Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Agenda

Membangun Media sebagai Ruang Aman Kelompok Marginal di Nusa Tenggara Barat

by Redaksi
23/10/2021
in Agenda
Reading Time: 8min read
Membangun Media sebagai Ruang Aman Kelompok Marginal di Nusa Tenggara Barat
Share on FacebookShare on Twitter

Tantangan digital bagi kelompok rentan

Hari ini media semakin punya pengaruh besar bagi cara pandang dan sikap publik terhadap isu keberagaman. Terlebih lagi selama pandemi akses warga terhadap internet dan media sosial terus meningkat. Media-media lokal terus bertumbuhan, demikianpun di Nusa Tenggra Barat (NTB). Hal inilah, beserta tantangan yang mengiringinya, yang kemudian menumbuhkan harapan kelompok-kelompok minoritas untuk mendapatkan ruang aman dalam pemberitaan isu-isu keberagaman.

Harapan-harapan tersebut, di antaranya, terjaring dari empat kegiatan yang difasilitasi Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) tahun ini (2021) di NTB yang melibatkan jurnalis, editor atau jajaran redaksi, dan perwakilan kelompok minoritas dari wilayah Lombok, Sumbawa, dan Bima. Keempat kegiatan itu: workshop untuk jurnalis, workshop advokasi media untuk perwakilan kelompok minortitas yang juga melibatkan 4 editor media di NTB, kunjungan ke kantor media lokal berdiskusi dengan jajaran redaksi Suara NTB dan Lombok Post, dan diskusi virtual terbatas (FGD online) melalui Zoom tentang jurnalisme keberagaman di NTB yang juga melibatkan Komnas HAM RI.

Ketika media semakin penting bagi publik, terutama media daring dan media sosial, media mainstream justru banyak yang belum siap untuk bersetia pada prinsip-prinsip jurnalistik dalam mengabarkan isu-isu keberagaman yang melibatkan kelompok minoritas dan rentan. Akibatnya, kelompok-kelompok marginal semakin terdesak di ruang digital lantaran media daring dan media sosial bukan medan yang aman bagi mereka.

Riset Remotivi teranyar mengkonfirmasi penelitian Universitas Tarumanagara (UNTAR) dan Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) yang didukung Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun 2018 dan 2019 tentang kecenderungan pemberitaan media daring dalam isu keberagaman. Media cenderung menjadikan kelompok minoritas sebagai objek pemberitaan yang mengedepankan sensasi.

Dalam analisis konten pemberitaan yang dilakukan Remotivi kerja sama dengan IMS terhadap media daring dan televisi (Komunitas Agama Marginal dalam Media di Indonesia: Sebuah Kajian Awal, 2021) maupun riset UNTAR-SEJUK-Kemenristekdikti sama-sama menyimpulkan bahwa liputan isu keberagaman tidak banyak mewakili suara-suara kelompok rentan. Media lebih memberi tempat bagi narasumber elit seperti para pejabat, aparat, dan tokoh agama yang mewakili organisasi-organisasi keagamaan dari kelompok mayoritas.

Kunjungan dan dialog media tentang jurnalisme keberagaman di Lombok Post bersama kelompok minoritas (5/7)

Sementara, NTB masih menyisakan banyak kasus intoleransi, diskriminasi, dan minimnya perlindungan terhadap kelompok rentan. 51 perempuan dan puluhan anak jemaat Ahmadiyah telah 15 kali berlebaran di pengungsian asrama Transito, Mataram. Mereka masih belum mendapat kepastian pemulihan dan pemenuhan hak-haknya setelah diserang dan diusir dari kampung halamannya pada 2006. Di awal-awal pengungsian, bahkan sekitar 600 jemaat Ahmadiyah harus tinggal di asrama Transito dengan mendiami bilik-bilik triplek yang berukuran 3×3 meter.  

20 tahun setelah tragedi pembakaran 10 gereja dan perusakan 5 gereja di Mataram yang dikenal Satu Tujuh Satu (17 Januari 2000), umat Kristen sampai hari ini belum secara nyaman dan bebas menjalankan ibadah dan mendapat izin pendirian rumah ibadah. Persis sebelum Ramadan tahun ini (2021) 6 gereja sempat dilarang beraktivitas.

Ketegangan isu keberagaman di Lombok yang dikenal sebagai pulau seribu masjid ini terjadi juga antara umat Islam dengan Hindu. Namun begitu, tantangan dalam menciptakan inklusi dan menepis diskriminasi di Lombok maupun NTB, secara umum, juga tidak hanya menjadi pergumulan minoritas agama atau keyakinan.

Warga rentan seperti kalangan disabilitas maupun komunitas minoritas gender dan seksualitas juga mengalami hal serupa. Kekerasan terhadap perempuan terus meningkat, menurut data yang masuk ke Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) NTB. 

Peran media dan jurnalis lokal dalam mengembangkan ruang aman

Terlebih lagi, isu-isu agama dan keberagaman lainnya sangat mudah viral. Algoritma Google seputar diksi bernuansa sentimen keyakinan menjadi salah satu penyumbang haox atau disinformasi paling tinggi, terutama di media siber yang berkiblat pada search engine optimization (SEO) dan media sosial. Selain itu, penyebaran ideologi kekerasan berbasis ekstremisme di media sosial harus dibendung media mainstream.

Maka, media-media semestinya lebih gencar memainkan peran edukasi lewat konten-konten pemberitaan yang menghormati keberagaman dan memverifikasi berbagai hoax provokatif bernuansa agama atau keyakinan, etnis, dan seksualitas, di satu sisi, dan menangkal bahaya radikalisme, di sisi lainnya, sehingga mampu membantu mencegah dan ‘memotong’ penyebaran ideologi kekerasan berbasis ekstremisme yang belum hilang, terutama di wilayah Bima.

Untuk itu, pengelolaan keberagaman di NTB menjadi tantangan tersendiri yang membutuhkan perhatian banyak pihak yang percaya kepada besarnya pengaruh media untuk mendorong cara pandang setiap orang dalam menghormati perbedaan dan menghapus diskriminasi terhadap kelompok rentan.

Terhadap tantangan-tantangan di atas dan identifikasi harapan yang muncul dari kegiatan-kegiatan SEJUK di NTB, maka pengembangan, penyebarluasan, dan penguatan jurnalisme keberagaman mendesak dilakukan hingga ke wilayah-wilayah yang jarang dijangkau oleh organisasi profesi jurnalis dan media maupun gerakan-gerakan yang mengampanyekan prinsip kebebasan beragama atau berkeyakinan dan semangat inklusi lainnya, terutama di Bima dan Sumbawa.

Workshop SEJUK untuk jurnalis di NTB (Lombok, 26-28 Maret 2021)

Nama Kegiatan

Workshop & Story Grant Jurnalisme Keberagaman: Media sebagai Ruang Aman Kelompok Marginal di Nusa Tenggara Barat

Tujuan

Mengembangkan dan menyebarluaskan pemahaman kebebasan beragama dan berekspresi melalui kerja-kerja jurnalistik

Capaian

  1. Tumbuhnya kesadaran bersama tentang pentingnya penghargaan terhadap prinsip-prinsip kebebasan beragama atau berkeyakinan dan kebebasan berekspresi;

2. Berkembang dan meluasnya pemahaman kebebasan beragama atau berkeyakinan dan berkekspresi lewat kerja-kerja jurnalistik;

3. Tergambar pola maupun peta media dan jurnalis di daerah dalam memberitakan isu keberagaman;

4. Terkuatkan fungsi watchdog media atau jurnalis dalam menuntut negara melindungi segenap warga di tengah fakta keberagaman;

5. Tumbuhnya kesadaran pentingnya media atau jurnalis menjalankan fungsi edukasi perihal penghargaan terhadap keberagaman berbasis SARA dalam pemberitaannya;

6. Tergeraknya media dan jurnalis dalam memberitakan isu kebebasan beragama dan berekspresi melalui stimulus beasiswa terbatas program story grant;

7. Tepublikasikannya karya-karya jurnalistik yang ramah terhadap keberagaman;

8. Terbangun jaringan jurnalis yang ramah dan menghormati kebinekaan dan prinsip kebebasan beragama.

Pelaksanaan, alur, dan ketentuan kegiatan

  • Bentuk kegiatan yang akan digelar adalah workshop dan story grant.
  • Penyelenggaraan workshop akan dipungkasi dengan proposal coaching sebagai bagian dari story grant.
  • Proses story grant selanjutnya:  liputan dan produksi.
  • Untuk terlibat dalam kegiatan SEJUK ini, berikut adalah ketentuan dan langkah-langkahnya:

Tema Liputan

Story grant bertema kebebasan beragama dan berekspresi melingkupi isu agama atau kepercayaan, etnis, disabilitas, gender, dan seksualitas.

Syarat

  • Jurnalis yang berminat belajar bersama jurnalisme keberagaman serta konsep HAM, kebebasan beragama atau berkeyakinan, dan kebebasan berekspresi.
  • Berdomisili atau bertugas di wilayah Nusa Tenggara Barat.
  • Bersedia mengikuti rangkaian kegiatan mulai dari workshop, proposal coaching, dan menyelesaikan story grant.
  • Melengkapi dokumen pendaftaran berupa proposal liputan, biodata dan kartu pers.
  • Proposal liputan melingkupi: judul, angle, latar persoalan (maksimal 250 kata), pesan liputan (maksimal 100 kata), daftar narasumber kunci.
  • Mengirimkan surat kesediaan media untuk mempublikasikan hasil liputan.

Ketentuan

  • Sebanyak 20 peserta terpilih akan mendapatkan pelatihan jurnalisme keberagaman dan proposal coaching.
  • Sebanyak 10 peserta terpilih akan mendapatkan beasiswa untuk menyelesaikan liputan sebesar masing-masing Rp7.000.000.
  • Waktu liputan hingga penerbitan dilakukan paling lama sebulan sejak coaching dan menerima pendampingan dari mentor secara online.
  • Seluruh peserta yang lolos untuk mengikuti pelatihan harus mengirimkan bukti rapid test antigen dengan hasil negatif (biaya rapid test akan diganti panitia).

Jadwal kegiatan

  • Penutupan pendaftaran: 10 November 2021
  • Peserta workshop terpilih akan diumumkan pada 15 November 2021
  • Workshop: 26-28 November 2021
  • Proposal coaching: 28 November 2021
  • Pengumuman peraih story grant: 2 Desember 2021
  • Liputan dan asistensi: 2 Desember 2021–15 Januari 2022
  • Penyerahan bukti tayang paling lambat: 20 Januari 2022

Pendaftaran

Untuk mendaftar sila ke: bit.ly/WorkshopSEJUKBimaNTB2021

Pengumuman peserta terseleksi akan dipublikasikan di Sejuk.org, IG: @kabarsejuk2008.

Waktu dan tempat

Penyelenggaraan workshop dan proposal coaching (story grant) pada 26-28 November 2021

Lokasi workshop dan proposal coaching (story grant) akan diinformasikan langsung kepada peserta yang lolos mengikuti kegiatan.

Kepesertaan

  • Yang terlibat dalam workshop & story grant adalah jurnalis aktif yang tinggal di wilayah Nusa Tenggara barat (NTB). Jumlah peserta yang tergabung dalam kegiatan ini 20 orang.
  • Panitia menanggung transportasi dan akomodasi peserta Workshop & Story Grant Jurnalisme Keberagaman: Media sebagai Ruang Aman Kelompok Marginal di Nusa Tenggara Barat. Hand sanitizer dan masker untuk peserta disediakan panitia.

Penyelenggara dan pendukung

Penyelenggara Workshop & Story Grant Jurnalisme Keberagaman: Media sebagai Ruang Aman Kelompok Marginal di Nusa Tenggara Barat adalah Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) yang didukung sepenuhnya oleh Netherlands Embassy (Kedutaan Besar Kerajaan Belanda) di Jakarta.

Penutup

Demikian undangan sekaligus kerangka acuan Workshop & Story Grant Jurnalisme Keberagaman: Media sebagai Ruang Aman Kelompok Marginal di Nusa Tenggara Barat. Atas perhatian dan kerja sama Anda sekalian, kami mengucapkan terima kasih.

Informasi kegiatan lebih lanjut hubungi IG: @kabarsejuk, FB: Sejuk atau Twitter @KabarSEJUK.

Jakarta, 23 Oktober 2021

Hormat kami,

Ahmad Junaidi

Direktur SEJUK

Cover: Workshop advokasi media untuk komunitas marginal di NTB (3-4 Juli 2021)

Tags: #Ahmadiyah#Bima#GerejaLombok#JurnalismeKeberagaman#SatuTujuhSatu#StoryGrantSEJUK#Sumbawa#Workshop&StoryGrantSEJUK#WorkshopSEJUK
Previous Post

Menuju Layanan Kesehatan “Aksesibel” dan Setara untuk Disabilitas

Next Post

Mengembangkan Ruang Aman Keberagaman di Media: Undangan Workshop & Story Grant untuk Jurnalis Kalimantan Timur

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

30/05/2025
Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

24/05/2025
pelatihan komunitas Pekanbaru Riau Sumbar

‘No Viral, No Justice’ Tak Selalu Adil bagi Komunitas Rentan

21/01/2025
Komunitas Kreatif Dukung Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Komunitas Kreatif Dukung Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

19/11/2024
Next Post
Mengembangkan Ruang Aman Keberagaman di Media: Undangan Workshop & Story Grant untuk Jurnalis Kalimantan Timur

Mengembangkan Ruang Aman Keberagaman di Media: Undangan Workshop & Story Grant untuk Jurnalis Kalimantan Timur

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In