Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Agenda

Training & Story Grant untuk Mahasiswa Kalimantan Timur: Menciptakan Ruang Aman Keberagaman di Media

by Redaksi
24/12/2021
in Agenda, Pers Kampus
Reading Time: 5min read
Training & Story Grant untuk Mahasiswa Kalimantan Timur: Menciptakan Ruang Aman Keberagaman di Media
Share on FacebookShare on Twitter

Bagaimana orang muda di Kalimantan Timur (Kaltim) menyikapi diskriminasi dan kekerasan terhadap kelompok marjinalyang ada di sekitar? Apa yang bisa orang muda dorong bersama-sama di era revolusi industri 4.0 agar media, baik mainstream maupun media sosial, lebih ramah terhadap komunitas-komunitas rentan?

Sebagai provinsi yang telah ditetapkan menjadi ibu kota baru negara ini, Kalimantan Timur tahun lalu sempat disorot sebagai wilayah dengan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak tertinggi di seluruh Kalimantan. Pendataan aplikasi Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Kasus Kekerasan (2020) rintisan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mencatat, para pelaku kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kaltim didominasi lingkungan terdekat korban, yakni lingkaran keluarga.

Di wilayah yang dikenal dengan sebutan Benua Etam ini publik Indonesia pernah dikejutkan dengan aksi terorisme. Empat anak menjadi korban luka bakar bom di gereja Oikumene Samarinda pada 13 November 2016. Luka serius berakibat salah satu dari mereka meninggal dunia esok harinya.

Lantaran gereja-gereja di Kaltim kerap sulit mendapat izin mendirikan rumah ibadah, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Kaltim mengadukan hal ini kepada Kantor Staf Presiden (KSP) padaJuni 2021lalu yang diterima oleh Deputi IV KSP Ali Mochtar Ngabalin. Tak bisa dipungkiri, diskriminasi dan intoleransi menimpa warga nonmuslim di provinsi yang menurut Sensus Penduduk 2020 dihuni oleh 87,39% warga beragama Islam, 7,53% Kristen, 4,41% Katolik, 0,43 Buddha, 0,22 Hindu, dan 0,02 % Konghucu dan lainnya.

2018 lalu pemerintah daerah tingkat provinsi dan kota di Kaltim juga sempat sibuk menerbitkan aturan diskriminatif yang melarang LGBT. Mengikuti isu yang sempat “heboh” di Garut, Jawa Barat, tentang keberadaan grup Facebook gay, Balikpapan pun latah “memerangi” realitas ragam gender dan seksualitas yang sejatinya di bumi nusantara sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Jauh sebelum Indonesia merdeka keberadaan minoritas gender dan seksual sudah diakui, bahkan menyatu dalam budaya, seperti pada konteks Bugis di Sulawesi Selatan, keberadaan Bisu sangat dimuliakan.

Celakanya, pemberitaan isu-isu keberagaman gender dan seksualitas di Kaltim banyak yang turut menebalkan stigma dan merendahkan martabat warga minoritas gender dan seksual. Begitupun pemberitaan tentang perkosaan, tidak sedikit media yang menggunakan judul dan diksi-diksi bombastis, mengobyektivikasi korban, sehingga dapat memperdalam traumanya.

Riset Remotivi teranyar mengonfirmasi penelitian Universitas Tarumanagara (UNTAR) dan Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) yang didukung Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun 2018 dan 2019 tentang kecenderungan pemberitaan media daring dalam isu keberagaman. Media cenderung menjadikan kelompok minoritas sebagai objek pemberitaan yang mengedepankan sensasi.

Dalam analisis konten pemberitaan yang dilakukan Remotivi kerja sama dengan Intrernational Media Support (IMS) terhadap media daring dan televisi (Komunitas Agama Marginal dalam Media di Indonesia: Sebuah Kajian Awal, 2021) maupun riset UNTAR-SEJUK-Kemenristekdikti sama-sama menyimpulkan bahwa liputan isu keberagaman tidak banyak mewakili suara-suara kelompok rentan. Media lebih memberi tempat bagi narasumber elit seperti para pejabat, aparat, dan tokoh agama yang mewakili organisasi-organisasi keagamaan dari kelompok mayoritas.

Padahal, hari-hari ini pengaruh media semakin penting bagi publik. Kelompok marginal semakin terdesak di ruang digital lantaran jagat virtual, terlebih media sosial, bukan medan yang aman bagi mereka.

Terhadap seluruh realitas di atas, Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) bekerja sama dengan USAID dan Internews mengundang orang muda kalangan mahasiswa yang aktif di pers kampus dan media sosial untuk terlibat aktif dalam upaya memperbanyak ruang-ruang yang ramah keberagaman di media, termasuk berkontribusi dalam melawan hoax atau misinformasi dan disinformasi yang banyak menarget identitas kelompok marjinal.

Nama Kegiatan

Untuk memungkinkan ikhtiar toleransi serta tujuan-tujuan kampanye damai di ruang digital di kalangan orang muda sebagaimana disampaikan sebelumnya dapat tercapai, SEJUK berencana menggelar “Training & Story Grant untuk Mahasiswa Kalimantan Timur: Menciptakan Ruang Aman Keberagaman di Media”

Waktu dan Tempat Kegiatan

Samarinda, 4-7 Maret 2022

Tema Kegiatan

Training dan story grant bertema kebebasan beragama dan berekspresi melingkupi isu agama atau kepercayaan, etnis, disabilitas, gender, dan seksualitas.

Persyaratan

Pers Kampus:

– Tercatat sebagai anggota aktif pers kampus wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat, minimal anggota tahun kedua yang dibuktikan dengan surat keterangan redaksi.

– Mengirimkan curriculum vitae.

– Mengirimkan rencana liputan bertema keberagaman beragama berkeyakinan, etnis, masyarakat adat, disabilitas dan keberagaman gender & seksualitas.

Mahasiswa:

– Mahasiswa di Kalimatan Timur dan Kalimantan Barat yang tertarik dan aktif menyuarakan isu-isu keberagaman melalui media sosial.

– Menyertakan kartu mahasiswa dan curriculum vitae.

– Mengirimkan rencana pembuatan konten media sosial bertema keberagaman beragama berkeyakinan, etnis, masyarakat adat, disabilitas dan keberagaman gender & seksualitas. Konten media sosial dapat berupa tulisan, esai foto, video, audio, audiovisual, dan grafis.

Ketentuan

Bagi kalangan muda yang berniat bergabung dalam kegiatan ini, berikut adalah ketentuan-ketentuan yang perlu diperhatikan:

– 20 peserta mahasiswa terpilih (pers kampus dan mahasiswa) akan mengikuti rangkaian training keberagaman dan sesi coaching proposal/konten media sosial.

– Peserta perempuan dan bagian kelompok marjinal sangat didorong untuk terlibat.

– Sebanyak 10 peserta terpilih akan mendapatkan beasiswa menyelesaikan liputan dan konten media sosial sebesar masing-masing Rp3.000.000.

– Seluruh peserta yang lolos mengikuti pelatihan harus mengirimkan bukti rapid test antigen dengan hasil negatif (biaya diganti panitia).

– Selama proses dan jadwal liputan juga pembuatan konten media sosial, peserta akan menerima pendampingan secara online dari para mentor dan harus diterbitkan paling lama dua bulan selepas pelaksanaan training.

– Pendaftaran ditutup 13 Februari 2022.

– Peserta terpilih akan diumumkan pada 18 Februari 2022

Pendaftaran

Untuk dapat mengikuti kegiatan ini sila daftar ke: bit.ly/TrainingMahasiswaKaltim2022

Penutup

Demikian undangan sekaligus kerangka acuan Training & Story Grant untuk Mahasiswa Kalimantan Timur: Menciptakan Ruang Aman Keberagaman di Media. Atas perhatian dan kerja sama Anda sekalian, kami mengucapkan terima kasih.

Narahubung

Untuk memperoleh informasi lebih lanjut kegiatan ini sila hubungi 082276480187 (WA) atau email kabarsejuk!gmail.com

***Note: Seluruh rangkaian kegiatan training dilaksanakan sesuai protokol kesehatan yang berlaku.

Informasi kegiatan lebih lanjut dapat dilihat di IG: @kabarsejuk, FB: Sejuk atau Twitter @KabarSEJUK.

Tags: #WorkshopPersKampus#WorkshopPersMahasiswaJurnalisme KeberagamanMahasiswaPers Mahasiswa
Previous Post

Keberagaman, Penerimaan, dan Keadilan Sosial

Next Post

LGBT Indonesia tidak Memperjuangkan Pernikahan Sejenis

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

30/05/2025
Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

24/05/2025
pelatihan komunitas Pekanbaru Riau Sumbar

‘No Viral, No Justice’ Tak Selalu Adil bagi Komunitas Rentan

21/01/2025
Komunitas Kreatif Dukung Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Komunitas Kreatif Dukung Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

19/11/2024
Next Post
LGBT Indonesia tidak Memperjuangkan Pernikahan Sejenis

LGBT Indonesia tidak Memperjuangkan Pernikahan Sejenis

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In