Oleh Tim Sejuk
Berita tentang kasus-kasus intoleransi cukup banyak dilaporkan media online sepanjang Januari ini. Namun sebagian disajikan dengan tidak memenuhi kaidah jurnalistik, tidak cover both sides, dan menghakimi korban. Sementara pada peristiwa-peristiwa tertentu liputan media cukup berimbang dan netral.
Kasus-kasus intoleransi yang banyak mendapat perhatian publik, misalnya penyerangan terhadap kelompok Ahmadiyah, tindakan yang dilakukan oleh FPI terhadap pertemuan yang diselenggarakan Setara Institute, mendapat perhatian publik dan peliputan media online. Beberapa media tampak menyalahkan korban atas peristiwa kekerasan yang terjadi.
Dalam berita Pemblokiran Akses Jalan menuju komplek perumahan warga Ahmadiyah di Cisalada Bogor, misalnya, Okezone.com menulis pemblokiran terjadi karena warga Ahmadiyah tidak mau menghadiri sidang dengan terdakwa yang menyerang dan merusak masjid dan rumah kelompok Ahmadiyah. Pemblokiran terjadi juga karena kelompok masih menyebarkan ajarannya. Dalam berita ini Okezone.com hanya mengutip wakil dari kelompok yang menutup akses jalan dan tidak ada konfirmasi atau wawancara dari kelompok Ahmadiyah. Dalam berita yang sama, Vivanews.com juga hanya mengutip statement dari pihak warga yang menutup akses jalan.
Keberpihakan terhadap korban tidak ditunjukkan kedua media online diatas. Bahkan kedua media tampak menyalahkan korban dengan menggunakan pilihan kata dalam liputannya. Okezone misalnya menggunakan