
Kunjungan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah ke Transito, Mataram, tempat pengungsian muslim Ahmadiyah, apakah pertanda baik? Bisa ya, bisa juga tidak.
Zulkieflimansyah hadir di sana, Sabtu (9/5), dan mengatakan, “Saya datang sebagai pemimpin semua golongan, tidak memandang suku, agama, dan kepentingan.” Selain itu, ia didampingi Kepala Dinas Sosial membawa sembako yang disumbangkan ke para pengungsi yang tinggal di bilik-bilik triplek ukuran 3×3 meter.
Apresiasi patut diberikan, sebab tidak pernah ada gubernur NTB sebelumnya datang melihat situasi warganya yang sejak 2006 mengungsi di Transito akibat diserang dan diusir beberapa kali dari tempat tinggalnya masing-masing oleh mereka yang tidak bisa menghargai perbedaan keyakinan Islam.
Lalu, apakah ada perubahan dari kunjungan itu? Belum, dan semoga
Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB segera melakukan pemulihan dan pemenuhan hak-hak korban yang mengungsi di negerinya sendiri. Sehingga, jemaat Ahmadiyah di NTB mendapat hak setara dengan warga negara lainnya yang mempunyai tempat tinggal layak, mendapat perlindungan dari ancaman dan kekerasan agar hidup aman, dan akses dasar kesehatan dan kesejahteraan lainnya terpenuhi.
Terlebih, pandemi Covid-19 makin memukul perekonomian mereka.
Dua hari lagi lebaran Idul Fitri. Pengurus Jemaat Ahmadiyah NTB Saleh Ahmadi mengatakan, dari seluruh yang mengungsi yang mendapat kucuran anggaran Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) hanya 4 atau 5 kepala keluarga (KK).
“Yang mengungsi di Transito 35 KK, di LLK (Loka Latihan Kerja, Selong, Lombok Timur) 9 KK, di eks-Rumah Sakit Praya 7 KK,” papar Saleh (22/5) menunjukkan banyak yang tidak diperhatikan pemerintah.
Saleh Ahmadi belum melihat itikad Pemprov NTB untuk memenuhi dan memulihkan hak-hak warganya yang makin rentan di pengungsian. Padahal, menurutnya, Pemprov tahu betul pemerintah pusat punya komitmen akan membantu opsi-opsi relokasi yang beberapa kali didiskusikan.
“Pemprov belum tampak sikap dan arahnya,” tutur Saleh yang menyadari ternyata jemaat Ahmadiyah di Transito sudah 14 kali harus merayakan lebaran Idul Fitri di pengungsian.
Jadi, mari tunggu niat baik Zulkieflimansyah menjadi gubernur untuk semua warganya.[]