Rabu, Juli 2, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Kongres Pendidikan Dunia: Konsep Toleransi Harus Ada dalam Kurikulum

by Redaksi
25/09/2013
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Share on FacebookShare on Twitter

Pendidikan bukan hanya untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang cerdas, tetapi juga mampu menghargai perbedaan dalam keberagaman.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika (kanan) memukul gong sebagai tanda dimulainya Kongres Pendidikan Dunia, diamati oleh Dubes RI untuk Argentina Nurmala Kartini Sjahrir (kedua dari kanan). (VOA/Muliarta)
Gubernur Bali Made Mangku Pastika (kanan) memukul gong sebagai tanda dimulainya Kongres Pendidikan Dunia, diamati oleh Dubes RI untuk Argentina Nurmala Kartini Sjahrir (kedua dari kanan). (VOA/Muliarta)

DENPASAR — Duta Besar Indonesia untuk Argentina, Nurmala Kartini Sjahrir mengatakan, sudah saatnya konsep dan nilai-nilai toleransi diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan untuk mewujudkan perdamaian, karena dunia saat ini dihadapkan pada masalah terorisme, perang dan kebencian.

Berbicara di sela-sela Kongres Pendidikan Dunia di Sanur, Bali pada Senin pagi (23/9), Kartini mengatakan pendidikan harus mengedepankan pemahaman akan pentingnya hidup damai dalam keberagaman budaya.

Selain itu, ujarnya, pentingnya nilai-nilai demokrasi juga harus lebih ditanamkan pada siswa didik karena pendidikan bukan hanya untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang cerdas, tetapi juga manusia yang mampu menghargai perbedaan dalam keberagaman.

“Pendidikan haruslah mengarah bukan saja untuk menciptakan manusia-manusia yang pandai tetapi juga manusia-manusia yang sangat menghargai kedamaian. Jadi kita berusaha pendidikan ini nanti haruslah menciptakan manusia-manusia yang punya integritas, punya wawasan yang luas dan harus menghargai kemajemukan,” ujarnya.

Rektor Universitas Udayana Bali, Ketut Suastika mendorong adanya reformasi kurikulum pendidikan agar pendidikan benar-benar mengadopsi nilai-nilai toleransi sehingga peserta didik tidak berpikiran sempit.

“Kurikulumnya juga harus direformasi. Kurikulum itu menyangkut adanya profesionalisme. Profesionalisme itu menyangkut masalah cross culture, bagaimana tentang perbedaan itu diajarkan dalam kurikulum. Mudah-mudahan dengan pendidikan semacam ini orang banyak berubah pikiran tidak berprilaku dalam arti sempit,” ujarnya.

Sementara itu, Presiden Perhimpunan Lembaga-Lembaga Pendidikan Swasta Dunia, Edgardo De Vincenzi mengatakan, motto pendidikan untuk perdamaian sudah saatnya dikembangkan dan dapat dimulai dari sekolah, keluarga dan masyarakat.

“Saat ini, risiko dalam pendidikan meningkat, tidak hanya karena krisis keuangan tetapi juga karena kekerasan, agresi dan pelanggaran hukum. Tidak terhitung tantangan yang harus dihadapi dalam pengembangan pendidikan oleh orang tua, pendidik, dan pemerintah dalam rangka meningkatkan persentase pertumbuhan inklusi sosial,” ujarnya.

Kongres Pendidikan Dunia yang berlangsung selama dua hari mulai Senin diikuti oleh delegasi dari 17 negara, termasuk Amerika Serikat, India, Argentina, Chili, Spanyol dan Indonesia. Beberapa masalah yang dibahas dalam kongres tersebut diantaranya pendidikan dan toleransi, pendidikan dan keberagaman budaya, serta pemberdayaan perempuan dalam pendidikan.

 

Sumber:

http://www.voaindonesia.com/content/kongres-pendidikan-dunia-konsep-toleransi-harus-ada-dalam-kurikulum/1755034.html

Previous Post

Piagam Perdamaian Rakyat: Kerinduan Sampang untuk kembali Berdampingan

Next Post

Undangan Kaum Muda: Interfaith Youth Pilgrimage (IYP) Indonesia

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
Undangan Kaum Muda: Interfaith Youth Pilgrimage (IYP) Indonesia

Undangan Kaum Muda: Interfaith Youth Pilgrimage (IYP) Indonesia

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In