SOROTAN dan outokritik mengemuka dalam diskusi yang digelar Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk) di Kampus Universitas Sumatra Utara, kemarin.
Acara bertema Fundamentalisme di media dan tantangan memberitakan isu keberagaman, itu menampilkan pembicara Deputi Direktur Pemberitaan Media Indonesia Usman Kansong, akademisi dari IAIN Sumatra Utara Akmal Azhari, dan Pemimpin Redaksi Deli TV Syaiful Anwar Lubis.
Usman mengungkapkan, saat ini kebanyakan media sudah kebablasan dalam mengekspresikan suara mereka. Itu bisa dilihat banyaknyapers Islam yang menyuarakan radikalisme, fundamentalisme, konservatisme, dan mistisisme.
“Konservatisme agama yang ditularkan melalui pers sesungguhnya membahayakan kehidupan sosial, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, konservatisme semacam itu harus dilawan,” tandasnya.
Dia menambahkan, konservatisme itu dapat dilawan dengan pemberitaan melalui media massa umum. Apalagi, di masa reformasi ini, sudah semestinya pers umum lebih leluasa memberitakan keberagaman.
Sayangnya, pers umumpun tidak menampilkan ideal keberagaman alias ikut terjangkit konservatisme.
Ia memberikan contoh, masih banyak pers yang memberitakan persoalan agama hanya berdasarkan opini dari suara mayoritas. Misalnya, menyebut Ahmadiyah sesat. “Sesat menurut siapa? Ketika menggunakan kata sesat, pers telah memihak kelompok mayoritas dominan. Memvonis satu aliran sebagai sesat atau tidak sesat merupakan hak prerogatif Tuhan.”
Di sisi lain, Akmal Azhari lebih banyak menyoroti fungsi wartawan. Menurut dia, para kuli tinta bisa dikatakan sebagai nabi. Alasannya ba-nyak tugas wartawan hampir sama dengan tugas nabi, salah satunya menyampaikan kabar berita dan membentuk opini.
“Tapi sayang, masih banyak wartawan yang tidak bisa membedakan opini pribadi dengan opini yang ada di masyarakat,” paparnya.
Syaiful Anwar pun memaparkan kondisi terkini di Sumatra Utara. “Ada media utama, yang memosisikan dirinya berseberangan dengan media lainnya dalam pemberitaan. Namun, itu tidak menimbulkan perpecahan karena warga Sumut memiliki kekerabatan yang baik karena adat istiadat/ (YN/N-2)
Sumber: Media Indonesia, Jumat, 21 Oktober 2011