak yang tidak diperhatikan pemerintah.

Saleh Ahmadi belum melihat itikad Pemprov NTB untuk memenuhi dan memulihkan hak-hak warganya yang makin rentan di pengungsian. Padahal, menurutnya, Pemprov tahu betul pemerintah pusat punya komitmen akan membantu opsi-opsi relokasi yang beberapa kali didiskusikan.

“Pemprov belum tampak sikap dan arahnya,” tutur Saleh yang menyadari ternyata jemaat Ahmadiyah di Transito sudah 14 kali harus merayakan lebaran Idul Fitri di pengungsian.

Jadi, mari tunggu niat baik Zulkieflimansyah menjadi gubernur untuk semua warganya.[]

Tags: #Ahmadiyah#AhmadiyahTransito#GubernurNTB#Transito#Zulkieflimansyahpengungsi
Previous Post

Amnesty International Indonesia: Politics of Demonization Brings LGBT more Vulnerable

Next Post

Fellowship Liputan Keberagaman di Tengah Korona untuk Anak Muda

Thowik SEJUK

Thowik SEJUK

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
Fellowship Liputan ‘Keberagaman dan Hak-hak Minoritas’

Fellowship Liputan Keberagaman di Tengah Korona untuk Anak Muda

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In